Penulis: Jalmi Salmin Phd.
Tebal Buku: 263 halaman
Penerbit: Pilar Media
Tahun: 2005
Judul asli buku ini adalah “Violence and Democratic Society. New Approach to Human Rights”, yang diterbitkan pada tahun 1995. Meskipun sudah 15 tahun, buku ini masih tetap relevan untuk dapat digunakan sebagai acuan analisis terhadap fenomena Kekerasan yang terjadi di manapun, termasuk di negeri kita saat ini. Sumbangan terbesar dari Jalmi dalam penulisan buku ini adalah konseptualisasi pelanggaran HAM berdasarkan beberapa klasifikasi yang bisa diterapkan pada masyarakat manapun.
Jalmi menyatakan bahwa analisis Barat tentang Kekerasan selalu bersifat Superfisial, Tidak Proporsional, Individualisasi dan Sepihak, sehingga pemberitaan yang dihasilkanpun akan bias atau distortif.. Banyak contoh yang sangat jelas ditulisnya tentang masing-masing sifat cara pandang tersebut.
Cedera, kematian, kerusakan aset bukanlah satu-satunya bentuk akibat kekerasan, seperti yang seringkali dipahami masyarakat awam selama ini, namun gangguan psikologis dan kemiskinan struktural juga termasuk di dalamnya. Untuk itu diperlukan analisis yang Obyektif, Logis dan Empiris. Definisi Kekerasan di sini berdasarkan prinsip bahwa setiap hak asasi manusia, untuk mencukupi kebutuhan dasarnya, harus dilindungi oleh negara yang berkedaulatan. Hal ini berarti Kekerasan tersebut mencakup Kekerasan Aksidental dan Kekerasan Struktural. Definisi ini berkaitan dengan semua kategori kekerasan tanpa memperhitungkan jumlah korban, siapa korbannya, siapa yang bertanggungjawab, apakah individu, kelompok, institusi, negara atau masyarakat secara keseluruhan.
Ada empat jenis Kekerasan yang memenuhi dua kriteria di atas (aksidental dan struktural), yaitu: Kekerasan Langsung (direct violence), Kekerasan Tak Langsung (indirect violence), Kekerasan Represif (repressive violence) dan Kekerasan Alienatif (alienating violence).
Kekerasan Tidak Langsung (mediated violence dan violence by omission) oleh sistem ekonomi kapitalis, yang terkenal dengan sifat rakusnya, seringkali mengakibatkan korban yang lebih besar dan berlangsung lama serta meningkat secara perlahan. Kejahatan lingkungan yang mengakibatkan “greenhouse effect”, penimbunan produk tambang berbahaya ke dalam sungai/laut (kasus Newmont), pencemaran air tanah, “illegal lodging”, termasuk dalam kategori Kekerasan ini (mediated violence). Sedangkan Kemiskinan dan Ketidakadilan sosial adalah contoh yang paling jelas di negara-negara kapitalis, yang masuk dalam kategori Kekerasan karena Pembiaran (violence by ommision). Mahatma Gandhi pernah megatakan “Dunia ini mampu untuk memenuhi semua kebutuhan setiap manusia, tetapi tidak untuk kerakusannya”.
Dalam Kesimpulan, Jamil mengatakan bahwa “tanpa kekerasan, tidak ada nilai tambah (added value) yang dapat diakumulasi dan didapatkan oleh pemilik modal; dan tanpa kekerasan, pranata kapitalisme tidak dapat dilestarikan”. Betulkah demikian? Coba kita analisis perilaku lingkungan terdekat, perusahaan tempat kerja kita. Sepertinya …
Tentang Penulis
Jamil Salmi lahir di Maroko, 1952. Meraih PhD di University of Sussex dan menjadi profesor di Institute of Educational Planning di Rabat.