Program lebaran Keluarga Putri Kediri (KPK) tahun 2012 ini sepertinya jauh lebih terencana. Hampir dua bulan sebelum lebaran, program sudah tersusun, transportasi. darat/udara sudah saling konfirmasi, bahkan ticket dan hotel sudah terbeli, berkat koordinasi TA, DG dan DR.
Kedatangan gerombolan KPK dari luar kota dimulai dari De Wow sklg pada hari Sabtu, 11 Agustus 2012, lalu pd Seninnya adalah OA sklg dengan mas Dhito/mbak Dhila. Rabu siang, pakde Anang muncul dari Banjarmasin, dilanjutkan om Putut pada malam harinya, kemusian pakd Tri sklg dan terakhir om Peter dari Munchen beberapa hari kemudian (nekat tenan ini bule, gak tahu lor-kidul, berani datang sendiri ke Kediri … huebat ..).
Beberapa hal baru, terlihat di rumah Putri, seperti: jendela di sebelah pintu masuk dari carport sudah hilang, digantikan dengan kusen pintu rak kaca untuk souvenir, furnitur baru ada di ruang tamu depan, sedangkan yang lama pindah ke ruang tv. Yang really surprising adalah hadirnya Ford Fiesta putih sporty di carport, punya mas Andre.. uapikkk banget … Hampir ketinggalan, mbak Ika sebagai anggota baru juga hadir.. selamat bergabung mbak ..
Menuju Bali
PO. Setiawan adalah bus baru yang nyaman, sejuk dan full music, mengangkut rombongan Putri menuju Kertosono, 20 Aug 2012 09:15 dari rumah Kediri. Ada 25 orang anggota keluarga yang ikut, kecuali pakde Agus, mbak Winda dan pakde Anung/bude Hani yg berangkat dari Jakarta. Jalan yang ramai karena lebaran, membuat bus baru bisa sampai di stasiun Kertosono pada jam 10:45 . Sangat beruntung, karena KA Sancaka Pagi yang harusnya berangkat 10:44 ternyata terlambat sampai Kertosono.
Gerbong kereta Eksekutif bersih dan nyaman, sesuai harganya Rp. 160.000 Kertosono – Surabaya. Sayang, nasi goreng khas Kereta Api yang kami kangeni sudah habis .. Ohhh … Kereta sampai di stasiun Gubeng Surabaya 12:30. Dilanjutkan dengan taxi menuju bandara Juanda.
GA344 takeoff 15:55 mengangkut kami ke Denpasar, dan landing di bandara Ngurah Rai 16:30wib.
Bus wisata Gede Tour langsung membawa kami ke Jimbaran utk makan malam di Bali cafe, di udara terbuka pantai selatan Bali dengan pandangan laut lepas dan naik-turunnya pesawat di Ngurah Rai yang terlihat kerlap-kerlipnya. Menu seafood beragam dalam satu piring besar per orang, disajikan di atas meja panjang berderet menjorok ke laut. Dua orang penari Bali berlenggak-lenggok di atas panggung mengiringi makan malam dalam suasana akrab, penuh canda. Pakde Anung dan Bude Hani hadir juga.
Acara malam itu diakhiri dengan masuk ke hotel The Breezes, di Seminyak. Bagus dan nyaman hotelnya. Recommended.
Bounty Cruise
Episode paling menyenangkan pagi hari selanjutnya, khususnya untuk para ABG dan ASG (anak sudah gede), adalah bermain air di sekitar pulau Nusa Lembongan. Bounty Cruise besar berlantai tiga mengangkut kami dari pelabuhan Benoa menuju pantai Nusa Lembongan. Berhenti di ponton tengah laut, sebagai pusat permainan air seperti Banana boating, snorkling, diving dll. Permainan yang pada umumnya mendebarkan disaat awal namun berakhir menyenangkan ini sepertinya tidak membuat lelah mereka, apalagi lunch break disediakan di atas ponton.
Village tour
Setelah permainan selesai, dilanjutkan dengan perjalan ke desa Lembongan di pulau Nusa Lembongan, salah satu pulau kecil dari deretan tiga pulau yang terletak di sebelah tenggara pulau Bali, yakni Nusa Penida, Nusa Ceningan dan Nusa Lembongan, untuk melihat Goa Gala dan peternakan Rumput Laut.
Budidaya Rumput-Laut dilakukan sangat sederhana. Pengeringan hanya dilakukan dengan cara menghamparkan rumput-laut diatas terpal berharap kering dari panas sinarmatahari, kemudian di petik secara manual di dalam ‘rumah-rumah’ kecil dan dikemas dalam kantong-kantong plastik kecil untuk dijajakan sepanjang jalan.
Goa Gala, sebuah goa buatan manusia, di bawah permukaan tanah datar berbatu kapur yang cukup unik di Nusa Lembongan ini dibuat oleh Made Byasa seorang diri, selama 15 tahun (1961-1976) dengan manggunakan peralatan yang sangat sederhana pada waktu itu yaitu linggis. Pekerjaan beliau adalah mangku dalang, petani dan juga pertapa. ‘Jalan tikus’ setinggi 1,5 meter di kedalaman 3 meter bawah tanah ini berada dalam area kira2 225 m2 dengan 6 lubang di permukaan tanah.
Made Byasa membangun Goa Gala karena terinspirasi kisah pewayangan Mahabarata, khususnya pada episode “Wana Parwa”, yaitu kehidupan Pandawa yang sedang dalam pelarian dari kejaran pasukan Kurawa sehingga membuat tempat perlindungan khusus yang terbuat dari gala atau aspal. Dalam kisah tersebut, diceritakan bahwa Pandawa dibuang ke hutan selama 12 tahun karena kalah berjudi dengan Kurawa. Sebagai perlindungan dari kemungkinan serangan Kurawa, maka dibangunlah sebuah goa dan dinamakan “Gala-Gala”.
Cruise kembali ke Benoa tepat 16:00, kita semua terlihat lelah dan ngantuk. Pop Mie panas sempat menghantar kita sebelum krok krok krok di atas kapal…
Tari Kecak
Sudah sangat paham bahwa tarian khas Bali adalah Tari Kecak, namu baru saat ini bisa menikmatinya langsung depan panggung, dari awal hingga akhir cerita.
Tari kecak Rama-Sinta yang disajikan selama 1,5 jam sungguh mengagumkan. Iringan music vokal dan gerak seragam para pendukung tari utama terdengar energik dan indah dilihat. Gerak tubuh para penari utama terlihat sangat lentur harmonis dan menerus, bagai gerak gelombang kadang bertumpuk, kadang berurutan antara kaki, pinggul, pinggang, dada, tangan bahkan gerak mata. Sangat menakjubkan.. Berkesan..
Tari Barong
Pertunjukan tari Barong di keesokan paginya, berada di wilayah Barong Celuk. Panggung dari batu berada di depan, kira-kira 25×10 m, di sebelah kanan tempat gamelan dan para perawit yang sedang memainkannya. Tribun tempat penonton cukup luas utk menampung lebih dari 500 orang.
Tari Barong ini bercerita tentang Barong vs Rangde (kebajikan vs kebatilan). Dewa Syiwa memberi kekuatan pd Sahadewa, anak Dewi Kunthi. Kalike (perempuan) utusan Rangde berubah menjadi babi hutan, kemudian berubah lagi menjadi garuda, namun tetap kalah melawan Sahadewa, kemudian berubah menjadi Barong. Pengawal Sahadewa menggunakan keris utk membunuh Rangde.
Ubud
Seperti halnya Tari Kecak dan Tari Barong yang baru pertama kali aku nikmati, Ubud adalah obyek wisata yang memang ingin aku kunjungi. Terletak di tengah pulau Bali, berada di dataran tinggi yang cukup sejuk dan jauh dari kegaduhan, meskipun sudah mulai ramai dengan pertokoan di sepanjang jalan utama. Ada dua team yang melakukan kegiatan berbeda saat di Ubud, yaitu jalan-jalan dan arung jeram.
Ada butik menarik yang sudah diincar para bude, yaitu Uluwatu. Butik ini menjual pakaian wanita dengan warna dominan hitam-putih. Bagus memang …
Sebuah kedai es krim Tosca Gellato yang menyediakan berbagai rasa, di sebelah butik Uluwatu, Ubud sempat kami kunjungi .. uenak.. Khususnya utk rasa kopi.
Sebuah penginapan yang menyediakan spa, resto dan gallery, berkonsep cottege, Padi Prada, kita pilih untuk istirahat Putri, sambil menunggu team ‘arung jeram’ menyelesaikan kegiatannya. Suite room berupa bangunan tunggal berkamar besar di bagian depan dan teras dengan pemandangan sawah di bagian belakang. Suasana damai …
Makanan selama di Bali juga memuaskan, baik seafoodnya, maupun nasi Balinya yang pedas. Tiga hari selalu masuk kamar hotel saat larut malam, karena penuhnya acara. Memuaskan.. Keesokan harinya kami harus saling berpisah, Putri ke Kediri, ada juga yang ke Yogya, Manado dan Jakarta
Kapan lagi jalan-jalan dengan Putri? Saat posting halaman ini, sebagian anggota KPK (Keluarga Putri Kediri) sedang jalan-jalan ke Munchen, Paris, Itali dan Austria bersama Putri. Selalu sehat ya Putri, supaya terus bisa jalan-jalan.
Kata-kata baru yang kami dapat:
– Om swastiasti om : Semoga ada dalam keadaan baik atas karuniaNya
– Om santi santi santi om : Semoga damai atas karuniaNya
– Matur Suksma : Terimakasih
Thank for visiting Bali. Astungkara