Demokratis, idealis, egaliter, altruis dll dll … itulah beberapa kata pujian yang banyak dialamatkan ke Ondos, tapi capai sudah aku membaca istilah-istilah ini … dan lagi, banyak sudah kawan-kawan lain, yang lebih fasih untuk menulis tentang Ondos dari sisi politik, kemahasiswaan, dan sosial … sudah, aku gak akan menulis dari sisi ini untuk mengenang saudaraku, Ondos. Aku akan menulis kenanganku terhadap dia tentang hal yang ringan-ringan saja, dan lagi, aku gak mau terlalu bersedih-sedih mengenangnya. Ondos itu seingatku gak pernah kelihatan sedih, marah berlebihan juga tidak, gembira berlebihan juga tidak … yah relatif datar … tapi ‘ngenyek’ sering juga .. 🙂
Pertama kenal Ondos di tahun 1982 ketika penerimaan mahasiswa baru ITB, kebetulan dia ini satu kelas denganku di T06 pada tahun pertama kuliah (TPB: Tahun Pertama Bersama) dan sering kuliah bareng di geologi. Aku Tambang Eksplorasi dan dia Geologi. Pernah suatu ketika, kita dibuat sibuk karena akan ujian Calculus. Aku belajar di perpustakaan menggunakan buku Calculus kuning tebal, tiba-tiba Ondos datang bawa buku tebal juga. Dengan gaya kaget dia nyeletuk “ Gila, tebal kali buku yg kau baca, belajar apa?”. “Matematik lah, kan mau ujian.. kau juga bawa buku tebal, apa itu?” jawabku. Lalu dia tunjukkan covernya JIUJITSU … beladiri 🙂 … santai kali kawan ini … Kami juga berada dalam satu group saat field trip di Karangsambung. Tentang ini, dia juga cukup usil, karena banyak menulis di atas batu sungai yang kami lewati ‘anang Top 86’ sehingga aku jadi bahan ledekan kawan-kawan lain setiap kali mereka membacanya. Kawan-kawan seangkatan pasti ingat kelakuan usil dia ini. Usil gaya Ondos heheheh …
Selain dalam hal kegiatan kemahasiswaan, ada beberapa periode dimana komunikasi intensif dilakukan dengan Ondos, yaitu :
– periode Kebon Bibit
– periode Tanah Abang
– periode DPR
Periode Kebon Bibit
Pada periode ini, akhir 80an, rumah Bobby di Kebon Bibit jadi tempat nongkrong kawan2 YTI s/d 90an awal. Saat itu aku pernah kerjasama dengan beberapa kawan tambang, geofisika dan Ondos untuk melakukan survey geolistrik air tanah untuk kebutuhan pabrik asbes, di daerah Sukabumi. Aku dan ondos bagian menarik kabel … he he mau juga dia diperintah kawan geofisik.. hasilnya, bagi rata Rp. 200 ribu/org. Ondos kasih nama konsultan PT. Bumi Berbaring … karena hanya untuk satu kali kerja, habis itu berbaring aja … alias tewas itu perusahaan :). Ondos juga pernah dirawat di rumah ini ketika sakit thypus hingga sembuh. Kalau gak salah, Iwan (kakak Aya), yang jadi dokternya. Aku juga sempat membuat Ondos sibuk ketika akan menghadapi sidang S1. Saat itu Ondos sudah lulus dan berada di Jakarta untuk cari kerja. Aku minta dia ke Bandung untuk bantu aku jelasin aspek geologi skripsiku. Berhari-hari kita diskusi tentang ini, bahkan sampai tidurpun Ondos sempat ngelindur dan teriak “sedimennn…” :). Trims masbro Ndos, kau ikut andil membekali masa depanku. Ondos dan kawan2 YTI juga datang di acara wisudaku.
Periode Tanah Abang
Periode ini dimulai tahun 1991 (?), tinggal berempat (ucok, ondos, elfi, aku dan kiban beberapa waktu kemudian) di RSTA Blok 9, lt. 4, No. 2. Kami berempat sudah bekerja semua dan Ondos sudah bekerja di Gramedia sebagai editor. Buku-buku bisnis yang dibawanya mulai memenuhi rumah kecil itu. Saat itu, Ondos senang sekali bicara tentang bisnis dan motivasi. Seven Habits sudah sangat fasih dia, saat itu. Teori-teori perpolitikan tidak banyak dibicarakan disitu, mungkin karena kami kurang cukup serius menanggapinya kali ya .. pembicaraan baru serius bila kawan-kawan ‘seiman’ berkunjung, seperti Didi, Rachman atau Farhan. Hampir setiap sore, Ondos pulang selalu bawa bungkusan minuman es air jeruk dan kelapa muda, untuk diminum bersama. Ini betul-betul minuman yang baru buatku, sehingga tak akan pernah lupa bahwa Ondos yg perkenalkan ini. Sampai rumah, Ondos sibuk jungkirbalik itu kantong plastik minuman sambil ‘ceramah’, sementara kami bertiga bertanya-tanya “kapan minuman ini dibagi???” :). Dia sadar betul bahwa kita sedang menunggu.. nakal juga dia ini … aku meninggalkan Lt. 4 lebih dulu karena menikah dan tinggal dengan anak/istri. Lalu berturut-turut menikah Ucok, Elfi dan terakhir Ondos. Aku turut hadir pernikahan Ondos dengan mbak Maria di gereja Semarang.
Periode DPR
Ini periode saat Ondos menjadi anggota DPR. Tidak banyak kami bertemu, karena aku masih kerja di Papua saat itu, namun kami masih sempat saling kirim sms. Kadang-kadang bila ada berita tentang pdip atau dpr di televisi, aku masih sempat kontak dia, meskipun dia tidak cukup serius menanggapinya. Dia tahu kalau aku juga tida cukup serius bertanya, akhirnya cuma bercanda … kata-kata yang biasa kita ucapkan, kalau ketahuan tidak serius tanya/jawab adalah: “jangan ngenyeklah …” lantas ketawa bersama 🙂 .. aneh dia ini, teman serius banyak, hidup serumah dengan kawan-kawan kurang serius (dalam urusan politik) juga bisa … yang jelas dia senang bersama kawan-kawan yang ‘serius berkawan’ dan saling bisa menjaga integritasnya.. “Itu sudah …”, ungkapan Papua yang sering dia katakan setelah aku lama kerja disana.
Ondos telah pergi selamanya di usia 50 (ttg ini dia sll mengangatkanku bhw kita sama2 50). Tiada gading yang tak retak, gajah mati meninggalkan gading, macan mati meninggalkan belang. Ondos pergi meninggalkan kebaikan, untuk terus kita teladani. Selamat jalan kawan, selamat beristirahat dalam damai.
We all miss him