Selasa, 8 Oktober 2013
GA980 yg membawa jamaah calon haji al-Hidayah Maktour sehrsnya takeoff 11:40, ditunda hingga 13:00 baru berangkat. Pakde Agus, bude Reni, Sita, Bimo, bude Ganik pade Anang, pakde Wow dan bude Rossy ada dalam rombongan ini. Pswt tua 747-400 dgn satu layar besar di depan utk nonton video bersama. Makan cukup lezat. Landing di Jeddah, 18:15wsa.
Dari atas kota Jeddah, terlihat hampir semua bangunan beton berbentuk kotak, tidak terlihat ada bangunan rumah bercungkup dengan atap genting seperti di Indonesia. Di area bandara tampak sedang banyak melakukan pembangunan, dozer, crane dan alat berat lainnya terlihat aktif bergerak untuk pembukaan lahan dan pembangunan gedung.
Dari pesawat, penumpang dibawa ke kantor imigrasi utk berihrom, sambil menunggu proses imigrasi selesai, yang diurus oleh pihak Maktour. Ruang tunggu cukup nyaman. Tersedia sofa berlebih, wall to wall carpet, bersih dan berAC. Para bapak/ibu bisa berganti pakaian siap umroh di sini. Juice, kopi/teh dan air mineral serta kue disediakan Maktour. Di luar gedung, tersedia halaman luas bersih bertenda besar tempat wudhu, kamar mandi dan musholla juga tempat duduk para jemaah dari berbagai negara yang menunggu keberangkatan bus menuju Makkah.
Pada calon haji tampak lelah dan ngantuk karena hingga jam 21:30wsa (1:30wib) msh blm ada tanda-tanda keberangkatan ke Makkah. Sambil menunggu keberangkatan, beberapa jemaah lelaki terlihat sibuk belajar memakai ihrom dengan benar.
Rabu, 9 Oktober 2013
Sekitar jam 1:00 WSA rombongan Al-Hidayah Maktour 40, yang dipimpin oleh Ustadz Darmawan, – asal Lamongan, muda, pandai, ramah dan selalu mendampingi rombongan Maktour 40 selama prosesi Haji hingga pulang ke tanah air -, sampai di hotel InterContinental Makkah, setelah perjalanan 2 jam menggunakan bus yang nyaman dan nasi kotak sebagai bekal serta ihrom tetap menempel di badan. Langsung menyimpan barang dan siap menuaikan Thawaf serta Sa’i. Lanjut dengan sholat subuh di Masjidil Haram.
Kembali ke kamar, telah siap shower air hangat, sarapan di resto hotel dan berakhir dalam selimut. Lelah sekali saat itu, betis dan pinggang terutama. Makkah yang mulai padat, membuat langkah kaki tertahan. Nyenyak tanpa terjaga dalam tidur dengan salonpas menempel di betis dan pinggang. Zzzz…
Di sekeliling masjidil Haram tampak lengan-lengan panjang crane raksasa mengitari masjid. Pembangunan dan penataan kota memang sedang gencar dilakukan di Makkah. Menurut info internet, Makkah Development Plan akan menghabiskan budget sebesar US$ 27 milyar, yang harus selesai dalam 18 bulan sejak dimulai Mei 2013.
Pembongkaran masjidil Haram sedang dilakukan dan lantai dua untuk keperluan thawaf yang sifatnya sementara, sudah bisa dipergunakan. Mulut lorong menuju lantai dua thawaf ini ada persis di depan hotel Grand Zamzam, khusus untuk pengguna kursi roda bila keadaan sedang tidak padat.
Senin, 14 Oktober 2013
Jam 6:00wsa, dengan berihrom, berangkat menuju tenda di Arafah dalam bus bernomor rombongan ’40’. Sepanjang jalan besar sudah terlihat tenda-tenda kecil di kiri-kanan jalan, para jamaah haji yang berjalan kaki, bus-bus besar kecil beriringan lamban. Ramai lancar.
Beberapa tenda besar Maktour bersebelahan dengan tenda jamaah Malaysia. Tenda besar dengan kamar-kamar di dalamnya untuk laki-laki dan perempuan terlihat nyaman. Lorong di tengah sebagai jalan, dari depan ke belakang, dengan kamar-kamar di sebelah kanan-kirinya. Setiap kamar tersedia 20 kasur lipat bersih dengan rak barang memanjang di atas kepala, satu kamar mandi dan wastafel untuk wudhu dan AC besar. Nyaman. Menurut Maktour, musholla tidak sebagus musim haji tahun lalu, 2012, karena sempat roboh diterjang hujan angin beberapa hari sebelumnya dan tidak cukup waktu untuk memperbaiki seperti semula lagi. Gak masalah, masih nyaman juga. Makan siang disediakan di depan tenda, dan sholat Dhuha, Wukuf dan Maghrib dilakukan di musholla.
Sekitar jam 20:00wsa, bus menjemput di depan tenda rombongan untuk kembali ke Makkah melalui Muzdalifah, untuk mengambil batu dan mabit.
Selasa, 15 Oktober 2013
Sekitar jam 1:00 dini hari, rombongan sampai di hotel InterContinental Makkah, dilanjutkan dengan Thawaf dan Sa’i, tetap dengan berihrom. Alhamdulillah, berjalan lancar, selesai sudah semua larangan ihrom, sementara rombongan jamaah lainnya masih belum banyak sampai di Makkah.
Pelataran masjidil Haram terlihat banyak perempuan bercadar hitam menggelar tikar dengan berbagai kue di atasnya dan anak-anak berpakaian bagus penuh tawa. Merayakan lebaran Idul Adha rupanya.
Tepat setelah Dhuhur, rombongan Maktour berangkat ke tenda Mina untuk melakukan lontar jumrah Aqobah dengan pakaian bebas. Kurang lebih satu jam sampai di tenda Mina. Tenda besar tanpa sekat untuk tiga rombongan bus Maktour, 40-41-42. Laki-laki dan perempuan terpisah oleh jalan tanpa sekat. Tersedia masing-masing dua kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan dan gerai makanan, yang selalu menyediakan minuman segar dalam lemari es dan makanan kecil serta buah-buahan. Tersedia kasur lipat empuk berjajar rapi di karpet dan sandal bersih berbungkus plastik.
Setelah sholat maghrib berjamaah dalam tenda, semua jamaah 40, 41 dan 42 berangkat menuju Aqobah dengan tujuh kerikil siap lempar. Berjalan kaki.
Jarak tenda ke jalan-bersusun kira-kira 200 m. Escalator tersedia dalam gedung untuk menuju tiap lantai. Lantai 4, teratas adalah jalan semua jamaah haji tahun ini yang dipergunakan untuk melontar jumroh. Jarak dari escalator menuju Aqobah kurang-lebih 150 m, selanjutnya Wusta dan terakhir…, masing-masing berjarak kira-kira 50 m.
Pemerintah Arab Saudi telah membangun jalan bersusun empat yang sangat lebar (25-30m) menuju tiga ‘tiang’ target fisik lontar jumrah (Aqobah, Wusta, Ula) sebagai simbolisasi musuh umatNya, syaitan. Yang disebut tiang disini sebenarnya adalah bangunan dinding berdimensi kira-kira 15 x 2 m menjulang dari bawah lantai dasar hingga atap lantai 4, berada di tengah jalan susun. Bayangkan sebagai tiang besar ditengah sumur, sehingga batu yang mengenai dinding akan jatuh ke lantai paling bawah dari jalan susun tersebut.
Jamaah haji masih banyak di Makkah, dan belum cukup padat memenuhi Mina, sehingga cukup lega melakukan lontar jumrah Aqobah malam itu.
Tanpa masuk lagi ke tenda, jamaah langsung masuk bus dan kembali ke hotel di Makkah.
Rabu, 16 Oktober 2013
Setelah maghrib, rombongan 40-41-42 berangkat menuju tenda Mina untuk mabit dan lontar jumrah Ula, Wustha dan Aqobah. Jalan raya sudah ramai dengan jamaah yang menuju Mina. 42 kerikil dibagikan oleh Maktour di dalam bus untuk keperluan lontar jumratul. Turun dari bus di Mina langsung jalan kaki menuju Aqobah, Wustha dan Ula dengan 21 kerakal siap di tangan. Jalan paling atas bersusun empat sudah padat dengan jamaah, masing-masing terlihat dipimpin oleh ustadz yang memegang bendera atau papan berlogo rombongannya. Rombongan jamaah Indonesia banyak terlihat. Saat mendekati Aqobah, dengan semangat mereka berlari dan terlihat gemas mereka melempar Aqobah. Wuzzzz… plak.. tangan menampar kepalaku dari belakang setelah batu lepas meluncur ke tiang Aqobah. “Maaf pak”, sambil tersenyum ibu tua memohon maaf. “Alhamdulillah bu, semoga mabrur hajinya”, balasku sambil tersenyum. Pedas di kepala.
Selesai lontar jumrah, rombongan berjalan kaki menuju tenda yang sama, tempat jamaah singgah sehari sebelumnya. Handuk, sandal dan tas kecil berisi perlengkapan mandi tersedia di masing-masing kasur, untuk para jamaah. “Seperti perlengkapan mandi Boeing 747-400”, kata ustadz Faisal.. hahaha…
Kamis, 17 Oktober 2013
Tidur cukup nyenyak dan bangun jam 3:00 pagi untuk mulai ke kamar mandi dan sholat subuh berjamaah. Tersedia masing-masing dua kamar mandi untuk laki-laki dan perempuan dalam tenda Maktour. Di luar tenda, tersedia banyak untuk umum, kamar mandi dan tempat wudhu.
Setelah sholat Subuh berjamaah dalam tenda, dilanjutkan dengan makan pagi. Menu menarik, tersedia dendeng balado dll. Lebih memilih mie instant rasa kari ayam, berlabel tulisan Arab semua tapi logo dan warna sudah sangat terkenal di Indonesia, dalam cangkir plastik, anget dan sudah hapal rasanya.. enak.. pasti anda tahu merknya…
Rombongan berkumpul di luar tenda dan siap bergerak jalan kaki untuk lontar jumroh Aqobah, Wusta dan Ula yang kedua kalinya dengan membawa 21 butir kerakal (lebih besar sedikit daripada kerikil).
Saat itu suasana jalan padat dengan jemaah namun cukup longgar dan nyaman untuk berjalan kaki. Tidak panas karena ada atap beton di atas lantai 4 yang melindungi sengatan matahari, hanya butuh masker karena debu.
Jumat, 18 Oktober 2013
Ulang tahun pakde Agus dan pakde Anang sempat dirayakan dengan makan bersama di cafe Hilton. Sayang, pakde Anung sklg hanya sempat menyambangi sebentar karena harus berangkat ke Jeddah 14:00 untuk pulang ke tanah air.
Hari itu adalah kesempatan terakhir untuk berbelanja oleh-oleh di Makkah karena malam hari kopor yang masuk bagasi pesawat, akan diambil Maktour pada malam hari, kecuali ‘hand carry’ melalui Madina-Jeddah.
Ini juga kesempatan terakhir menikmati ‘chicken mandi’, yang jadi menu pokok sehari-hari keluarga selama di Makkah. ‘chicken mandi’ adalah nama menu paket ayam goreng sejenis KFC dari gerai makanan al-Tazaj, yang berisi nasi gurih berwarna kuning dalam kotak timah sebesar piring cukup untuk berdua, berberas panjang tanpa kuah dengan satu ayam goreng tanpa tepung di tengahnya. Nasi dan ayamnya bisa bertahan lebih dari dua hari tanpa berubah kualitas bentuk maupun rasa, tapi pasti sudah habis dalam dua hari. Sangat direkomendasikan bagi yang berkunjung ke Makkah. Enak sekali.
Sabtu, 19 Oktober 2013
Perjalanan Makkah-Madinah berjarak 410 km, menggunakan bus, yang berangkat pukul 14:30 dari hotel InterContinental, Makkah. Matahari cerah, suhu 34C. Pelataran masjidil Haram mulai berkurang kepadatannya, namun thawaf sekeliling Kabah masih penuh dengan umatNya walaupun lantai dua terlihat lengang, terlihat dari siaran langsung tv hotel.
Jalan lengang berlapis aspal hitam halus berlajur tiga di masing-masing jalur dan pemandangan bukit-bukit batu dan dataran luas kering berpasir kecoklatan mewarnai kiri-kanan jalan sejauh mata memandang. Terik. Pagar kawat rendah yang terlihat ringkih setinggi satu meter membatasi kedua jalur berlawanan arah.
Berbahaya rasanya mengemudi di jalan bebas hambatan yang cukup lengang dengan pemandangan datar membosankan dan terik ini. Mudah mengantuk. Terkadang jalan di depan tampak kecoklatan tak tembus pandang karena tertutup pasir yang dihembus angin. Bus sering terasa goyang karena hembusan angin yang sangat kuat.
Sudah 55 menit perjalanan dari Makkah, masih 356 km lagi sampai Madinah.
Pukul 17:40 bus jalan lagi setelah istirahat di pemberhentian bus al-Tazaj, kira-kira KM200 selama 30 menit. Banyak sampah berserakan dan parkir bus tak beraturan. Kamar kecil antri dan jorok. Restoran ada beberapa, namun umumnya ‘take away’ food. Termasuk gerai Al-Tazaj dengan menu unggulan ‘chicken mandi’ yang penuh antrian, ingin juga ikut antri, tapi sayang tak cukup waktu.
Pukul 17:59 sign board pinggir jalan menunjukkan bahwa masih harus menempuh 171km lagi untuk sampai di Madinah. Perjalanan malam hanya mendapat cahaya dari lampu mobil, tanpa lampu jalan sama sekali.
Pukul 20:00 sampai di hotel Hilton Madinah, berlokasi di sekitar area masjid Nabawi.
Minggu, 20 Oktober 2013
Acara pagi dimulai dengan sholat subuh masing-masing, sarapan dan berangkat ke masjid Nabawi untuk sholat di roudhoh, jalan kaki. Kelompok perempuan berangkat lebih dulu berhubung dalam masjid, laki-laki dan perempuan dipisahkan. Ziarah ke makam Nabi Muhammad dan Abubakar dilakukan lebih dulu dan dianjutkan sholat di Rawdah (Roudhoh), tempat Nabi Muhammad memimpin sholat umatnya. Perlu menunggu beberapa menit untuk dapat giliran sholat di Roudhoh berhubung banyaknya peminat. Askar Arab secara tegas mengatur ini semua sehingga semua jamaah bisa mendapatkan kesempatan.
Selesai sholat subuh, jalanan depan masjid Nabawi banyak dipergunakan untuk berjualan mainan anak-anak, sajadah, gamis.
Pertokoan di sekitar hotel mengingatkan pertokoan ITC di Jakarta, kios-kios kecil dengan lorong panjang, ramai dengan suara pembeli dan penjual. Pakaian muslim perempuan, sajadah, perhiasan, jam tangan, banyak dijual di kios-kios tersebut.
Melihat-lihat toko jam tangan, banyak dijajakan jenis-jenis yang ‘gemerlap’. Anehnya, sang penjual sering mengatakan “this is original”. Loh.. sebaiknya lebih ‘teliti sebelum membeli’.
‘Food market’ terletak di seberang hotel Hilton menjual banyak makanan fastfood, termasuk baso yang dikemas dalam kotak timah. Semua makanan hanya bisa dibawa pulang (take away), tidak tersedia meja makan di resto kecuali di pelataran pasar. Gerobak dorong untuk berjualan pisang, anggur dan buah lainnya juga tampak di pasar ini. Toko kecil di sudut food market, yang berjualan kurma, termasuk yang ramai dikunjungi jamaah haji. Kurma Ajwa atau kurma nabi, yang menurut cerita adalah jenis kurma yang dulu pernah ditanam oleh nabi Muhammad SAW, cukup laris dibeli jamaah. Juga kurma tanpa biji yang dibungkus cokelat dan berisi almond.
Senin, 21 Oktober 2013
Pukul 14:15 berangkat menuju Jeddah.
Setelah 33 menit perjalanan,14:48, papan penunjuk jalan di pinggir jalan tol memberikan info bahwa jarak menuju Jeddah adalah 385 km. Pembukaan selokan dan pipa di sebelah kanan jalan tampak disusun bersambungan siap untuk ditanam. Sering terlihat pembangunan di kanan-kiri jalan.
Lalulintas jauh lebih sepi dibanding dengan perjalanan Makkah-Madinah. Tampak di jalan lurus bebas hambatan ini hanya ada satu bus di depan. Mungkin karena masih banyak jamaah haji yang berziarah di Madinah. Suara angin yang keras dan gerak bus yang seperti terombang-ambing ke arah kanan menunjukkan kekuatan angin yang tinggi menampar bus dari sebelah kiri.
Pukul 17:24, Jeddah masih 126 km dan Makkah 150 km. Matahari tepat dari arah depan bus, silau. 15 menit kemudian bus belok ke kanan di pertigaan yang menuju Jeddah, masih 98 km, sementara jalan lurus menuju Makkah.
Lampu bercahaya terang sepanjang jalan mulai menyala, terlihat seperti garis panjang kuning di tengah tanah datar luas menjelang gelap. Memasuki kota Jeddah, sebagai bagian propinsi Makkah, rasanya lapang dan terang. Tidak banyak orang berlalu-lalang, jalan lebar, gedung-gedung besar berdesain modern dengan halaman luas, bercahaya terang dan neon sign berwarna-warni seperti layaknya kota metropolitan dunia. Banyak terlihat showroom mobil sport mewah.
Pukul 19:00 sampai di hotel Intercontinental, Jeddah. Hotel besar dan kamar besar, yang masing-masing tempat tidurnya (twin) mampu untuk berdua, namun secara keseluruhan, redup cahayanya. Makanan dan buahnya enak sekali.
Di sebelah hotel terdapat toko Gazzaz yang terkenal dengan parfum dan keperluan perempuan lainnya seperti tas, perhiasan, perlengkapan make up, dll. Toko Gazzaz ini juga ada di Makkah, persisnya ada di lantai dasar hotel Hilton, namun tidak sebesar dan senyaman di Jeddah. Bayak dikunjungi jamaah dari Indonesia untuk keperluan oleh-oleh parfum dan pasmina.
Pertokoan modern di jalan Tahliya banyak menjual barang-barang ‘branded’ yang buka mulai jam 10:00 pagi. Merk-merk ternama untuk tas khususnya, seperti Louis Vuitton, Hermes dll. semua tersedia.
Untuk pasar menengah, bisa mengunjungi wilayah Ballad. Barang apapun ada dijual di sini. Kue, pakaian, jam tangan, kamera, semua ada. Bahkan restoran Indonesia ‘Garuda’ yang menjual mie ayam dan baso, lengkap dengan goreng-gorengannya juga ada. Nikmat, rasa asli dan oleh orang-orang Indonesia asli. Cukup untuk mengobati rasa kangen masakan Indonesia. Banyak sekali rombongan jamaah Indonesia yang berseliweran di Ballad ini.
Bude Reni sangat fasih dengan lekuk-liku kota Makkah, Madina dan Jeddah ini, khususnya area tempat jualan oleh-oleh. Istilahnya “lobang semut pun dia tahu” ha ha ha…
22 Oktober 2013
Jam 21:00 mulai berangkat menuju bandara King Abdul Aziz, Jeddah untuk keberangkatan ke tanah air menggunakan GS0983 yang akan takeoff 23 Okt 2013 1:30 dini hari.
Kira-kira 15:00wib GA0983 mendarat di CGK, dan keluar bandara 16:30 setelah paspor dan air zamzam dibagikan oleh Maktour.
Alhamdulillah dan terimakasih kepada Maktour serta Ustadz Darmawan yang telah menghantar dan mengawal kami dalam prosesi haji hingga kembali ke tanah air dengan selamat. Semoga haji kita semua mabrur adanya. Amin
Tinggalkan Balasan