Tanggal 24 Jul 2014 GA… membawa kami berempat, mas adi dg bapak/ibunya dan mbak Dilla, menuju Surabaya tepat jam 6:30 dan satu jam kemudian mendarat di Juanda, Surabaya. Menggunakan toyota Inova yang dikemudikan pak Ivan, kami melanjutkan perjalanan menuju Kediri. Mampir sebentar di Depot Anda untuk membeli rawon dan pepes udang bakal buka puasa bersama nanti di rumah Putri. Kurang-lebih jam 11:30 mobil masuk ke carport rumah Putri di Kediri. Alhamdulillah.
Om Putut sudah ada di Kediri, juga De Bet sekeluarga. Petang harinya, De Wow sekeluarga sampai juga di rumah Putri. Menjelang sahur 27 Juli 1:00 om Peter datang dari Munchen, terlihat lelah.
Tepat hari lebaran pertama 28 Juli 2014 jam 6 pagi, lontong capgomeh dan telor petis sudah terhidang dalam panci besar di atas meja makan, siap disantap, namun masih perlu sedikit bersabar karena harus berangkat menuju masjid Budaya Cipta untuk sholat Ied lebih dahulu. Masjid masih cukup lengang dan kami siap sholat di barisan terdepan. Pulang sholat, kami berkerumun di pinggir meja makan, antri bergilir mengupas lontong dan mengambil sayur rebung pedas, opor ayam, sambal goreng kerecek dan telor petis … hueennaakk tenan. Selalu ditunggu dihari lebaran.
Berangkat 30 Juli 2014 tepat jam 6 pagi, menggunakan bus yang bersih nyaman dan sejuk, PO. Setiawan, menuju stasiun kereta api Nganjuk. Didahului mobil polisi patwal dengan sirine yang seringkali menjerit menarik perhatian supaya diberi jalan nguing nguing …, bus meliuk-liuk bergerak lancar di jalan 2 jalur yang ramai kendaraan. Maklum, lebaran. Tak sampai 1 jam, bus masuk pelataran parkir stasiun Nganjuk. Sepi, loket masih tutup. De Gen njumblak di depan papan jadwal kereta api: “Loh, kok Wilis gak mandeg?”.. Semburat ngadeg De Ren lari ke kantor kepala stasiun untuk konfirmasi kedatangan Argo Wilis. Betul, KA. Argo Wilis memang tidak berhenti di setasiun Nganjuk. Penumpang dari Kediri harus naik dari Jombang atau Madiun. Mobil patwal kembali dihubungi De Ren supaya kembali ke stasiun untuk mengawal bus menuju Madiun. Kembali kami masuk ke dalam bus menuju Madiun. Ngok … bus merambat dalam kota Nganjuk karena lalulintas
padat menuju Madiun. Patwal mngambil inisiatif mencari ‘jalan tikus’ masuk ke perkampungan berharap sukses menembus kemacetan. Sayàng, jalan terlalu kecil untuk dilalui bus sehingga perjalanan menjadi lambat, bahkan sempat menyenggol pagar jembatan dan ranting pohon membuat gaduh menampar atap bus.
Jam 8:30 bus masih berada dalam perkampungan dan belum juga dapat keluar kota Nganjuk. Mengingat jarak ke Madiun yg masih cukup jauh dan waktu yang dirasa tidak cukup untuk mengejar Argo Wilis, yang diperkirakan akan sampai Madiun 9:15, De Gen berusaha lobi pemilik bus via telepon untuk dapat kita pergunakan terus hingga Yogya. Dealed, penumpang merasa lega dan siap istirahat dalam bus menuju Yogya.
Mobil Patwal hanya bisa mengawal hingga Madiun karena untuk wilayah Jawa Tengah harus menggunakan Patwal setempat. Patwal Jawa Tengah bergerak dan
membukakan jalan bus mulai dari Sragen menuju Yogya.Setelah 12,5 jam perjalanan, akhirnya sampai juga kami di hotel Tentrem Yogya pada jam 18:30. Bus yang bagus, nyaman dan suasana riang membuat lelah tak terasa … eh terasa juga sih, tapi senang .. semakin riang karena guyuran amplop utk kita semua dari pakde Anung. Alhamdulillah.
Setelah beberapa tahun seĺalu lebaran di hotel Shantika, sekarang ini untuk pertamakalinya kami tinggal di hotel Tentrem. Kamar Putri 809 adalah suite room dengan dua kamar besar yang nyaman di dalamnya dan menjadi tempat jagongan keluarga besar. Santaiii. Sayang sekali mas Dhito tidak bisa ikut bergabung karena sedang KKN di Lombok. Tamu baru yang turut bergabung dilebaran kali ini adalah Dipi, yang cempluk menggemaskan. Malam itu Dipi ditemani bapaknya namun tidur dengan mbak Dhila. Tidak banyak bicara dan cenderung diam tapi suka bergaya di di depan kamera.
Hari kedua, kami semua menuju peristirahatan Kakung untuk nyekar sebagai acara utama kunjungan ke Yogya. Nisan penuh melati dan mawar kami taburkan, setelah unjuk doa kepada Allah kami mohonkan, untuk kebahagian Kakung di sorga keabadian.
Tidak ada acara khusus yang menarik untuk diceritakan pada lebaran di Yogya kali ini. Acara jalan2 di Ambarukmo Plaza dan makan bakso Bethesda cukup jadi penyembuh kangen kuliner Yogya, selain bubur gudheg komplit dari bude Hani saat sarapan. Bakso Bethesda yang ada di dua tempat (sebelah barat RS. Bethesda dan Plaza Ambarukmo) ini, gak pernah terlewatkan kalau sedang di Yogya. Sangat-sangat perlu dicoba. Huenaakk dan Halal .. sertifikat dari MUI dan Dep. Perdagangan terpasang di gerobak dagangannya.
Setelah menginap dua malam, 1 Agustus 2014 selepas magrib, kami semua menuju stasiun Yogya untuk pulang Kediri menggunakan KA Malioboro tujuan Malang pada jam 20:00. Tidak termasuk pakde Anung sklg yg sudah pulang Jakarta siang itu, om Putut/om Peter yg sudah terbang menuju Labuan Bajo pagi itu juga dan bude Reni sekeluarga yg masih menginap di hotel menemani mbak Sita yg akan kembali ke Melbourne dua hari lagi.
Belum sampai jam 1 pagi, kereta sampai di Kediri dan selesailah perjalanan nyekar Kakung di Yogya pada masa lebaran tahun ini. Alhamdulillah. Semoga kita bisa kumpul lagi bersama Putri dalam keadaan semua sehat, sejahtera dan bahagia dengan peserta yg lebih lengkap di lebaran 2015. Amin
Video Lebaran:
Tinggalkan Balasan