Putri,
Tujuhpuluh lebih usianya
Lamban terlihat gerak raga
mengatur langkah nafas di dada
lembut santun bertutur kata
tanpa lelah, bimbing kami semua
tak lupa terus memanjat doa
‘tuk putra-putri cucu tercinta
…
Bila telah Kakung tiada
Terhentak bangun kami semua
Terbayang jauh di awal usia
Begitu nakal kami ternyata
…
Ah… Sering lupa …
betapa Kakung Putri berdua
Begitu keras menjaga kita
Mengajar, beraskencur, kue, stensil dan bukunya
Adalah bagian perjuangannya
Tambah tirakad setiap harinya
Mengerti sudah kami kiranya
Bahagia semata tujuannya
Untuk semua buah cintanya
… Sungguh mulia …
…
Tak mungkin kami membalasnya
Semua yang sudah dicurahkannya
Bagaikan, menggarami samudra saja layaknya
Namun tetap kami upaya
Untuk terus membahagiakannya
Putri yang mulia
…
Lebaran selalu jadi harapan
Saat berkumpul penuh guyonan
Bila datang saat sungkeman
Terpuruk tunduk diatas pangkuan
Memohon maaf dalam dekapan
Putri selalu, penuh kelapangan
…
Goresan senyum terselip mekar
ceria kerna keluarga besar
putra-putri dan semua cucunya
riang segar tanpa terasa
muncul sinar di sudut mata
Bahagia penuh Putri tercinta
—-
Jakarta, Agustus 2013
Tinggalkan Balasan