“Wherefore my counsel is, that we hold fast ever to the heavenly way and follow after justice and virtue always, considering that the soul is immortal and able to endure every sort of good and every sort of evil”, The Republic.
Majalah Basis No. 1-2 2016
The Republic, Book VIII, oleh Plato
Setelah puluhan tahun tak membacanya, Majalah Basis terbaru mulai di tangan lagi. Satu artikel yang ‘menggairahkan’ langsung jadi perhatian utama, ‘Siklus Kejatuhan Rezim Politik‘, karya Ito Prajna-Nugroho. Tulisan tentang buku The Republic, buku VIII. Berikut ini adalah sedikit kutipan penting dari tulisan tersebut
The Republic adalah karya filsafat yang menguraikan secara sistematis keterkaitan antara tatanan politik dengan tiga hal penting yg menopangnya, yaitu Keadilan (justice), Keutamaan (virtue) dan Gerak Jiwa (soul).
Perubahan rezim politik bergerak bagaikan siklus, dimulai dari rezim filsuf-negarawan yang baik (aristokrasi), kemudian berturut-turut berubah menjadi rezim militeristik (timokrasi), rezim pemburu rente (oligarki), rezim anarkis (demokrasi) dan berujung pada rezim tangan besi (tirani).
Siklus kejatuhan rezim-rezim politik perlu dipahami dlm 3 kerangka utama.
- Sebagai analisis psiko-plitik, yang bertumpu pada kesejajaran antara tatanan politik dan tatanan jiwa. Tegak atau runtuhnya setiap bangunan sosial-politik selalu bertumpu pada kualitas kejiwaan manusia yg menghidupinya.
- Sebagai alat bantu untuk mengontraskan perbedaan dasar antara tatanan yang adil dan yang tidak adil.
- Sebagai analisis forensik thd kecenderungan tatanan, baik jiwa maupun politik, yg cenderung bergerak tak terkontrol melewati batas utk menemui ajalnya sendiri.
Kekuatan yang dimiliki rezim demokrasi, yaitu Kebebasan, Kesetaraan dan Toleransi, juga menjadi kelemahannya, bahkan penyebab kejatuhannya.
Nilai Keutamaan (virtue) merupakan syarat yg harus dimiliki warga dalam rezim demokrasi, supaya dapat membatasi Kebebasan diri demi kebaikan bersama. Menurut skema psiko-politik Plato, sang penulis buku, anarki yang muncul dalam tatanan demokrasi merupakan cerminan anarki di dalam tatanan jiwa. Hasrat kebebasan yang kebablasan. Akhirnya, anarki selalu menjadi awal dari datangnya rezim kediktatoran atau tirani.
Bukan hal mudah bagi saya untuk dapat mengerti dengan cepat isi buku The Republic ini. Tebal bukunya melelahkan dan banyak asesori cerita di dalamnya, sehingga tak pernah selesai membacanya. Sering harus baca berulang untuk mengerti, atau bahkan tetap tidak mengerti :). Untuk itu saya berterimakasih pada penulisnya, Ito Prajna-Nugroho, yang sudah mempermudah pengertian dari bab yang sangat penting, The Republic, Book VIII.
Saya membaca The Republic dari buku digital Play Books, hanya Rp. 13.392 saja.
Tinggalkan Balasan