Film ini berlatarbelakang rejim diktator militeristik Chile awal tahun70an ketika General Augusto Pinochet sukses coup detat presiden terpilih Salvador Allende, dari Partai Sosialis, yang sangat dekat dengan Cuba, secara demokratis berdasar hukum yang ada, karena tidak adanya pemenang mayoritas tunggal dari 3 kandidat yang ada.
Dibuka dengan adegan demonstrasi dukungan terhadap kemenangan presiden Allende pramugari Lufthansa, Lena (Emma Watson) dengan photographer asing Daniel (Daniel Brühl), menjadi tokoh fiktif pencerita kisah nyata ini. Berhasilnya kudeta General Augusto Pinochet, diukuti dengan ‘pembersihan’ terhadap para pendukung rejim sebelumnya menjadi awal terbongkarnya Colony Dignidad, yang merupakan persekutuan sekte agama eksklusif dengan menggunakan kekerasan dan intimidasi.
Daniel ditangkap karena aktifitasnya yang mendukung rejim sebelumnya. Kegigihan Lena dalam mencari lokasi penahanan Daniel membuahkan hasil informasi bahwa Daniel ditahan di Koloni Dignidad. Dengan maksud untuk mengetahui nasib Daniel, Lena mendatrarkan diri secara sukarela untuk menjadi anggota sekte agama tersebut.
Koloni yang menempati area jauh dari kota ini dikelilingi oleh pagar tinggi dengan kawat berduri beraliran listrik yang mematikan untuk mencegah larinya para anggota sekte, bahkan digambarkan dalam film ini juga terdapat kawat jebakan yang terkait dengan alat penembak yang juga mematikan. Seperti layaknya camp konsentrasi di era Hitler, Auschwitz. Perkebunan hijau yang luas dengan bangunan2 ruang pertemuan dan bangsal besar berisikan banyak tempat tidur berjajar bagi para perempuan yang berada dalam lingkungan berpagar tersebut.
Penyiksaan yang dilakukan dengan berbagai peralatan listrik di lorong bawah tanah, kerja paksa dengan ancaman cambuk bagi perempuan di perkebunan yang luas, ritual penyiksaan untuk perempuan oleh anggota pria berseragam celana wool bersuspender secara bersama-sama, kekerasan seksual terhadap anak-anak menjadi gambar-gambar utama dalam film ini. Kelam mencekam.
Ditayangkan bahwa perempuan bertanggung jawab terhadap penananam kentang, jagung, termasuk juga pengupasannya. Setiap anggota perempuan, berpakaian seragam perkebunan Jerman, blouse panjang menutup leher hingga dibawah lutut dan scarf kecil sebagai kerudung, mendapatkan giliran untuk menjaga gudang hasil panen sambil mengupas kentang di dalamnya. Dari dalam gudang inilah proses pelarian kedua tokoh tersebut dimulai, setelah mereka temukan terowongan panjang di bawah gudang, hingga tembus sampai di luar pagar koloni.
Paul Schäfer (Michael Nyqvist), sang pemimpin sekte keagamaan eksklusif Colony Dignidad berkebangsaan Jerman dan lama tinggal di Chile pada masa tuanya. Dia adalah tenaga medis di ketentaraan Hitler pada PD-II. Setelah perang, dia mendirikan kelompok keagamaan dan mendirikan rumah untuk anak-anak petani korban perang. Kemudian pindah ke Chile pada tahun 1961, beserta 70 pengikutnya mendirikan sekte keagamaan Colony Dignidad. Digambarkan sebagai pendeta yang keras, tinggi berkacamata dan sering berbahasa Jerman, serius, temperamental dan manipulatif. Para pengikutnya bahkan sering menganggapnya sebagai tuhan. Akhirnya dia ditangkap di Argentina setelah 8 tahun dalam pelarian.
Berhasilkah Lena dan Daniel keluar dari penjara berkedok agama tersebut? Mudah sekali jawabnya, karena bukan itu pasti maksud penulis cerita, melainkan pesan bahwa penistaan nilai-nilai kemanusiaan adalah ironi sejarah yang sangatlah tak layak lagi ada di dunia ini, apapun kemasannya. Highly recommended.
Info Film:
Produksi: 2015
Sutradara: Florian Gallenberger
Skenario: Florian Gallenberger dan Torsten Wenzel
Catatan:
1. The Colony: Chile’s dark past uncovered
2. Secrets of ex-Nazi’s Chilean fiefdom
3. ‘Colonia’ Movie True Story: History Of Colonia Dignidad Before Emma Watson Film Premieres
Tinggalkan Balasan