
Buku Manuel Castells yang pertama saya baca adalah
Communication Power, merupakan buku pemberian kawan yang telah selesai menjalani kuliah S3 Komunikasi Politik di Unpad, Bandung. Buku yang terbit di tahun 2009 tersebut bisa dianggap sebagai pemikiran Castells tentang bagaimana komunikasi politik gerakan sosial jaringan beroperasi di era digital ini. Berbeda dengan
The Net Delusion, karya Evgeny Morozov, yang lebih cenderung negatif terhadap Internet dalam kaitan perubahan sosial, maka Castells berpendapat sebaliknya.
NETWORKS OF OUTRAGE AND HOPE adalah buku Castells berikutnya 2012 (pemberian sahabat saya, Fadjroel Rachman, nuhun), setelah protes sosial menjamur di berbagai negara dengan peran sosial media yang sangat signifikan untuk tercapainya tujuan gerakan sosial politik. Catatan tentang penyebab gerakan sosial, yang kemudian berkembang menjadi viral yang semakin besar dan bahkan hingga berakhir pada keruntuhan kekuasaan, tercatat rinci dan runtut di dalamnya. Gerakan protes sosial jaringan yang terjadi di Afrika, Arab (Arab spring), Spanyol Amerika Selatan juga Amerika Utara adalah contoh kasus yang dibahas Castells dalam buku ini.
Ada dua bagian besar pembahasan dalam buku ini, yaitu pertama tentang gerakan sosial jaringan di berbagai negara yang telah berhasil mengubah kebijakan, bahkan meruntuhkan penguasa tiran; dan yang kedua adalah opini dan analisis Castells tentang keterkaitan antara gerakan sosial dengan perubahan politik berdasar gerakan sosial jaringan.
Dalam Kata Pengantarnya, Castells beranggapan bahwa dirinya berhasil membuat hipotesa-hipotesa keterkaitan antara gerakan sosial jaringan dengan perubahan politik; juga, menawarkan konsepsi tentang perbedaan fundamental antara gerakan sosial jaringan dengan gerakan populis, di tengah berbagai perbedaan ideologi yang ada, yang dipicu krisis legitimasi politik dalam situasi krisis dan perubahan berbagai aspek di tingkat global.
Pendahuluan
‘Kegelapan’ adalah istilah pesimisme Castells untuk menggambarkan kondisi sosial global saat ini yang sedang mengalami tekanan ekonomi, korupsi, ketidakadilan, keterasingan, kesewenang-wenangan, dan ketakberdayaan manusia, yang memicu merosotnya ‘trust‘, sebagai modal dan perekat sosial, hingga menyebabkan kontrak sosial semakin longgar dan berujung pada sikap masyarakat yang bergerak ke arah kepentingan individual untuk melindungi dirinya sendiri, bertahan hidup. Kondisi seperti inilah yang menyebabkan media sosial berbasis Internet menjadi eksis sebagai ruang bersama yang leluasa untuk berkeluhkesah dan berfungsi untuk ‘connecting the dots‘, bukan hanya ‘point to point‘ bahkan ‘many to many‘ dengan otonomi yang dibatasi oleh kemampuan teknologi, dan di luar batas jangkauan regulasi pemerintahan.
Dalam ruang publik internet yang demikian bebas, masyarakat bisa terhubung untuk saling berbagi duka dan harapan hingga terbentuklah jaringan sosial yang tak lagi memperdulikan latarbelakang masing-masing, hanya dilandasi tujuan yang sama yaitu kehidupan universal yang lebih baik. Bila di dunia maya jaringan itu terbentuk, maka pada akhirnya ruang publik di dunia nyata menjadi tempat berkumpul sebagai awal runtuhnya ketakutan dan sekaligusnya munculnya keberanian untuk berbagi, diskusi dan bersikap terhadap pelanggaran demokrasi yang dilakukan para pejabat publik, secara bersama-sama dalam ruang-ruang publik di dunia nyata.
Dalam buku ini, Castell bermaksud untuk menawarkan pemikiran, berdasar pengamatan dan analisisnya, tentang gerakan sosial jaringan. Analisis ini juga didasarkan pada teori kekuasaan, dalam bukunya Communication Power (2009), yang menjadi latarbelakang pengetahuan untuk memahami gerakan-gerakan sosial yang disampaikan pada bab-bab awal di buku ini, yang berangkat dari premis bahwa relasi-relasi kekuasaan ini sangat menentukan di masyarakat karena telah membangun institusi-institusi berdasar nilai-nilai dan kepentingan mereka.
Teori komunikasi Castell mengatakan bahwa manusia membangun makna melalui interaksi dengan lingkungan alaminya dan lingkungan sosialnya. Jaringan-jaringan ini bekerja karena aksi komunikasi, yang sebetulnya adalah proses berbagi makna melalui pertukaran informasi. Dalam kerangka yang lebih luas, kunci utama pembentukan makna sosial adalah proses komunikasi yang tersosialisasikan, yang berada di ranah publik, di luar komunikasi interpersonal.
Nah, transformasi teknologi komunikasi yang sedang berlangsung di era digital ini semakin luas jangkauan komunikasinya hingga ke semua domain kehidupan sosial dalam sebuah jaringan, yang terjadi sekaligus dalam waktu yang sama, baik global maupun lokal, umum atau khusus, dengan pola yang terus berubah. Ada suatu ciri umum dalam setiap proses konstruksi pembangunan makna, yaitu adanya ketergantungan yang tinggi terhadap pesan dan kerangka yang dibuat, diformat dan disebarkan dalam jaringan komunikasi multimedia.
Meskipun setiap individu membangun makna dan istilah sendiri yang unik dalam menafsirkan bahan yang dikomunikasikan, proses ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan komunikasi. Dengan demikian, transformasi lingkungan komunikasi akan mempengaruhi konstruksi makna, dan disitulah terjadi relasi kekuasaan.
Konsep mass self-communication, yang sebelumnya muncul di Communication Power (2009) kembali diingatkan Castell dalam buku ini, merupakan hasil perubahan mendasar dalam ranah komunikasi, dimana internet dan jaringan nirkabel menjadi pijakan dalam era komunikasi digital. Disebut mass communication karena mengolah pesan dan menyebarkannya secara many to many, dan potensial semakin membesar jumlah penerimanya, juga semakin meluas jangkauan jaringannya seolah tak berujung hingga seluruh dunia. Disebut self- communication, karena penulisan pesan dan pemilihan penerimanya ditentukan secara otonom, bahkan pengambilan pesan dari jaringan komunikasipun juga bisa dipilih secara bebas sesuai keinginan anggota jaringan. Mass self-communication ini didasarkan pada komunikasi interaktif dari jaringan horizontal, yang secars umum sulit dikontrol olh pemerintah atau korporasi.
Dukungan teknologi untuk keperluan Mass self-communication banyak tersedia sehingga otonomi aktor sosial, baik secara induvidual ataupun kolektif bisa tetap aman. Akibat lebih lanjut adalah munculnya kekhawatiran pemerintah terhadap internet, karena sulitnya melakukan pengawasan, sebaliknya justru menjadi peluang bisnis bagi para internet provider dengan cara menjual akses internet untuk para penggunanya berbasis jumlah byte yang bisa diunggah/diunduh atau berbasis waktu penggunaan internet, dll.
Berbagai jaringan kekuatan yang berbeda-beda domain juga akan saling berhubungan dan membentuk jaringan kekuatan baru. Global financial networks dan global multimedia networks sangatlah berkaitan hingga membentuk meta-network dan merupakan kekuatan yang sangat menentukan, meskipun kekuatan inipun masih bergantung pada jaringan-jaringan lainnya, seperti jaringan politik, jaringan budaya, jaringan militer, jaringan kriminal global, dan jaringan global yang menentukan produksi dan penerapan ilmu pengetahuan, teknologi dan manajemen pengetahuan. Jaringan-jaringan ini tidak bergabung menjadi satu jaringan permanen, melainkan bekerjasama dalam kemitraan strategis dengan membentuk jaringan ad-hoc untuk kepentingan tertentu. Mereka berbagi kepentingan yang sama, yaitu untuk mengkontrol pembangunan aturan-aturan dan norma-norma masyarakat melalui sistem politik dengan mempertimbangkan kepentingan-kepentingan dan nilai-nilai mereka. Inilah sebabnya mengapa jaringan kekuatan yang dibangun di sekitar pemerintahan dan sistem politik memainkan peran utama dalam semua jaringan kekuatan.
Bagaimanakah cara jaringan-jaringan kekuatan saling terhubung, sambil tetap menjaga lingkup aksi mereka? Castells berpendapat bahwa mereka melakukannya dengan mekanisme penyusunan kekuatan dalam masyarakat jaringan, yaitu ‘switching power‘. Ini merupakan kemampuan untuk menghubungkan dua atau jaringan yang berbeda dalam proses pembentukan kekuatan masing-masing di wilayahnya masing-masing. Jadi, siapa sebetulnya pemegang kekuasaan dalam masyarakat jaringan? Para ‘programmer‘lah yang punya kapasitas untuk memprogram masing-masing jaringan utama, seperti pemerintah, parlemen, militer, media, instansi keuangan, teknologi, dll. dan switcher yang mengoperasikan berbagai relasi antar jaringan yang berbeda.
Sejarah menunjukkan bahwa gerakan sosial adalah pengunggah nilai-nilai dan cita-cita baru, dimana institusi-institusi bertransformasi berdasar nilai-nilai keutamaan dengan membangun norma-norma baru untuk kehidupan sosial yang lebih baik. Gerakan-gerakan sosial terus memperbaiki diri untuk berhadapan dengan kekuasaan hingga mampu menguasai komunikasi sosial jaringan internet nirkabel secara otonom, bebas dari kekuasaan institusi resmi pemerintah atau korporasi.
—
Hal penting yang perlu mendapat perhatian khusus adalah adanya wilayah publik baru, yaitu wilayah jaringan antara wiayah digital dengan wilayah urban, yang merupakan wilayah komunikasi otonom. Otonomi komunikasi adalah esensi gerakan sosial, dengan tujuan inilah gerakan sosial dibentuk sehingga kegiatan gerakan bisa menjangkau masyarakat lebih dalam, yang jauh dari jangkauan pemangku kekuasaan melalui kekuatan komunikasi.
Pada tataran individu, gerakan sosial merupakan gerakan emosi. Pemberontakan tidak dimulai dengan program atau strategi politik. Mungkin saja akan muncul pada akhirnya, setelah adanya kepemimpinan, baik dari salam ataupun dari luar gerakan, untuk mengarahkan pada agenda-agenda politik, ideologi atau bahkan agenda personal yang bisa jadi berhubungan atau tidak berhubungan dengan cita-cita atau motivasi awal pergerakan. Yang jelas, agenda besarnya adalah transformasi dari dari gerakan emosi ke aksi yang lebih tertata dan terencana. Namun demikian, untuk bisa menjadi gerakan sosial, aktifasi emosi individu-individu mesti terkoneksi dengan individu-individu lainnya. Hal in membutuhkan proses komunikasi yang mensyaratkan adanya dua hal:
- ke-saling paham-an permasalahan antara pengirim dan penerima pesan
- jalur komunikasi yang efektif
Sejarah menunjukkan bahwa gerakan sosial selama ini didasarkan pada adanya mekanisme komunikasi khusus, seperti rumor, pamflet, manifesto, yang tersebar melalui media massa atau dari ‘mulut ke mulut’ atau oleh media komunikasi apapun yang tersedia. Saat ini, jaringan digital komunikasi horizontal merupakan sarana tercepat, paling otonom, interaktif, dan bebas sesuai kemauan personal. Karakter proses komunikasi antara individu yang terhubung dalam gerakan sosial akan menentukan karakter organisasi gerakan sosial itu sendiri. Semakin interaktif dan dengan konfigurasi yang bebas, maka semakin longgar juga hirarki organisai dan semakin banyak partisipasi dalam gerakan. Itulah sebabnya, gerakan sosial jaringan pada era digital menjadi represantasi spesies gerakan sosial baru.
—
Gerakan Sosial Jaringan sebaga Sebuah Kecenderungan

Bila
Arab spring disebabkan oleh kekuasaan diktator yang akut; kekacauan politik di Eropa dan AS yang disebabkan krisis finansial; lalu mengapa Brazil, Turki dan Chili yang relatif aman dari krisis demokrasi dan finansial juga mengalami krisis politik? Jelas disini bahwa othoritarian, kemiskinan dan krisis finansial bukanlah syarat utama munculnya gerakan sosial di beberapa negara lain.
—
Ada dua faktor penyebab lain yang turut menyebabkan munculnya gerakan sosial masif, yaitu:
-
Krisis fundamental legitimasi sistem politik (korupsi, interaksi, dll.)
-
Otonomi komunikasi berbasis internet atau nirkabel
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan (menjadi presiden 2014), pernah menyatakan bahwa “Twitter is the enemy of the people”.
—
Castells meyakini bahwa dalam kondisi sosial yang represif, para individu pengguna media sosial yang saling terkoneksi dan tersebar di seluruh penjuru jaringan nirkabel akan mulai terbangun rasa pemberontakan, yang dalam beberapa kultur masyarakat, akan memberikan bentuk respon politik atau gerakan sosial yang berbeda. Dengan kata lain, bibit gerakan sosial akan semakin dewasa dalam lingkugan komunikasi yang otonom, walaupun revolusi sosial tidak mesti terjadi dalam setiap masyarakat. Sejarah menunjukkan bahwa gerakan-gerakan sosial telah dan masih akan menjadi agen perubahan sosial, yang biasanya dimulai dari krisis kondisi kesejahteraan yang menyebabkan kehidupan sehari-hari terasa sangat tak berarti. Ketidak percayaan terhadap institusi politik dalam mengatur kepentingan rakyatnya, yaitu kombinasi antara degradasi kondisi kehidupan material dengan krisis legitimasi para pembuat kebijakan publik.
—
Internet Dan Kultur Otonomi
—
Karena manusia hanya bisa menghadapi dominasi melalui: komunikasi dengan lainnya, rasa kebersamaan, membangun usaha-usah alternatif untuk dirinya sendiri dan untuk masyarakat yang lebih luas; maka perlu adanya jaringan komunikasi interaktif, yang dalam skala lebih luas, diperlukan komunikasi horizontal berbasis internet dan jaringan nirkabel sebagai alat penting untuk mobilisasi, organisasi, deliberasi, koordinasi dan pengambilan keputusan.
—
Jadi, aktifitas terpenting dari Internet adalah tempat berjejaring (social networking sites, SNS), an SNS merupakan platform untuk berbagai aktifitas, tidak hanya untuk keperluan pertemanan atau chatting, namun juga marketing, e-commerce, pendidikan, kreatifitas budaya, distribusi media dan hiburan, aplikasi kesehatan, dll. dan tentu juga untuk aktifitas sosial-politik. SNS menjadi wilayah kehidupan yang menghubungkan individu dengan latarbelakang yang bervariasi. Kecenderungan masyarakat di era digital, yang bertransformasi menjadi ‘culture of sharing’.
—
Kunci keberhasilan dari SNS adalah kehadiran (self-presentation) sebagai dirinya sendiri yang terhubung dengan lainnya. Orang membangun jaringan dengan maksud dapat bergabung bersama yang lain seperti yang diinginkannya, termasuk di dalamnya adalah pihak-pihak dalam kriteria pemahaman masalah yang sama atau setidaknya ingin mengetehaui persoalan yang sama. Ini adalah masyarakat jaringan berkepentingan sama. Ini bukan masyarkat yang sepenuhnya virtual, melainkan bisa jadi ini jaringan yang nyata. Dalam era internet, batas antara virtual dan nyata sangatlah tipis. Dalam gerakan sosial jaringan inilah masyarakat berbagi kekesalan, harapan dan perjuangan. Studi juga menunjukkan bahwa penggunaan Internet mampu meningkatkan perasaan aman dan merdeka, juga bernilai positif bagi mereka yang berpendapatan rendah, tersingkirkan, yang umumnya berada di negara sedang berkembang.
—
Keberlanjutan Gerakan Sosial berbasis Internet
—
Alat ukur kesuksesan sebuah gerakan sosial adalah dampak langsung yang dirasakan oleh para pendukungnya dan realisasi transformasi sosial yang diinginkannya. Namun melihat eksistensi gerakan sosial jaringan yang terus bergerak naik-turun atau memudar bahkan berubah dari bentuknya yang sekarang, juga mengingat beberapa aktornya akan bertransformasi menjadi politikus atau menjelma menjadi partai politik, maka terlalu awal untuk mempertanyakan relevansi hasil yang optimal dari gerakan ini, walaupun telah diketahui bahwa rejim telah berganti, banyak institusi mulai diperbaiki dan finansial global yang kapitalistikpun mulai dipertanyakan.
—
Warisan dari sebuah aksi gerakan sosial dapat dilihat dari perubahan kultural yang dihasilkannya. Karena gerakan didasari oleh ketidakpuasan kehidupan personal atau sosial, maka sudah seharusnya ada hasil perubahan pada institusinya. Perubahan pasti terjadi, walaupun sering juga sejarah menunjukkan arah perubahan tidak seperti yang diharapkan sebelumnya. Dengan demikian, harapan dari gerakan sosial jaringan akan terjadinya perubahan masih harus terus diperjuangkan. Demokrasi, dalam bentuk barunya.
—
Gerakan sosial jaringan merupakan bentuk baru gerakan demokratis, yang melakukan rekonstruksi kehidupan publik dalam wilayah otonomi yang dibangun oleh adanya interaksi antara berbagai wilayah lokal dan jaringan-jaringan Internet, merupakan gerakan yang didasari oleh upaya pengambilan keputusan yang berkeadilan dan saling-percaya sebagai dasar hubungan antar manusia. Warisan gerakan sosial jaringan diharapkan akan meningkatkan kemungkinan untuk terus belajar hidup bersama yang lebih baik, dalam kultur demokrasi yang sebenarnya.
—
Kritik
Hampir 75% isi buku ini lebih banyak mengalisis gerakan sosial yang terjadi Timur Tengah, Amerika Latin, Turki dan Eropa Barat, dan sebagai basis teori komunikasi, banyak copy-paste dari buku Communication Power. Cukup membantu pemahaman terhadap konsep gerakan sosial jaringan.
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Tinggalkan Balasan