Catatan ringan kali ini tentang perjalanan jagong manten (menghadiri pesta perkawinan) di Solo. Tentu wisata kuliner jadi tujuan kedua setelahnya. Sudah terngiang-ngiang cerita tentang nikmatnya gudeg Solo bu Harso yang perlu dibuktikan. Glegh …
Sabtu, 4 Jun 2016

Ki-Ka: bu Tutut, bu Dewi, bu Peni, bu Ari, bu Yudith
Sabtu jam 10 pagi GA-222 mendarat mulus di bandara Adisumarmo, Solo, langsung menuju kediaman orang tua pengantin putri, bapak Hari (adik ipar pak Jokowi), tempat akad nikah berlangsung. Terlambat, hampir selesai. Terlihat menpolkam LBP dan pengusaha TW, juga WT meninggalkan lokasi. Sempat menikmati salad solo, sejenis salad berisikan buncis, wortel, selada, daging sapi dan telor dengan kuah manis berwarna coklat yang disajikan dalam piring makan cekung kecil. Segar.
Jadi ingat cara khas menyajikan hidangan pada acara hajatan di kota-kota kecil di Jawa pada masa lalu, bukan dengan cara prasmanan dan standing party seperti lazimnya di kota-kota besar, melainkan dengan cara membagikan hidangan yang sudah disiapkan dalam piring/gelas untuk masing-masing tamu. Tamu duduk manis di kursi-kusi yang diatur rapi berbaris dan makanan dibagikan berantai dari tangan ke tangan mulau dari ujung barisan kursi. Para pekerja catering membawa baki besar berisikan piring berisi makanan sejenis untuk dibagikan ke para tamu secara serentak. Dulu, sebelum tumbuhnya usaha jasa catering, semua juru masak dan para pramusaji dilakukan oleh anggota keluarga, sahabat dan para tetangga terdekat. Urutan hidangan yang biasa disajikan berturut-turut dimulai dengan segelas minuman hangat dan kue kecil, lalu sup sayur (kentang, wartel, buncis dan daging) atau salad solo, kemudian sepiring nasi rames atau lontong capgomeh dan yang terakhir adalah es puter atau puding.

Soto Gading 1, saat pak Jokowi menjamu tamunya beberapa waktu yll.
Setelah bersalaman dengan pengantin dan para orangtuanya, sebagai tanda turut berbahagia, kami pamit undur diri. Langsung menuju Soto Gading 1, Jl. Brigjen Sudiarto No. 75 Gading, Solo. Ini adalah warung soto tempat presiden Jokowi menjamu bu Mega dan pejabat lainnya beberapa waktu yang lalu. Semangkok nasi soto ayam bening dan kecambah di dalamnya dengan ubo rampe (tambahan lauk lainnya yang biasa disajikan dalam beberapa piring) sate brutu kecap, bakwan udang, tahu goreng dan telor rebus terhidang di atas meja serta es jeruk, terasa wuenakk tenann .. Warung yang siap menampung kurang-lebih 80 orang itu dipenuhi para pelanggannya.
Ke hotel Aston, kami istirahat sejenak untuk menyiapkan diri ke acara pesta pernikahan setelah magrib.

Ki-Ka: bu Moerjati S, Ibunda pak Jokowi, bu Dewi, bu Peni, bu Ari WP

Gudeg Bu harso
Setelah melalui antrian yang panjang dan padat untuk bersalaman dengan pengantin dan kedua orang tuanya di atas panggung penuh bunga, kami bercengkerama sejenak dengan beberapa keluarga pengantin dan sahabat sebelum akhirnya undur diri untuk tugas selanjutnya, Gudeg Bu Harso… 😃.
Berada di sebuah bangunan kecil sederhana di
deretan pertokoan jalan dr. Rajiman, Laweyan, warung makan bu Harso melayani para tamunya dengan menu andalan gudeg Solo yang bisa disajikan dengan bubur halus atau lontong sesuai selera tamunya masing-masing. Bu Harso sudah wafat, putrinyalah sekarang yang melanjutkan usahanya. Konon, sudah ada dua tempat di Solo yang menyajikan resep masakan bu Harso ini. Berbeda dengan gudeg Yogya yang berisikan sayur nangka, tahu/tempe bacem,
sambal goreng tahu/tempe, opor ayam dan kerecek; gudeg Solo berisikan sayur nangka, sambal tumpang pedas, soun cabe hijau dan opor ayam. Karena huenaknya, saya dan om Firdaus Ali sempat habisin dua piring. Masih ditempat yang sama, kami mencoba ketan yang ditaburi bubuk kedelai di satu sisi dan dengan taburan kelapa dn gula merah di sisi lainnya yang disajikan diatas daun pisang.. terakhir, kami mencoba Cabuk

Cabuk Rambak -Bu Harso
Rambak, yaitu lontong/ketupat bertabur parutan daging kelapa dan wijen yang terasa gurih dan dimakan dengan kerupuk rambak, yaitu kerupuk yang berbahan dasar karak/nasi. Juga disajikan di atas daun pisang. Gak salah rekomendasinya om Dimas Wahab, memang luezzaattt masakan Bu Harso.
Dari bubur gudeg, kami ber 15 digiring mbak Tutut ke warung tenda susu murni SHI Jack, yang menyajikan minuman susu dengan berbagai variannya, seperti coklat, jahe, madu dan telor. Bermacam kue basah terhampar di
atas meja panjang, termasuk juga ‘nasi kucing’.

Susu murni SHI Jack
Semuanya dengan harga lokal yang sangat murah. Terlihat para paspampres dengan jeep mercy nya juga menikmati susu di warung ini, setelah mengawal Presidennya di acara resepsi pernikahan di atas. Masuk hotel dengan perut terasa super penuh. Puas dan tidur nyenyak.
Minggu, 5 Juni 2016
Pagi itu kami berharap bisa nenikmati sarapan pecel, sayangnya tutup. Berbeloklah kami ke soto daging (orang Jawa biasa menyebut daging sapi dengan daging saja) Tri Windu. Cukup sedap, sayangnya ubo rampe sudah habis semua. Batal menikmati sate kambing Bejo yang katanya kegemaran pak Jokowi, kami lanjut nyate kambing pak Min yang tak jauh dari soto Tri Windu, menyajikan sate kambing, sate buntel (daging kambing cincang), gulai rebus/goreng. Sambil mendengarkan penjelasan dari om Dimas W. tentang INCOS (Indonesia Collecting Society) dan HaKI, kami menikmati sate kambing dll.tanpa nasi, karena perut sudah terisi soto. Cukup nikmat dan saya lebih menyukai sate kambingnya yang empuk tanpa lemak.
Selesai nyate, kami meluncur ke toko roti Orion di Jln. Urip Sumoharjo No. 80, yang terkenal dengan roti lapis Mandarin, dan ramai dikunjungi para pemburu oleh-oleh penganan.. Dua dus roti lapis Mandarin Spesial jadi pilihan saya.Kardus pembungkus oleh-oleh yang rapi dan aman juga telah disiapkan oleh toko Orion untuk perjalanan darat maupun udara.
Sambil menunggu boarding GA-227 jam 14:00 menuju Jakarta, mbak Tutut masih juga menawari kami cemilan pisang goreng manis, singkong oven non-kolesterol dan serabi solo. Ampunnn mbak, super kenyang 😃.
Maturnuwun mas BKS, om Dimas dan om Firdaus Ali beserta ibu-ibu, yang sudah mentraktir saya dan istri wisata kuliner ke Solo.
Tinggalkan Balasan