
…
Tulisan ini lebih dimaksudkan sebagai catatan pribadi untuk mengingat dua kasus besar tentang Trump pada Pilpres AS dan Referendum Brexit dalam kaitannya dengan media sosial sebagai alat kampanye dan Cambridge Analytica (CA) sebagai perusahaan Big Data yang mengolah data personal pengguna Facebook untuk kepentingan kedua kampanye pemenangan tersebut. Tiga tokoh utama pengungkap kasus ini adalah Carole Cadwalladr, Christopher Wylie dan Brittany Kaiser.
…
Carole Cadwalladr, seorang jurnalis The Observer (sebelumnya The Daily Telegraph) yg tertarik dengan teknologi untuk kampanye ini menjadi terkenal di dunia pada tahun 2018 ketika mengekspose skandal data Facebook-Cambridge Analytica di The Observer dan The Guardian. Film ini bisa dianggap sebagai resume dari berbagai pendapat yang sebetulnya belum sepenuhnya bisa menjelaskan secara detail persoalan Cambridge Analytica terkait dengan dukungan pemenangan Trump pada Pilpres AS dan kampanye pemenangan Brexit dalam referendum di Inggris. Banyak hal perlu penjelasan dari sumber-sumber lain untuk lebih jelasnya, misalnya: apa yang dilakukan CA terhadap data yang diambilnya, siapa obyek data, apa yang dimaksud 5.000 data poin yang diklaim oleh CA, melalui iklan seperti apa pengambilan datanya, dimana target lokasi; namun terlepas dari itu semua, yang pasti adalah adanya keterkaitan antara CA, Facebook, Trump dan Brexit, sehingga setidaknya film ini bisa menjadi pembuka Kotak Pandora kasus rumit tersebut.
…
CA adalah perusahaan data analisis, yang bekerja sama dengan tim kampanye pemenangan Brexit dan tim pemenangan Trump untuk presiden AS, yang melakukan pengambilan jutaan data profil akun pengguna Facebook dari para pemilih AS, dan digunakan untuk membangun perangkat lunak yang sangat digdaya sehingga mampu memprediksi dan mempengaruhi pemilih untuk menentukan pilihan kandidat presiden dalam kotak suara.
…
Akhirnya munculah whistleblower di harian The Observer tentang bagaimana CA, perusahaan yang dimiliki oleh Robert Mercer dan saat itu dipimpin oleh Steve Banon, penasihat utama Trump, menggunakan informasi personal yang diambil tanpa otorisasi pemilik akun pada awal 2014 untuk membangun sistem yang mampu membuat profil pemilih di AS, ditujukan khusus secara personal pada target pemilih AS melalui iklan politik. Dalam narasinya, Carole menjelaskan bhw CA sdh terlibat dlm kampanye di berbagai belahan dunia, khususnya di negara2 sedang bekembang seperti Irak, Afghanistan, Kenya, Malaysia dll. sebelum diaplikasikan di Inggris dan AS.
…
Christopher Wylie, Computer Programmer di CA dan mhs hukum di Universitas Cambridge, yang juga membantu setup CA, menjadi whisteblower dengan menyatakan secara detail tentang besarnya data yang dikoleksi dari pengguna Facebook, jenis informasi, para politisi yang menggunakan jasa Cambridge Analytica utk mempengaruhi pemilih, dan data komunikasi antara Facebook dengan CA. Kepada The Observer Wylie mangatakan bahwa telah mengambil jutaan data profil akun Facebook dan mengolahnya sehingga mampu dijadikan target pemenangan.
…
Di depan anggota Parlemen Inggris, Wylie mengatakan “You shouldn’t win by cheating. If we allow cheating in our democratic process, what about next time after that?”. Pada kesempatan tsb., Wiley merekomendasikan Britney Kaiser untuk diberi kesempatan menjelaskan ttg CA.
…
Benang merah keterkaitan strategi pemenangan Trump dan CA melalui pengolahan Big Data, tak lepas dari peran Steve Bannon (Penasihat Trump).
…
Steve Bannon editor Breitbart, mengikuti doktrin Breitbart yaitu:
bila bermaksud mengubah masyarakat secara fundamental maka pertama-tama harus memecah masyarakat tsb, kemudian menyusunnya embali sesuai visi yang diinginkan
…
Subyek penting lainnya dalam film dokumenter ini adalah Brittany Kaiser (BK), seorang ahli hukum lulusan Universitas Edinburgh, Skotlandia, saat itu menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis di Cambridge Analytica. Dia berperan sbg Whistle-Blower untuk perusahaan tempat dia bekerja karena dianggapnya telah melakukan praktek bisnis yang tidak beretika, menggunakan data personal dari para pengguna Facebook untuk kepentingan bisnisnya, dalam rangka Pilpres AS dan Brexit.
…
Dalam film ini, Kaiser, di Thailand, mengungkapkan bahwa kampanye Trump dalam Pilpres AS dan kampanye Brexit telah dilakukan dengan cara-cara ilegal. Data personal para Pemilih menjadi sangat penting untuk strategi pemenangan dalam kedua proses Penilihan tersebut. BK juga mengatakan bahwa, “perusahaan terkaya saat ini adalah perusahaan teknologi seperti Google, Facebook, Amazon atau Tesla. Perusahaan-perusahaan tersebut menjadi digdaya karena nilai (value) Data yang dikelolanya sudah melebihi nilai komoditi Minyak. Sekarang, Data menjadi asset yang paling berharga di muka bumi, dan perusahaan ini (CA) telah menjadi sangat berharga karena menguasai dan mengeksploitasi aset banyak orang”.
…
Paul Hilder (writer/political technologist) mewawancarai BK. Nov 2015 dgn Alexander Nix (Presiden Direktur CA) mememui Corey Lewandowski (Trump Campaign Manager). Ide perusahaan adalah melakukan analisis skala besar thd populasi, dan kemudian identifikasi thd hal2 yg bisa menyebabkan pergerakan arah pemilihan dari satu situasi ke situasi yg lain. Ini satu hal menantang mengingat adanya masalah otonomi dan kebebasan individu dalam demokrasi. Menurut BK, mestinya perlu edukasi masyarakat akan adanya beberapa pilihan dan menyerahkan keputusan pada mereka utk bebas memilih apapun/siapapun.
…
BK mjd bagian tim pemenangan Obama 2007, yg mengelola FB Obama. Disini dia menemukan cara menggunakan sosial media sbg alat komunikasi dgn Pemilih. Selanjutnya, BK bekerja di organisasi dunia HAM, hingga bertemu Alexander Nix, yg tertarik mempelajari pengalaman BK bekerja dgn Partai Demokrat. 2014 Nix menawari BK pekerjaan. BK merasa bahwa di AS, masyarakatnya sangat terpolarisasi, sulit memahami satu dengan lainnya, shg sulit utk bekerjasama utk menyelesaikan berbagai persoalan bersama-sama.
…
Bantuan pertanyaan utk Senat AS thd Mark Zuckerberg (MZ):
Brp banyak revenue FB yg diperoleh langsung dari monetisasi data personal para pengguna FB? Menurut Hilder, FB adalah the best platform on which to run experiments. Menurit BK, banyak belanja dipergunakan utk membiayai iklan di FB.
…
Target operasi adalah mereka yg potensial utk berubah, disebut “the persuadables”, kemudian titik2 akun FBnya dipetakan secara spasial shg bisa dipisahkan secara geographic berbasis negara bagian dan diperkecil lagi berdasar wilayah yg lebih kecil (precinct). Lalu tim Kreatif membuat content menggunakan blog, video, website, artikel, iklan, dll yg sesuai dgn karakter the persuadables yg sudah dikelompokkan dan mulai diarahkan utk memilih kandidat presiden tertentu. Seperti layaknya Bumerang, CA menyebarkan data, menganalisanya hingga masuk dalam kelompok OCEAN Personality (Opennes, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism) dan dijdkan target pesan2 kampanye utk mengubah perilaku (behaviour).
…
Dalam artikelnya di Financial Times 9 April 2018, BK menulis bahwa FB harus membayar ganti rugi thd 2 milyar penggunanya, yang telah diambil dan dipergunakan datanya tanpa otorisasi, utk kepentingan bisnis politik.
…
Sesi dengar pendapat MZ dgn Komite Peradilan, Perdagangan dan Transporrasi juga sempat ditampilkan dalam film ini. Disitu MZ menyatakan bhw prioritas utama adl misi sosial connecting people, building community dan bringing the world closer together. Menurutnya CA mengaku telah menghapus data tsb sebilan sblmnya. Ternyata tidak dilakukan. MZ jg menyatakan bhw FB tidak terlibat dalam Project Alamo utk memenangkan Trump. BK dan Hilder tertawa sinis saat melihat siaran langsung dengar pendapat ini melalui televisi.
…
Apakah CA merasa telah membajak demokrasi? Nix menjwb bhw dengan menyedialan jasa utk kepentonhan pemenangan pada salah satu kandidat yg terpilih secara resmi, sbg wakol dari Republikana AS, merasa bukan suatu lesalahan.
…
David Carroll, seorang profesor pengajar Digital Media dan Developing Applictions, New York, yang berjuang melalui sistem hukum Inggris, menuntut dikembalikan semua data personalnya yang telah diambil dan dikelola Cambridge Analytica. Dia juga berharap supaya CA bersikap terbuka, menjelaskan dari mana mendapatkan data personal, bagaimana mengolahnya, dan kepada siapa CA menyebarkan data. Pernyataannya yang menarik adalah “Digital traces of ourselves are being mined into trillion dollar a year”. Kita, pengguna media sosial, sekarang adalah komoditi.
…
Maret 2018, Mark Zuckerberg menyatakan penyesalannya di berbagai media, serta mengakui kesalahannya bahwa selama ini Facebook tidak cukup aman, serta berjanji akan memperbaikinya “That goes for fake news, foreign interference in elections and hate speech… It was my mistake, and I’m sorry. I started Facebook, I run it, and I’m responsible for what happens here.”
…
Menarik sekali film dokumenter ini hingga membuat penasaran untuk tahu lebih rinci dan menelusurinya via Google. Beberapa tautan di bawah ini bisa membantu lebih jauh untuk memahami kasus dan peran masing-masing tokoh di atas:
…
7. New Evidence Emerges of Steve Bannon and Cambridge Analytica’s Role in Brexit