Back to: Black Wave
Iran was ancient Persia; its kings Cyrus and Darius had ruled over the world’s first superpower, centuries before Jesus and Muhammad.
1946
Navvab Safavi (1924-1955) mahasiswa theologi, mendirikan Fedayyeen atau Society of Islam Devotees (SID). Sebuah organisasi fundamentalis Islam Shia.
Safavid conversion of Iran to Shia Islam
1955
Shah mengeksekusi mati Navvab Safavi Kaum Shia dan Sunni menghormatinya sebagai martir. Sejak itu, para pengikut Savafi banyak berlindung ke Ruhollah Khomeini. Navvab Safavi – Ruhollah Khomeini adalah dua sahabat yang punya keyakinan sama tentang adanya pengaruh buruk sekularisme terhadap kaum intelektual dan politisi Iran.
1962
Jalal Al-e Ahmad menulis Gharbzadeghi, biasa diterjemahkan sebagai Westoxication atau Occidentosis. Sebuah fondasi revolusi Iran. Artikel tentang hilangnya jatidiri bangsa Iran karena budaya Barat.
1963
Shah Reza Pahlevi mencanangkan White Revolution. Ini dianggap sebagian masyarakat sebagai westernisasi. Misalnya Hak perempuan menduduki jabatan publik. Ruhollah Khomeini melarikan diri ke Turki dan tinggal di Najaf, Iraq tahun 1965.
Imam Khomeini’s Biography
Ayatollah Kazem Shariatmadari, ulama senior bijak, intervensi keputusan hukuman untuk Khomeini karena melawan White Revolution, sehingga tidak mendapatkan putusan hukuman mati.
Mostafa Chamran adalah anggota Nehzat-e Azadi-e Iran, the Liberation Movement of Iran (LMI), partai oposisi yang turut serta menentang pemerintah Iran di tahun 1963. Para pendirinya adalah Mehdi Bazergan dan ulama liberal Ayatollah Taleghani, yang keduanya religious modernists. Keduanya menolak White Revolution. Bekerjasama dengan LMI adalah Abolhassan Banisadr, putra seorang ayatollah yang lebih memilih politik daripada agama, profesor ekonomi yang berhaluan nasionalis kiri. Tinggal di Paris.
Setelah 1963, kepemimpinan LMI terpaksa harus bergerak di bawah tanah dan luar negeri. Pindah dari Tehran ke Cairo, kemudian Berkeley. Sementara Mostafa Chamran pindah ke Lebanon tahun 1971, untuk membantu Hussein el-Husseini dan Musa al-Sadr dalam memperbaiki tingkat kehidupan Shia Lebanon.
1964
Jalal Al-e Ahmad bersama istri mengunjungi Israel. Jalal menulis Vilayet-e Izrael. Sistem pemerintahan yang dipimpin oleh para ulama, sebuah wilayat Yahudi. Sebuah model untuk sistem pemerintahan Muslim. Di tahun 69an, Jalal adalah intelektual kunci dalam revolusi Iran. Oposisi sekular yang sangat penting didalam oposisi melawan Shah.
Abolhassan Banisadr, Mostafa Chamran, Sadegh Ghotbzadeh, dan Ebrahim Yazdi adalah generasi yang sama, lahir pertengahan 1930 an. Mereka tumbuh dalam periode penuh gejolak di awal 1950-an di Iran, ketika kudeta 1953 yang diprakarsai CIA telah menjatuhkan Mohammad Mossadegh, Perdana Menteri nasionalis Iran yang populer dan telah menyatakan kemerdekaannya dari Shah.
Membaca buku Khomeini tentang Negara Islam, Banisadr merasa kurang nyaman. Dia beranggapan bahwa negara telah melakukan ‘pembelokan’ konsep wilayat al-faqih untuk mendiskreditkan Khomeini.
1969
Jalal Al-e Ahmad wafat. Ali Shariati ideolog visioner adalah penerusnya dan wafat 1977. Konsep Gharbzadeghi diadopsi oleh Khomeini untuk memerangi AS.
1971
Ali Shariati, ideolog revolusi sekaligus pengajar di universitas Mashhad, menggalang massa untuk menentang Shah Iran. Tahun 1973 ditangkap dan dibebaskan 4 tahun kemudian. Seorang nasionalis kiri yang belajar sosiologi di Paris. Satu generasi dengan Chamran. Pindah ke London dan wafat Juni 1977 disana karena serangan jantung.
Paul Sarte pernah menyatakan, “I have no religion, but if I had to pick one it would be Shariati.”
November 1977
Nama Ayattolah Khomeini mulai popular lagi ketika peringatan 40 hari wafatnya Mustofa, putra Khomeini. Cerita konspirasi wafatnya Ali Shariati dan Mustofa disebabkan oleh SAVAK, agen rahasia Iran.
19 Agustus 1978
Terjadi serangan dan kerusuhan dengan pembakaran di Bioskop Rex di kota Abadan, menewaskan 420 orang. Tanggal yang sama saat jatuhnya Perdana Menteri Mossadegh, 1953. Pendukung fanatik Ayattolah Khomeini telah membakar 29 bioskop dan ratusan bisnis swasta pada bulan-bulan sebelumnya. Aksi massa terus berlanjut.
Terrorists Kill 377 by Burning Theater in Iran
Akhir Agustus 1978
Mohammad Reza Pahlavi menerima peringatan via telepon dari Saddam Husein. Intinya, Ayattolah Khomeini sudah mengganggu, perlu disingkirkan. Mohammad Reza Pahlavi tidak setuju.
8 September 1978, Black Friday
Black Friday, a bloody day which led to the victory of the Islamic revolution
Ribuan demonstran terdiri dari pendukung Khomeini, mahasiswa, pelajar dan kelompok kiri, memenuhi Jaleh Square sambil menyerukan “Marg bar shah, Death to the shah”. Media massa nasional maupun Barat, menyatakan korban jiwa sebanyak 3.000 orang.
Pada saat itu, AS dan Arab Saudi lebih khawatir terhadap kaum kiri dan komunis Soviet, daripada Ayattolah Khomeini. Dari sudut pandang AS, Iran dan Arab Saudi adalah sekutu dalam berhadapan dengan Soviet. Namun ketika kerusuhan semakin membesar, Saudi menyatakan mendukung kekuasaan sah dari Mohammad Reza Pahlavi
1979
Ayattolah Khomeini menerjemahkan dan menerapkan Gharbzadeghi tanpa mengindahkan lagi sumbernya. Jalal Al-e Ahmad dan Ali Shariati sudah wafat.
Hubungan Fedayyeen – Ikhwanul Muslimin terus berlanjut setelah wafatnya Navvab Safavi. Ayattolah Khomeini lebih banyak mengadopsi pemikiran Sayyid Qutb, yang sebenarnya sudah dielaborasi oleh Abul A’la Maududi (25/9/1903-22/9/1979), ideolog fundamentalis Pakistan. Pendiri Jamaat-e Islami.
Ali Khamenei menterjemahkan buku-buku Sayyid Qutb ke dalam bahasa Persi, dan memberinya Kata Pengantar. Di era Revolusi Iran, buku-buku Qutb diajarkan di sekolah-sekolah. Pemerintah Iran sangat menghormati Sayyid Qutb dan memberinya penghargaan dengan mencetaknya dalam perangko Iran.
16 Januari 1979
Iran semakin chaos. Shah Iran bersama istri, Farah Diba, melarikan diri setelah menunjuk Shahpour Bakhtiar sebagai Perdana Menteri. Meninggalkan rumahnya di kawasan istana Niavaran, wilayah utara Tehran, menggunakan dua helikopter menuju bandara Mehrabad.
Pukul 1:24 pm, Boeing 707 terbang meninggalkan bandara dengan Mohammad Reza Pahlavi sebagai penerbang. Menuju bandara militer di Aswan, Mesir. Tahun 1939, shah menikah pertama kali dengan Fawzieh, putri raja Mesir, Fouad I. Raja Shiah menikahi putri Sunni.
1 Februari 1979
Pukul 9.30 pagi, Air France Boeing 747 Flight ID 4271 yang membawa Ayattolah Khomeini, mendarat di bandara Mehrabad, Tehran bersama Ebrahim Yazdi, Mohsen Sazegara dan Sadegh Ghotbzadeh, juga puluhan wartawan, setelah 15 tahun di pengasingan.
Jutaan masyarakat memadati jalan dan diatap-atap rumah menyambut Khomeini di dalam deretan mobil yang melintas di depan mereka.
Berbeda dengan rencana LMI atau Ebrahim Yazdi, kelompok ulama fundamentalis yang dekat dengan Ayattolah Khomeini telah membawanya pergi ke sekolah yang mereka miliki. Abolhassan Banisadr, merasa bahwa tugas para intelektual adalah hanya membawa Khomeini ke Teheran dan menyerahkannya kepada para mollah. Ironis
Ruhollah Khomeini berada tepat di tempat yang dia inginkan, yaitu bersama teman-teman terdekatnya. Dia telah memanipulasi dan menggunakan kelompok kiri sekuler dan modernis Islamis, sebagai kendaraan, dan akan membuangnya bila tak lagi dibutuhkan. Pada waktunya, dia bahkan akan melawan Fedayyeen. Dan fokus utama Khomeini adalah merebut kekuasaan.
Ayatollah Mohammad Beheshti, teman dekat Ruhollah Khomeini yang mempunyai kesamaan visi politik dan theologi, bergerak cepat mengambil alih peran kekuasaan dengan menyatukan semua kekuatan loyalis Ruhollah Khomeini kedalam Partai Republik Islam yang baru. Diantaranya adalah Akbar Hashemi Rafsanjani, yang nantinya menjadi Presiden Iran.
5 Februari 1979
Ruhollah Khomeini menunjuk pemerintahan sipil sementara, dengan Mehdi Bazargan sebagai Perdana Menteri. Tanpa banyak disadari oleh para elit politik, Ayattolah Khomeini telah menjalankan wilayat al-faqih dan menyatakan, “Revolt against God’s government is a revolt against God,” dan “Revolt against God is blasphemy.” Kediktatoran Shah telah digantikan dengan hukum theokrasi. Sayangnya, penulis tidak menyebutkan sumber pernyataan dimaksud.
11 Februari 1979
Militer menyatakan netral. PM Shahpour Bakhtiar mengundurkan diri. Pendukung Mohammad Reza Pahlavi sudah tumbang. Revolusi sukses. Ayatollah Sadeq Khalkhali ditunjuk sebagai Ketua Pengadilan Revolusioner dan segera bertindak.
15 Februari 1979
Generals’ Execution Recalls the Horror of 1979 Iran
Ayatollah Sadeq Khalkhali mengakui telah menghukum mati 4 jendral dan 500 kriminal yang dekat dengan keluarga Shah, dan ratusan pemberontak di wilayah Kurdistan, Gonbad dan Khuzestan.
17 Februari 1979
Yasser Arafat berkunjung ke Tehran utk bertemu Ayattolah Khomeini. Menggunakan pesawat kepresidenan Syria. Mendarat di bandara Mehrabad, Sabtu 18.00. Tamu Pejabat negara asing yang pertama ke Iran setelah Revolusi. Disambut oleh Ebrahim Yazdi, Deputi Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri. Pada saat yang sama, sedang terjadi perundingan Mesir – Israel di Camp David, AS.
Ribuan warga asing mencoba keluar dari Iran melalui bandara Mehrabad. Pesawat-pesawat militer Hercules C130 milik AS mengevakuasi warganya kembali ke negerinya.
PLO Chief, in Iran, Hails Shah’s Fall
Perubahan budaya setelah Revolusi Iran 1979, terjadi sangat keras dan seringkali diiringi dengan keluarnya peraturan resmi dari Pemerintah. Musik di radio dan televisi dilarang. Toko penjual kaset musik dihentikan. Minuman keras dimanapun dilarang. Kolam renang tidak boleh untuk campur laki-laki perempuan. Perempuan harus berkerudung.
24 Februari 1979
Hussein el-Husseini dan Mostafa Chamran menuju Tehran, dari Lebanon. Mostafa Chamran diangkat sebagai Menteri Pertahanan oleh Perdana Menteri Mehdi Bazargan.
March 6, 1979
Ayattolah Khomeini mengeluarkan peraturan resmi bahwa perempuan tanpa cadar, dilarang bekerja di kementerian. Peraturan ini disambut dengan demonstrasi oleh puluhan ribu perempuan dan para lelaki pendukungnya pada hari International Women’s Day, 8 Maret 1979. Keberanian perempuan Iran (tidak di Arab Saudi) ini karena mereka secara resmi di era Sah Iran, mempunyai hak politik, hak bekerja di kantor, hak mengenakan pakaian yang disukai.
Maret 1979
Hasil referendum, nama resmi negara Iran adalah Republik Islam Iran (The Islamic Republic of Iran).
Mohsen Rafighdoost membantu pembentukan The Sepah-e Pasdaran-e Enghelab-e Islami, the Army of the Guardians of the Islamic Revolution. Milisi bersenjata ini digunakan pemerintah untuk menghabisi kelompok-kelompok bersenjata anti-revolusi Iran, milisi non-muslim, marxis dan komunis.
Tragis, Mohsen justru berakhir di penjara dengan siksaan karena berseberangan dengan para ulama. Bebas dan kembali ke AS.
Mei 1979
IM Syria bersama pimpinan sekaligus ideolognya, Sa’id Hawwa, yang diasingkan di Jordan, kembali mengunjungi Ayattolah Khomeini di Tehran. Mengajukan usulan untuk menggulingkan diktator Syria, Hafez al-Assad. Khomeini tidak menanggapinya, karena Syria banyak memberi dukungan kepada Shia Iran. Bahkan Syria adalah negara pertama yang mengucapkan Selamat saat jatuhnya pemerintahan Iran dibawah Shahpour Bakhtiar
Saʽid Ḥawwa dan Ikhwanul Suriah tidak akan pernah melupakan, atau memaafkan, Ayattolah Khomeini dan Iran karena telah meninggalkan mereka. Setelah memuji Ayattolah Khomeini dan revolusinya, Sa’id Hawwa segera mulai mencerca ayatollah sebagai bahaya bagi dunia Muslim Sunni.
14 Juni 1979
Text konstitusi baru, yang disusun oleh Mehdi Bazargan dkk dipublikasikan. Konstitusi tersebut berisikan diantaranya, kekuasaan di tangan rakyat, bukan monarki. Komite pemimpin agama mempunyai veto yang terbatas terhadap hukum. Lelaki dan perempuan diperlakukan sama di depan hukum. Konstitusi tidak mengacu pada wilayat al-faqih.
Konstitusi yang mengacu pada konsep konstitusi revolusi 1906 tersebut sudah disusun Mehdi Bazargan dkk di Perancis sejak Ayattolah Khomeini masih berada disana.
Ketegangan antara Ayattolah Khomeini dengan Ayatollah Taleghani, sebagai ulama besar kedua di Iran, dan Ayatollah Kazem Shariatmadari. Mulai muncul ke permukaan. Putra Taleghani ditangkap. Ayatollah Taleghani wafat di saat tidurnya. Misterius
Ayatollah Kazem Shariatmadari yang menginginkan kembali pada konstitusi 1906, mendirikan partai politik. Namun kalah besar dibanding the Islamic Republican Party (IRP), partai pemerintah yang dipimpin oleh Behesti.
Kelompok sekular, marxist dan komunis masih merajai di jalanan. Mereka bisa mengerahkan ratusan ribu hingga sejuta massa pendukungnya untuk turun ke jalan.
9 September 1979
Taleghani wafat dalam kondisi misterius, setelah mencela masuknya konsep Wilayat dalam konstitusi.
4 November 1979
Pengikut radikal Ayattolah Khomeini menunjukkan eksistensinya dengan cara menyandera 66 warga Kedubes AS di Kedubes AS. Khomeini memberi restunya terhadap tindak penyandaraan tsb.
6 November 1979
Perdana Menteri Mehdi Bazargan, dan Ebrahim Yazdi mengundurkan diri. Setelah perdebatan lama dengan Ayattolah Khomeini terkait visi pemerintahan. Dan puncaknya adalah aksi penyanderaan warga AS.
Januari 1980
Mohammad Montazeri (1944-1981), pernah belajar perang bersama PLO di Lebanon, radikalis internasional, mengirim 200 anak muda ke Lebanon untuk berperang bersama PLO melawan Israel. Sebagai cikal-bakal milisi Hizbullah. Wafat di Tehran 1981, karena pemboman.
3 Desember 1979
Referendum perubahan konstitusi menghasilkan masuknya wilayat al-faqih. Disusun oleh Mohammad Beheshti dkk. Faqih (Ayattolah Khomeini) berkuasa menentukan pimpinan tertinggi militer dan hakim, menurunkan Presiden, diskualifikasi kandidat politisi, menyatakan perang dan damai. Ayattolah Khomeini menjadi Penguasa Tertinggi (Supreme Leader).
Mohammad Kazem Shariatmadari menentang konstitusi terbaru. Membubarkan sendiri partainya. Mendapat hukuman rumah.
Summer 1980
Hukum rajam telah diberlakukan lagi untuk dua orang pelacur dan dua orang homoseksual. Hukum tembak dan hukum cambuk diberlkukan. Tidak ada hukum pancung seperti di Arab Saudi, melainkan hukum gantung. Seperti Arab Saudi, Iran juga mempunyai Polisi Religi, the Gasht-e Ershad.
Januari 1981
Sebanyak 52 orang warga AS dibebaskan dari kedubes AS, Iran, setelah 444 hari disandera kelompok radikal pendukung Khomeini.
Juni 1981
Ayattolah Khomeini mendorong pemakzulan Abolhassan Banisadr. Memaksanya melarikan diri utk menghindari penjara, sebelum akhirnya menyelinap ke luar negeri.
September 1982
Sadegh Ghotbzadeh (24 February 1936 – 15 September 1982) politisi Iran dan kolega dekat Ayattolah Khomeini selama pembuangan di Paris, justru dituduh merencanakan penggulingan Republik Islam dan dieksekusi oleh regu tembak.
1983
Evin Prison di Tehran, yang berkapasitas 300 tahanan, dipergunakan untuk memenjarakan 15.000 tahanan di jaman Ayattolah Khomeini. Lebih dari 7900 tahanan politik akan dieksekusi mati antara 1981-1985. Setidaknya 79 kali dari jumlah dihukum mati antara 1971-1979, dimasa Shah Iran.
Pada saat itu Shia-Sunni bukanlah isu perjuangan. Isu yang dibangun Ayattolah Khomeini adalah antara nasionalisme – agamis, sekular aktifisme – religius fundamentalisme. Namun Yasser Arafat, seperti halnya Ayattolah Khomeini, tidak berharap menjadi Follower, melainkan Leader. Yasser Arafat tidak menggunakan slogan Perjuangan Islam. Oleh karenya, kelompok yang resisten terhadap kepemimpinan Yasser Arafat, akan menyarakan dirinya sebagai Palestinian Islamists, seperti halnya Hamas. Dan akan membutuhkan bantuan Iran.
1984
Penghormatan Khomeini terhadap Sayyid Qutb, pimpinan IM Mesir tahun 50an dan 60an, ditunjukkan dengan membuatkan perangko bergambar Sayyid Qutb. Dan kunjungan Navvab Safavi, pemimpin Fedayeen-e Islam Iran.
1986
Ayatollah Kazem Shariatmadari wafat di penjara
1988
Sedikitnya, 3.000 tahanan dieksekusi hukuman mati dalam 5 bulan.
3 July 1988
Penerbangan komersial Airbus A300 Iran Air Flight 655 dari Tehran ke Dubai, jatuh ditembak oleh kapal tempur AS USS Vincennes di selat Hormuz, dekat Dubai. Semua penumpang tewas, 290 orang termasuk 66 anak-anak. Kesalahan identifikasi pesawat.
14 Februari 1989
Ayattolah Khomeini mengumumkan via radio di Tehran bahwa penulis The Satanic Verses, Salman Rusdhie telah menodai Islam, Nabi dan Quran. Dan layak dibunuh. Penerjemah Jepang dan Turki, juga penerbit Norwegia, tewas dibunuh.
3 Juni 1989
Ayattolah Khomeini (86 thn) wafat. Gagal jantung.
Presiden Ali Khamenei menggantikannya sebagai Supreme Leader. Ali Akbar Rafsanjani diangkat menjadi Presiden.
20 Juni 1989
Setelah selesai perang Iran-Irak, 1988, Hashemi Rafsanjani diterima Mikhail Gorbachev di Moscow. Iran menghabiskan $1 Trilyun dan kehilangan 1 juta warganya. Turut hadir di Moscow, Foreign Minister Ali Akbar Velayati dan Mohsen Rezaee, komandan Pengawal Revolusi Iran.
September 1990
Iran dan Arab berbicara di Sidang Umum PBB, New York. Protes tentang tindakan Iraq invasi ke Kuwait. Mengganggu geopolitik regional Timur Tengah.
Arab, Iran, Syria dan AS sepakat bersama-sama memusuhi Iraq dalam kasus Kuwait.
18 Maret 1991
Menlu Arab Saudi dan Iran bertemu di Oman. Kuota haji Iran naik dari 45.000 jemaah, menjadi 110.000 jemaah.
Mei 1999
Menteri Pertahanan Arab Saudi melakukan kunjungan menegaraan ke Tehran, Iran.
2000
Masih Alinejad, magang, kemudian reporter parlemen, untuk Hambastegi, sebuah surat kabar nasional yang merupakan bagian dari pers reformis Iran yang sedang berkembang di bawah presiden Mohammad Khatami.
Kiyan akhirnya akan ditutup, dan Abdolkarim Soroush harus meninggalkan Iran.
Kiyan, majalah yang berani dan kontroversial, menerbitkan artikel tentang pluralisme agama dan peran ulama dalam politik. Publikasi tersebut didirikan oleh seorang intelektual revolusi, Abdolkarim Soroush, yang telah memainkan peran kunci dalam revolusi budaya yang mengislamkan kurikulum universitas.
2003
Mohsen Sazegara, setelah keluar dari pemerintahan dan bergabung dengan Soroush di harian Kiyan, dipenjara selama 4 bulan. Protes menuntut perubahan sistem pemerintahan presiden Mohammad Khatami. Melakukan mogok makan, dan akhirnya diasingkan. Tinggal di AS.
10 October 2003
Shirin Ebadi menerima Nobel Peace Prize. Hakim perempuan pertama kalinya ada di Iran, yang kemudian dihentikan setelah Revolusi Iran, 1979. Hadiah Nobel Perdamaian telah disita oleh otoritas Iran, 2009 dimasa presiden Mohammad Khatami.
Agustus 2005
Mahmoud Ahmadinejad, terpilih sebagai Presiden Iran. Menggantikan presiden Mohammad Khatami. Konservatif, salah satu Pengawal Revolusi yang melakukan perjalanan tugas singkat di Lebanon pada 1980-an untuk membantu mendirikan Hizbullah,
2009
Mahmoud Ahmadinejad terpilih sebagai Presiden untuk kedua kalinya. Dibutuhkan untuk konsolidasi Iran setelah AS invasi ke Iraq, 2003. Kandidat lain, Mir-Hossein Mousavi, moderat, yang diharapkan oleh AS akan terpilih, kalah.
The Green Movement, demo pendukung Mousavi menuntut kecurangan pilpres, berlangsung 3 bln lebih. Sedikitnya 69 orang tewas. Mousavi bersama istri berada dalam tahanan rumah selama beberapa tahun.
Juni 2013
Hassan Rouhani, menjadi Presiden Iran. Menggantikan Mahmoud Ahmadinejad
May 2014
Masih Alinejad membuat akun FB My Stealthy Freedom, yang segera mendapat 500.000 follower, untuk perjuangan terhadap hak-hak Perempuan.
September 2014
Kelompok pemberontak Houthi merebut ibu kota Sana’a, Yaman, dan menjatuhkan pemerintah yang diakui secara internasional. Saudi menuduh Iran dan Hizbullah mendukung dan mempersenjatai kelompok pemberontak Houthi yang pejuangnya berasal dari sub-sekte Syiah yang dikenal sebagai Zaidi.
2017
Mohsen Sazegara, aktivis muda yang terbang dari Paris ke Iran bersama Ayattolah Khomeini dan membantu mendirikan Pengawal Revolusi, sekarang berada di pengasingan, Virginia, AS, sama seperti Masih Alinejad dan banyak lainnya.
December 2017
Demo menuntut dihilangkannya posisi Supreme Leader. Masyarakat sudah lelah dengan perang tidak bermanfaat yang dilakukan pemerintahnya di negara lain (proxy war). Lebanon, Iraq, Syria, Yaman, bahkan nuklir yang tidak berguna. Ekonomi tidak bergerak tumbuh.
Back to: Black Wave
Menyukai ini:
Suka Memuat...
Read Full Post »