Baca juga “Dari Beirut ke Jerusalem“
1917
Inggris menguasai Jerusalem setelah runtuhnya Ottoman dalam Perang Dunia I.
1921
British High Commisionair menyatakan warga Yahudi hanya 10% dari total populasi di British Mandate Palestine.
1936
Terjadi konflik bersenjata antara Yahudi vs Arab.
1937
Rencana pembagian wilayah muncul di PBB. Wilayah Arab – Yahudi. Sensus PBB menunjukkan bahwa penduduk Yahudi sudah 1/3 populasi di Palestina, dan 2/3 lainnya adalah penduduk Muslim dan Kristen Arab. Sementara pembagian wilayah adalah 1/2 Arab – 1/2 Yahudi.
29 November 1947
Sidang Umum PBB menyetujui the Partition Plan (pembagian wilayah).
Penguasa kolonial keluar dari Arab. Pengungsi holocaust mulai membanjiri Palestina.
14 May 1948
Para pemimpin Yahudi mendeklarasikan negara Israel, dengan wilayah seluas keputusan SU-PBB 1947. Arab menolak.
15 May 1948
Arab melanjutkan perang untuk tanah Palestina yang utuh tidak dibagi dengan Yahudi.
1949
Yahudi dibantu negara2 Eropa bahkan mampu menguasai 78% wilayah Palestina, termasuk Jerusalem Barat. Jordan menguasai West Bank, termasuk Jerusalem Timur. Mesir menguasai Gaza Strip.
Ratusan ribu bangsa Palestina terpaksa mengungsi ke berbagai wilayah, termasuk ke negara-negara Arab terdekat. Libanon, Syria dan Jordan. Bangsa Palestina merasa diperlakukan sebagai penebus dosa Eropa terhadap Holocaust yang mereka lakukan. Sangat tidak adil.
1967
Dalam Perang 6 Hari, bangsa Palestina semakin banyak kehilangan wilayah. Gaza, West Bank, Jerusalem Timur, termasuk Kota Lama tempat Masjid Al-Aqsa, juga Sinai dan Dataran Tinggi Golan (Golan Heights). Jerusalem kembali dalam kekuasaan Yahudi.
1969
Yasser Arafat menjadi Pemimpin Palestinian Liberation Organzation (PLO). Melanjutkan perang gerilya melawan Yahudi.
1970
Jordan tidak melibatkan diri dalam perang Palestina – Israel. Bahkan menghancurkan tentara Palestina. Semakin banyak pengungsi dan milisi Palestina pindah ke Libanon.
Tinggalkan Balasan