
Archive for the ‘Sambil Lalu’ Category
Preman
Posted in Sambil Lalu, tagged Korupsi, Penjahat, Preman on Desember 1, 2016| Leave a Comment »

Getir
Posted in Sambil Lalu, tagged Raam Punjabi, Sinetron on Agustus 22, 2016| Leave a Comment »
Sambil nunggu siaran langsung badminton, olimpiade Rio 2016 di stasiun tv swasta, coba-coba lihat saluran-saluran tetangga. Ehh … ikutan nonton sinetron produksi lokal. Gak apa-apa, sekaligus pengin tahu berhubung sudah lama gak menontonnya.
Aktrisnya cantik-cantik, aktornya ganteng-ganteng, baik yang muda maupun yang tua. Cerita tentang eksekutif muda. Pria muda gagah berdasi keluar dari ruang kantornya, tak lupa memberikan perintah ini-itu ke sekretarisnya. Memberi kesan sebagai pejabat tinggi di perusahaan tersebut. Masuk ke ruang dirut pershn yang ternyata bapaknya sendiri, chitchat sebentar lalu anak muda itu pamit keluar kantor, bermobil sport, menjemput perempuan muda cantik di rumah mewahnya, untuk makan siang di sebuah resto. Cerita berikutnya ya cuma hahahihi saja dan berujung keperkawinan mewah dengan warisan sebuah perusahaan besar karena sang bapak mau menikmati pensiun. Hadeuh … ini cerita apa sebetulnya ?? Raam Punjabi pernah berujar bahwa thema seperti ini adalah “memberi harapan”, bukan mimpi.
Jadi ingat obrolan ringan 30 tahun yang lalu dengan kawan di Bandung tentang persinetronan kita yang secara thematik tidak ada perubahan hingga sekkarang. Umumnya cerita dimulai dengan kisah kecil dimanja, muda kaya-raya, tua bahagia, mungkin mati juga masuk surga. Nikmat apalagi yang kau nantikan? Kalaupun ada sedikit modifikasi cerita, biasanya diawali dengan kisah duka dan berakhir kaya raya. Nikmat juga.. Itu perbincangan ringan kami saat itu, lalu berkembang dengan obrolan kisah nyata di ibu-kota. Sering terlihat di perempatan, anak-anak usia sekolah dasar minta-minta di sebelah mobil, yang dewasa maksa bersihin kaca depan, yang tua bersimpuh di pembatas jakan dengan kaki dikerubuti lalat dan tangan menadah. Juga tersebar di medsos, kisa pak tua yang sakit dan tergeletak di gerobak pinggir jalan. Kecil susah, hingga mati tua pun sengsara … nyata. Siapa yang akan membuatkan filmya??? Ironis ..
Peringatan Kemerdekaan Azerbaijan
Posted in Sambil Lalu, tagged Armenia, Azerbaijan, Bosnia, Bratislava, Garayev, Russia, Slovakia, Tamerlan on Mei 25, 2016| Leave a Comment »
Asik juga ketemu orang-orang dari kebangsaan yang berbeda-beda malam itu, di acara perayaan sederhana ulangtahun Kemerdekaan Azerbaijan yang ke-98 atas undangan pak Dubes. Tamerlan Garayev, yang diadakan 23 Mei 2016 yang lalu. Obrolan ringan penuh persahabatan dengan masing-masing staf kedutaan Mozambiq, Sudan, Slovakia, Bosnia, Iran, Russia dan AS; cukup menyenangkan. Berbagai cerita budaya, industri dan hubungan kerja-sama dengan Indonesia banyak terungkap sambil makan malam ‘standing party’ dengan sajian makanan aneka rupa, namun ada yang khas yaitu semacam kebab ayam dan kambing guling bersaos khas Azerbaijan. Lezat.
Slovakia bercerita tentang kesibukan negaranya membangun Bratislava, yang kebetulan saya pernah berkunjung kesana, sehingga obrolan lebih mengasyikkan. Industri daging sapi, ayam dan kambing, cukup maju di sana. Menurutnya, Bratislava layak menjadi ibukota Uni Eropa. Mozambiq dan Sudan bercerita tentang industri migas dan bermaksud utk ekspor ke Indonesia. Juga, pertambangan mineral dan impor tekstil ke negerinya. Dubes Bosnia ‘menjual’ keindahan negerinya dan berkeinginan bekerjasama dengan negeri kita untuk memasukkan Bosnia sebagai rangkaian destinasi wisata pada paket Umroh jemaah Indonesia. Industri militer Bosnia juga cukup maju. Iran coba menawarkan industri militernya. Paling santai ngobrol dengan atase militer Russia yang ceria bercanda, mungkin karena mereka sudah dan akan investasi besar di Indonesia. Pembangunan jalan kereta api di Kalimantan, smelter dan pertambangan nikel di Sulawesi dan yang terbesar adalah pembangunan kilang di Tuban. Atau, bisa jadi karena sosok presidennya yang sudah saya baca di beberapa buku, sehingga serasa mengenalnya, dan juga karena masih hangatnya berita kunjungan Presiden Jokowi ke Russia minggu yll. AS, entah kenapa kok malam itu saya kurang tertarik ngobrol ya hehe .. mungkin karena ada label di kartu namanya ‘political section’, berkesan serius ..
Informasi dari buletin Ĺegacy yang dibagikan untuk para tamu, Azerbaijan memproklamasikan dirinya sebagai Republik Demokrasi Azerbaijan pada tanggal 28 Mei 1918, setelah revolusi Rusia. Masalah politik yang masih rumit hingga saat ini adalah masih dikuasainya sebagian wilayah Azerbaijan oleh negara tetangga, Armenia, yang didukung oleh Russia. Gangguan politik bahkan sampai terjadi perang fisik hingga pem’bumi-hangus’an wilayah Azerbaijan sudah terjadi sejak era kemerdekaannya, oleh aliansi Turki-Rusia.
Saat ini Azerbaijan dipimpin oleh presiden Ilham Heydar oglu Aliyev dan Persana Menteri Artur Rasizadə, yang keduanya menjabat sejak 2003.
Catatan
1. Azerbaijan – Bloody memories
Yang muda di Metrotv
Posted in Sambil Lalu, tagged Anchor, Andy F. Noya, Firdaus Ali, Kick Andy, Metrotv, Sadiman, Tapping on Maret 18, 2016| Leave a Comment »

DR. Ir. Firdaus Ali, MSc. di panggung Kick Andy
Sambil menunggu kawan, Dr. Ir. Firdaus Ali, MSc. sebagai narasumber pada acara Kick Andy berjudul ‘Krisis Air dan Pejuang Air’, dan bintang tamu lainnya, mbah Sadiman, pemenang Pejuang Lingkungan Kick Andy Heroes Award, mulai ‘tapping’ di studio Metrotv, yang rencananya dimulai jam 7 malam, saya mampir di Michel’s Patisserie, beli es cappucino dan duduk di ruang makannya jam 5 sore itu.
Ruang makan besar, dengan meja panjang dan sepasang bangku panjang tanpa sandaran di kedua sisinya, terasa bersih, rapi dan nyaman. Banyak televisi menempel pada kolom-kolom ruang, yang semuanya menayangkan siaran metrotv. Sejauh mata memandang, tampak gerak para pekerja berseragam baju kerja biru tua, yang semuanya masih muda, mungkin 25 tahunan usia mereka, berlalu-lalang dalam kantin dan cafe di sebelahnya. Meja panjang yang didesain mampu untuk duduk berenam itu membuat terlihat seperti ada beberapa kelompok diskusi, canda atau hanya sibuk menikmati makanan sambil memainkan gadgetnya. Mungkin mereka sedang istirahat setelah bekerja, atau bisa jadi justru bersiap diri untuk mulai kerja pada giliran berikutnya. Yang menarik, rasanya semua terlihat seusia, ceria dan enjoy dengan pekerjaannya. Apakah ini yang dimaksud ‘Y Generation’?
Di gedung utama Metrotv, sudah berjubel para penonton berdiri di lobi utama lantai satu, suara keras musik hidup dilantunkan group band anak-anak muda di pojok ruang, menghibur penonton Kick Andy yang belum diijinkan memasuki studio di lantai dua. Di lantai dua, berderet makanan tersaji di atas meja panjang, terhidang untuk para nara-sumber dan kerabatnya, serta pemusik tamu yang biasa mengisi acara di sesi penutup. Acara talk show Kick Andy ini memang termasuk tayangan Metrotv yang saya sukai, inspiratif, dengan panduan bung Andy F. Noya yang bertutur-kata halus kadang ‘ngenyek’, namun tak menggurui. Beruntung saya mendapat kesempatan menikmati langsung proses rekamannya, tengyu om Firdaus Ali.
Masuk dalam studio Kick Andy, lagi-lagi simpang-siur para pekerja muda energik bergerak lincah cekatan naik-turun panggung, menata acara ‘tapping’ Kick Andy ini, yang kebetulan, akan mulai menggunakan setting barunya. Ha ha ha .. terlihat lompatan usia dalam kesibukan kerja ini, antara sang senior pemilik panggung Andy F. Noya, yang berjiwa muda dan selalu dengan tampilan trade mark nya, kemeja panjang berdasi dan lengan tergulung, dengan para pendukung yuniornya. Berbeda dengan para anchor Metrotv yang sudah ‘matang’ dan familiar tayang di layar televisi dari pagi hingga larut malam, para pendukung di belakang layar dan reporter lapangan, memang terlihat rerata para muda usia. Selesai acara tapping hampir jam 10 malam, penonton pulang dan pekerja muda masih tinggal membereskan pekerjaannya.
Bioritme para pekerja muda energik ini mungkin berbeda dengan para pekerja kantoran yg umumnya hanya satu shift saja. Makan jam 5 sore, aktif kerja hingga larut malam, bahkan banyak pula yang hingga menjelang pagi. Senang melihat keceriaan dan semangat mereka dalam bekerja. Salut untuk pekerja muda Metrotv. Dan saya yakin, demikian juga kultur para pekerja-muda di televisi lainnya. Terus semangat kawan muda !!!
Rumah Suram
Posted in Sambil Lalu, tagged hening, Kusam, pendengki, rumah suram, siapa on Oktober 1, 2015| 2 Comments »
Pagi sore lewat rumah suram itu
Tak hendak juga mata memandang
Bukan tak suka, apalagi benci
Tapi memang tanpa kesan,
Dingin tak mengundang
Kusam kumuh tak terurus
Hening, kokoh dalam diam
Bila Siapa hendak mengurusnya
Mulai muncul cerca padanya
Sumpah serapah nyinyir adanya
“Ok, robohkan saja”, usul Siapa
Tak gerak juga mereka rupanya
Baik tak hendak, kumuh tak mau
Cela dan intrik terus upaya,
Pendengki akut mereka ternyata
(Selamat buat bung MFR dgn penugasan barunya)
Bebal Kuasa
Posted in Sambil Lalu, tagged Bebal, kuasa on Juni 30, 2015| Leave a Comment »
Benderang jalan di ujung sana
Damai tampak di cakrawala
Sungguh jelas arah dipilih
Tapi mengapa tak gerak juga?
Paruh jalan penuh tawa
Riuh ceria raga belaka
Bila bekal tak cukup cerna
Maka gemerlap sesat semata
Wajah menunduk maksud merendah
Suara datar unjuk didengar
Saat tiba harus mengungkap
Kelu lidah kata tergagap
Segala gerak mencari nyata
Rasa tentunya, lebih bermakna
Namun bila bebal kuasa
Sepi arti kosong belaka
(Jagorawi, 30 Juni 2015)
Kebaikan dalam buah durian
Posted in Sambil Lalu, tagged chaos, dialektis, durian, kebaikan, mazhab, pemikiran on Mei 1, 2015| Leave a Comment »
Sering kita mendengar “saya kan bermaksud baik, kenapa tidak diterima?”. Apa yang dimaksudkan sebetulnya? Pertanyaan philosofis menurutku.
Melihat kebaikan ibarat melihat durian berduri banyak di kulitnya. Kebaikan itu sendiri ada di tengahnya, sedangkan masing-masing duri adalah cara pandang terhadap kebaikan. Representasi cara pandang tersebut ditunjukkan dengan beragamnya ideologi atau mazhab pemikiran filosofis yang berbeda di dunia ini. Pemikiran dialektis, kajian holistik dan optimasi terhadap berbagai cara pandang inilah yang diharapkan bisa diterima semua pihak untuk disepakati.
Di dalam komunitas egaliter dimana setiap individu punya bobot suara yang sama, maka dalam era demokrasi diterapkan sistem perwakilan untuk merumuskan dan menyepakati suatu ‘kebaikan’. Sedangkan dalam suatu komunitas yang sudah disepakati jenjang otoritasnya (birokrasi pemerintah, perusahaan, organisasi lainnya, dll.), nilai ‘kebaikan’ diputuskan oleh pihak pengemban otoritas, meskipun selalu ada cara untuk melakukan perubahan yang biasanya juga telah diakomodir salam suatu sistem yang dianut bersama. Nah, kesepakatan-kesepakatan seperti ini harus diterima dan dijalankan sehingga tidak terjadi chaos. Artinya, memaksakan ‘kebaikan’ menurut cara pandang sendiri supaya diikuti banyak pihak dalam suatu komunitas, hanya akan membuat kegaduhan.
Tautan di bawah ini banyak menunjukkan contoh bahwa dalam memandang suatu masalah, selalu ada berbagai ‘kebaikan’ dari berbagai sisi, yang tidak jarang justru bertentangan.
…
Tautan:
1. “Justice“, Michael Sandel
2. “What money can’t buy“, Michael Sandel
27 Alasan Psikologis Mengapa Orang Baik Melakukan Hal Tercela
Posted in Sambil Lalu, tagged Galatea effect, pygmalion effect, reactance theory, tunnel vision on Februari 10, 2015| Leave a Comment »
Dalam konteks bisnis, yang lebih menyedihkan dari 27 hal tersebut, dan banyak terjadi, adalah bila bisnis dibangun hanya untuk melancarkan niatan awal menjalankan Bad Things, dengan maksud untung besar secara cepat tanpa etika bisnis semestinya.
- Tunnel vision
Single-minded focus on setting and achieving the goals can blind people to ethical concerns. - The power of names
The use of euphemisms for questionable practices can free them of their moral connotations, making them seem more acceptable. - Social bond theory
Employees can begin to feel more like numbers or cogs in a machine than individuals - The Galatea effect
Self image determines behavior. People who have a strong sense of themselves as individuals are less likely to do unethical things. Alternatively, employees who see themselves as determined by their environment are more likely to bend the rules,as they feel less individually responsible. - Time pressure
When encouraged to go as fast as possible, 90 percent ignored the man. - Acceptance of small theft
Small thefts are ignored - Self-serving bias
Most think they’re smarter and more ethical than those around them - Conspicuous consumption
The mere presence of money makes people more selfish - The Pygmalion effect
The way that people are seen and treated influences the way they act. - Environmental influence
Employees reflect their environment - Reactance theory
People resent threats to their freedom, and they often manifest that resistance by flouting certain rules. - Obedience to authority
when people see themselves as an instrument of another’s wishes, they feel less responsible - The blinding effect of power
The blinding effect of power - Broken window theory
When people see disorder or disorganization, they assume there is no real authority. In that environment, their threshold to overstepping legal and moral boundaries is lower. - The free-rider problem
If total damage is limited, people feel as though they can take more liberties. - The foot in the door
When a figure in authority asks someone to skirt the rules, they want to seem like a team player. In that frame of mind, they may be willing to do increasingly unethical things. - Winner take-all competition
In situations where there is a clearly-defined winner and loser, people are more likely to cheat. They desperately want to avoid the financial and reputational costs of losing. - Cognitive dissonance and rationalization
The bigger the dissonance, the larger the rationalization, and the longer it lasts, the less immoral it seems. - Problematic punishments
Rather than being about whether something is right or wrong, it becomes an economic calculation about the likelihood of getting caught versus the potential fine. - Lack of sleep and hypoglycemia
People who are hungry or tired have less self control - Escalating commitment
The feeling that there’s no way out. - The induction mechanism
As the unethical becomes routine, the extremely unethical, once unthinkable, enters the realm of possibility. - Market and shareholder pressure
“As long as the music is playing, you’ve got to get up and dance.” - The compensation effect
Sometimes people, having been moral and forthright in their dealings for a long time, feel as if they have banked up some kind of “ethical credit,” which they may use to justify immoral behavior in the future. - Negative consequences of transparency
Experiments examining the publication of conflicts of interest have found a perverse effect. - Bad communication
Rather than sounding out ideas that border on unethical, people push and test their limits. - The pressure to conform
In order to fit in with a group, people do things they might not otherwise.
Keriuhan di hilir
Posted in Sambil Lalu, tagged eksplorasi, Istana, KPK, Polri on Januari 24, 2015| Leave a Comment »
Membaca berita dan gosip tentang keriuhan KPK, Polri, Istana dll, jadi ingat masa lalu ketika belajar dan terlibat di eksplorasi emas.
Tahapan eksplorasi biasanya diawali dengan survei Pendahuluan berbekal Surat Ijin Penelitian Pendahuluan (SIPP) dari dirjen. Pertambangan Dilanjutkan dengan aktifitas eksplorasi dan kemudian produksi.
Hiruk-pikuk politik saat ini bila diamati dengan kacamata eksplorasi mineral, khususnya ilmu eksplorasi emas, maka saat ini sudah masuk pada fase Eksplorasi. Gejala awal keberadaan emas memang ditemukan. Dilanjutkan dengan aktifitas eksplorasi permukaan (tanpa pemboran) di hilir. Mulai muncullah keriuhan di hilir untuk menemukan lokasi ‘kemungkinan’ atau melokalisir keberadaan cadangan yang besar di hulunya. Nah, semakin banyak yang tahu ttg temuan di hilir, semakin banyak yang berkepentingan utk terlibat eksplorasi di hulu dengan kebutuhan ‘energi’ yang lebih besar lagi. Maka, efisiensikan energi dan pastikan bahwa temuan dihilir memang mengarah ke lokasi yang tepat. Juga, tak kalah pentingnya, serahkan pd ahlinya, jangan sampai dikerjakan para eksplorer yg hanya mencari keuntungan di kegiatan hilir dengan cara meng’upgrade’ temuan, seolah bakal ada temuan besar di hulu … padahal psssssttt … kosong … cadangan besar itu mungkin benar ada di hulu tapi tidak berhubungan dengan keriuhan temuan di hilir. Salah interpretasi berakibat salah lokasi dan cadangan lepas …atau tak ditemukan…
Adimurti tentang Van Gaals dan MU
Posted in Sambil Lalu, tagged Adimurti, Adimurti Bayu Pramana, Labschool, Manchaster United, Old Trafford, Van Gaals on Desember 28, 2014| Leave a Comment »
Ulasan menarik tentang sepakbola di blog Manchaster United oleh anak SMU Labschool http://unitedramble.com/breaking-louis-van-gaals-formation-changes/ Penguasaan atas strategi sepakbola dunia, karakter pemain dan database kompetisi sepakbola sangat mengagumkan, belum lagi kemampuannya membuat tulisan dalam bahasa Inggris, sungguh membanggakan.
Adimurti Bayu Pramana (biasa dipanggil Adi), saat ini kelas 12 SMU Labschool Cibubur, mendapatkan nilai SAT 1970 di tempat lesnya dan Toefl 617 saat test TOEFL di UI November 2014 yll. Sejak SD sudah gemar membaca novel berbahasa Inggris. Novel2 Harry Potter, Lord of The Ring dan Percy Jackson cepat sekali dilahapnya. Sejak SD, buku2 dan majalah tentang MU dan Top Gear mulai menumpuk dan menjadi koleksinya. Football Manager dan FIFA Football adalah game kegemarannya. Siaran langsung televisi tentang sepakbola Premier League dan piala dunia, juga balap mobil F1 tak pernah terlewatkan ditontonnya. Menurutnya, film dan komentator olah raga di televisi banyak membantu peningkatan kemampuan berbahasa Inggrisnya.