Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘Tsar Nicholas’

Nikolai Vasilevich Gogol

Jiwa-Jiwa Mati (Dead Souls) adalah novel karya Nikolai Vasilevich Gogol (1809-1852), yang dipublikasikan tahun 1842, di era Tsar Nicholas I. Penulis religius kelahiran Ukraina. Pindah ke Petersburg saat usia 19 tahun, dan wafat di Moskow, Russia dalam usia 42 tahun. Setelah tinggal di Jerman, Perancis, Swiss, Italia dan sempat beribadah ke Jerusalem.

Novel klasik berbahasa Indonesia, terjemahan Koesalah Soebagyo Toer ini, bisa diperoleh di toko buku Gramedia untuk format hard copy nya. Untuk format digital pdf, bisa diperoleh di aplikasi Gramedia Digital dan ipusnas.id. Format ebook berbahasa Inggris, bisa diperoleh di web Project Gutenberg, atau beli di Kindle atau Play Books. Untuk keperluan pemahaman lebih dalam dari isi cerita atau pembuatan resensi, kedua format terakhir paling enak untuk dibaca, karena text bisa dicopy, diwarnai, diberikan catatan dan diekspor ke format txt.

Ini novel satire realis, tentang wabah korupsi di aparat pemerintahan Rusia. Berlatar-belakang abad 19, di kota kecil N, era monarki Rusia, setelah perang dengan Napoleon. Beberapa tahun setelah 1812. Ditengah tingginya kondisi Kemiskinan dan Feodalisme. Getir.

Alkisah, munculnya pendatang baru di kota N. Sosok paruh baya Paul Ivanovitch Chichikov, anggota Dewan Kolegial, yang mengunjungi pejabat-pejabat daerah. Dewan Kolegial adalah pegawai pemerintah tingkat 6. Setingkat lebih tinggi daripada anggota Dewan Pengadilan. Jauh dibawah para jenderal di tingkat 3 atau 4. Chichikov dicitrakan sebagai bujangan, pengusaha kaya yang ambisius, menyenangkan, santun, berpendidikan dan berwawasan. Berpengalaman sebagai pegawai sipil di Pengadilan dan Pabean. Licik dan kikir dalam perkembangannya, ketika obsesi kekayaan semakin menguat.

Chichikov mengalami masa kecil yang suram. Tak berkawan. Ditinggal wafat ayahnya ketika masih usia sekolah. Gogol pun menggambarkan kesepian dan kepatuhan Chichikov dengan gaya sangat kelam.

Dari sekali hidup telah tampak tampangnya yang asam dan tak bersahabat kepadanya, seolah-olah memandangnya melalui jendela yang kabur dan tertabur salju: selagi kanak-kanak ia tak mempunyai teman ataupun kawan main. Sebuah kamar kecil yang mungil dengan jendela-jendela kecil yang tak pernah dibuka pada musim dingin dan panas. Ayahnya, seorang yang cacat, yang mengenakan jas panjang bergaris bulu anak biri-biri dan kakinya yang telanjang mengenakan selop rajut, selalu mengeluh sambil berjalan mondar-mandir dalam kamar dan terus meludah ke dalam tempolong yang penuh pasir di sebuah sudut. Chichikov selalu duduk di bangku memegang pena dengan jari-jari yang ternoda tinta, bahkan juga bibirnya, sedangkan perintah-perintah abadi tampak di depan matanya: “Jangan berbohong! Dengarkan orang tua! Tumbuhkan kebajikan dalam hatimu!”

Setelah menginap semalam di sana, keesokan harinya ayahnya pulang. Tak ada air mata perpisahan pada ayahnya. Ia mendapat lima puluh kopek uang tembaga untuk uang saku dan untuk membeli gula-gula, dan yang lebih penting lagi ialah teguran bijaksana ini: “Ingat, Pavlusha, kerjakan pelajaranmu. Jangan kurang ajar dan jangan nakal. Terlebih-lebih, berusahalah sebaik-baiknya untuk menyenangkan guru dan atasanmu. Kalau kamu menyenangkan atasanmu, keadaanmu akan beres dan kamu akan mendahului siapa saja, sekalipun ternyata kamu sarjana yang buruk, dan sekalipun Tuhan tidak memberimu bakat. Jangan berteman dengan kawan-kawan sekelasmu. Mereka tak akan mengajarkan hal yang baik. Kalau kamu memang ingin berteman dengan mereka, bermainlah dengan yang lebih berada dan bisa bermanfaat untuk kamu. Jangan menjamu atau menyenang-nyenangkan siapa pun, melainkan berlakulah sedemikian rupa sehingga kamu dijamu oleh orang lain, dan terlebih lagi. Berhati-hatilah dengan uangmu dan simpanlah: uang merupakan barang yang paling dapat diandalkan di dunia. Kawan sekelas atau teman bisa menipu kamu dan segera meninggalkan kamu dalam kesulitan, sedang uang tak akan membiarkan kamu jatuh, dalam kesulitan yang bagaimana pun.”

Sesudah menyampaikan ajaran ini, ayah itu pun berpisah dari anaknya dan menyeret diri lagi pulang dengan “burung magpie”, dan sejak itu anaknya tidak pernah lagi melihatnya, tetapi kata-katanya dan ajaran-ajarannya terhunjam dalam di otak.

Paul Ivanovitch Chichikov

Chichikov kecil, Pavlusha, tidak menggunakan peninggalan uang 50 kopek uang tembaga dari ayahnya. Bermodalkan ajaran-ajaran hidup ayahnya, kepintaran dan kreatifitasnya, Pavlusha mampu mencari uang dari berdagang dengan teman-teman sekolahnya. Tak banyak, namun dari sana lah jiwa dagang Pavlusha bermula.

Pavlusha dikenal sebagai murid pintar dan penurut di sekolah. Berkelakuan baik dan menjadi kecintaan gurunya. Tak banyak warisan dari ayahnya, yang meninggal ketika Pavlusha baru saja lulus dari sekolah.

Selama bersekolah ia memperoleh nama yang baik, dan setelah selesai pendidikan ia mendapat angka-angka bagus untuk semua mata pelajaran. Sertifikat dan sebuah buku dengan tulisan huruf emas, “Untuk kerajinan, teladan, dan tingkah laku gemilang”. Keluar dari sekolah ia ternyata menjadi pemuda yang agak menarik penampilannya, dengan dagu yang sudah membutuhkan pisau cukur. Justru pada waktu itulah ayahnya meninggal. Yang diwarisinya hanyalah empat buah sweater wol yang usang dan tak dapat diperbaiki lagi, dua buah mantel tua yang bergaris wol anak biri-biri, dan sejumlah uang yang tak ada artinya. Ayahnya agaknya hanya pandai dalam memberikan nasihat bagaimana menyimpan uang. 

Muram, tragis dan semakin kelu kisah Chichikov di tangan Gogol. Tragis dimasa kecil, berubah licik dalam perkembangan usianya. Sepenggal kisah berikut sebagai contohnya:

Dalam keadaan sakit, lapar dan tanpa penolong, tinggallah ia di sebuah gubuk yang tak berpemanas dan telah ditinggalkan orang. Bekas-bekas muridnya, anak-anak yang pandai dan cerdas, yang selalu dicurigai mempunyai tingkah laku bandel dan bermuka tebal, ketika mengetahui nasib guru yang melarat itu, mulailah mengumpulkan sumbangan untuknya dan bahkan menjual banyak barang dengan hasilnya untuk sumbangan.

Hanya Pavlusha Chichikov yang meminta maaf karena tak punya dana dan hanya menawarkan uang perak lima kopek, yang oleh bekas teman sekelasnya dilemparkan kembali kepadanya sambil berkata, “Orang kikir kamu!”.

Guru yang malang itu menutup muka dengan tangan waktu mendengar apa yang dilakukan oleh murid-muridnya; air mata menderas dari matanya yang mengabur seolah-olah ia anak yang suka menolong. 

Terperdaya sang Guru oleh kelicikan Chichikov, yang selama sekolah dianggapnya sebagai murid teladan. Hanya karena penurut dan kelihaian menyenangkan gurunya.

Selanjutnya, pemuda Chichikov diterima sebagai Dinas Sipil di Kantor Pengadilan. Obsesinya untuk menjadi kaya, memotivasinya bekerja keras di kantornya. 

Berperilaku baik di lingkungan kerjanya. Bahkan mampu mengambil hati atasannya, yang dikenal punya perangai kasar dan kejam terhadap karyawannya. Rajin, penurut dan kerja keras. Begitulah kesan yang dibangun oleh Chichikov dalam bekerja, hingga Juru Tulis Kepala jatuh hati padanya. Bahkan, muncul kesan di lingkungan kerjanya bahwa Chichikov akan menjadi menantunya. Diangkatlah posisi Chichikov menjadi Juri Tulis Kepala. Tak ada lagi cerita tentang calon menantu. Terperdaya lah sang Juri Tulis Kepala tua. Licik dan kejam. Berhenti sudah puasa Chichikov dimasa muda. Penampilan pun berubah gaya. Dan roda korupsi pun mulai berputar.

Namun Chichikov harus pindah kerja, karena tak mampu menaklukkan atasan baru dari militer, yang cukup gigih memerangi korupsi. Lanjut bekerja di jawatan Bea dan Cukai. Pindah lagi, sebagai Pengacara.

Chichikov selalu ditemani Selifan, si kusir kereta berkuda tiga dan Petrushka, berhidung besar dan berbibir tebal, sebagai pengawal yang biasa menjaga kamar penginapannya. Ia berkeliling ke berbagai wilayah di sekitar kota N, untuk menemui banyak pejabat, pengusaha dan petani untuk keperluan bisnis. Perbudakan. Di era monarki Russia dibawah Tsar Nicholas I (1796-1855), pekerja lahan pertanian adalah budak atau aset yang bisa dimiliki dan diperjual- belikan oleh Pengusaha atau Tuan pemilik lahan. Bisnis yang sedang dilakukan Chichikov adalah perdagangan budak. Lebih tepatnya adalah pembelian mantan budak. Hanya nama-nama dari mereka yang sudah mati. Dipergunakan sebagai agunan untuk mendapatkan pinjaman uang. Edann … Kelucuan getir. Satire menyakitkan.

Banyak relasi dengan beragam strata sosial, mulai dari Gubernur hingga petani miskin, dikunjungi Chichikov di berbagai wilayah. Untuk keperluan bersosialisasi menebar citra, demi pembelian ‘mantan budak’. Gogol menyebutnya ‘Jiwa-Jiwa Mati’ atau ‘Dead Souls’. 

“Tuan tahu, saya menghendaki orang-orang yang telah mati, tapi masih terdaftar sebagai orang-orang yang masih hidup dalam sensus,” kata Chichikov.

Pembawaan yang santun dan pandai mengambil hati, menyebabkan para pejabat menjadi terpedaya olehnya. Dengan sarkastik Gogol menjelaskannya:

Dalam pembicaraan dengan para penguasa itu ia menunjukkan kecakapan yang besar dalam menjilat mereka, seorang demi seorang, kepada gubernur ia mengisyaratkan secara sambil lalu, bahwa memasuki provinsinya seperti memasuki surga, jalan di mana-mana serata beledu, dan bahwa pemerintah yang telah menunjuk orang-orang penting yang demikian bijaksana patutlah memperoleh pujian yang tertinggi. Kepada kepala polisi ia menyatakan sesuatu yang sangat menjilat mengenai polisi-polisi di kota itu; dan dalam pembicaraannya dengan wakil gubernur dan ketua pengadilan yang masih baru sebagai anggota dewan negara, dua kali ia secara salah mengatakan “yang mulia”, yang memang benar-benar menyenangkan mereka.

Gogol cenderung sinis dan stereotype dalam menggambarkan nasib seseorang. Badan gemuk adalah pejabat atau orang kaya. Sedangkan yang kurus adalah pegawai biasa dan tidak sejahtera hidupnya. Sinis.

Chichikov berkenalan dengan Tuan Tanah Sobakevich yang terkesan canggung, dan Malinov yang cukup mempesona ketika hadir di undangan pesta Gubernur pada hari pertama. Pada saat makan malam dan main kartu bersama Kepala Pos dan Ketua Pengadilan di rumah Kepala Polisi di hari kedua, dia berkenalan dengan tuan tanah periang yang masih muda, Nozdryov. Usia 30 tahunan. Dia juga sempat makan malam di rumah Wakil Gubernur. Dan dengan Ketua Pengadilan di malam lainnya. Chichikov telah sukses memikat warga kota N.

Suatu saat, Chichikov ke luar kota mengunjungi Manilov dan Sobakevich. Dalam perjalannya, digambarkan suasana sunyi kelam:

Begitu kota menghilang di kejauhan, dengan cepat terlihatlah oleh pahlawan kita, segala macam barang dan sampah di kedua sisi jalan, seperti yang seharusnya terlihat di pedesaan: bukit-bukit kecil, pohon-pohon den yang masih muda, macam-macam tumbuhan liar, dan benda-benda yang menyerupai sampah. Mereka melintasi desa-desa yang hanya memiliki satu jalan lurus dan panjang. Bangunan-bangunannya menyerupai tumpukan balok tua, yang ditutupi atap-atap kelabu, sedangkan hiasan-hiasan kayu berukir yang ada di bawahnya tampak seperti handuk bersulam. Seperti biasa, sejumlah petani yang mengenakan mantel kulit biri-biri duduk mengangkang di atas bangku di depan gerbang rumah. Perempuan- perempuan tani dengan muka yang gemuk dan dada yang terbungkus rapat, memandang ke luar dari jendela atas; dari jendela bawah terlihat seekor anak sapi atau seekor babi yang sedang menjulurkan moncongnya. 

Gogol biasa menggambarkan para tokohnya dengan rinci. Berikut adalah gaya Gogol menggambarkan sosok Manilov:

Dilihat dari penampilannya, ia orang yang tampak mengesankan; garis-garis wajahnya agak menyenangkan, tapi hal yang menyenangkan terasa terlalu banyak mengandung gula; dalam tingkah laku dan cengkok bicaranya ada sesuatu yang agaknya menuntut simpati menghendaki kasih, dan persahabatan. Ia tersenyum memikat. Rambutnya pirang dan matanya biru muda. Pada menit pertama bercakap-cakap dengannya, bagaimana pun kita akan mengatakan, “Alangkah baik dan menyenangkan orang ini!” Pada menit berikutnya kita tak akan mengatakan sesuatu, dan pada menit yang ketiga kita akan mengatakan, “Terkutuklah kalau aku mengerti dia!” dan kita akan menjauhkan diri darinya sejauh-jauhnya, karena kalau tidak, kita akan bosan setengah mati. Kita tak akan pernah mendengar satu kata pun yang bersifat merangsang atau bahkan sombong darinya.

Malinov bahagia dengan perkawinan yang sudah lebih 8 thn dilaluinya. Kemesraan selalu mengiringi sehari-hari kehidupannya. Di rumah ia sedikit bicara. Kebanyakan hanya berpikir dan merenung. Bekas tentara. Dianggap sebagai perwira sederhana, bijaksana dan beradab.

Situasi sosial di jaman Tsar Nicholas I menempatkan perempuan tak beda jauh dengan budaya saat ini. Tiga pelajaran pokok para murid perempuan di Rusia yang dianggap sebagai dasar kebajikan manusia saat itu adalah: bahasa Perancis yg tak boleh dihindari, piano untuk disuguhkan pada para suami, dan ilmu rumahtangga seperti merajut, dll.

Untuk menunjukkan ketidak-setaraan perempuan terhadap laki-laki, Gogol menggambarkan bahwa jiwa perempuan yang ditawarkan Sobakevich tidak diminati oleh Chichikov. Walaupun dengan harga murah sekalipun, 1 rubbel. Jiwa mati laki-laki dibeli Chichikov dengan harga lebih mahal, 2,5 rubbel.

Mencari Jiwa-Jiwa Mati

Dalam perjalanan menuju rumah Sobakevich, Chichikov tersesat hingga terpaksa menginap di rumah milik seorang Perempuan tua, Korobochka Natasya Petrovna. Janda seorang sekretaris kolegial.

Perempuan tua itu, tanpa memahami sebenarnya maksud Chichikov, akhirnya menerima tawarannya, untuk menjual jiwa-jiwa mati. Setelah cukup alot bernegosiasi. Meskipun tetap curiga muncul di benaknya.

Gogol cukup sinis menggambarkan perilaku hipokrit masyarakatnya (hal. 63):

Misalnya, marilah kita membayangkan suatu kantor pemerintah bukan di sini, tapi di suatu kerajaan Ruritania – dan marilah kita menduga bahwa kantor itu mempunyai seorang kepala. Cobalah perhatikan saat ia duduk di antara para bawahannya – nah, Anda akan menjadi begitu gentar hingga Anda tak dapat mengucapkan sepatah katapun! Kesombongan dan kemuliaan dan entah apa lagi yang tak diungkapkan oleh mukanya? Satu-satunya yang Anda dapat perbuat ialah mengambil sebuah kuas dan melukisnya – seorang Prometheus, ya, seorang Prometheus yang sebenar- benarnya! Ia tampak seperti rajawali, berjalan dengan langkah-langkah lembut yang terukir. Tapi rajawali itu, bila meninggalkan kantornya dan mendekati kantor kepalanya sendiri, akan terbirit-birit seperti ayam hutan sambil mengepit kertas, secepat kakinya dapat berlari.

Dalam masyarakat dan perjamuan malam, jika semua orang lebih rendah pangkatnya, Promotheus kita tetap seorang Promotheus, tetapi jika mereka naik sedikit saja di atasnya, Promotheus itu mengalami metamorfosa seperti yang tak pernah terpikirkan oleh Ovid sekalipun: seekor lalat, ya, lebih rendah dari seekor lalat, ia telah memerosotkan dirinya menjadi satu butir pasir!

Chichikov bertemu Nozdryov dan iparnya, Mizhuyev. Chichikov pernah bertemu Nozdryov ketika makan bersama Penuntut Umum. Kini bertemu lagi tanpa sengaja di penginapan, setelah meninggalkan kota domisili Korobochka. Chichikov berharap Nozdryov mau menjual jiwa-jiwa mati yang dimilikinya. Gagal.

Chichikov telah menerima ratusan jiwa mati dari Korobochka, Plyushkin, Sobakevich. 

Kepada Ketua Pengadilan, Chichikov beralasan bahwa orang-orang yang dibelinya akan dipekerjakan di kota Kherson. Disana tersedia sungai, kolam dan lahan luas. Dan para penjual Jiwa-Jiwa Mati mengaku kepada Ketua Pengadilan bahwa hal tersebut dilakukannya karena tidak lagi membutuhkan tenaganya atau karena lalai dan terlanjur menjualnya.

Kecurigaan

Pergunjingan permainan kotor jutawan Chichikov merebak di kota N. Membayangkan besarnya jumlah dan tingkat kualitas hamba-hamba yang dibeli untuk dipekerjakan di perkebunan Chichikov di kota Kherson, cukup mengherankan bagi warga setempat, karena di Kherson tak ada cadangan air yang cukup untuk perkebunan. Kering, menurut cerita-cerita dalam keriuhan gunjingan itu.

Dan akhirnya, runtuhnya reputasi Chichikov bermula dari maboknya Nozdryov, seperti tertulis di halaman 245 berikut ini:

Sementara itu, Nozdryov melihatnya dan langsung menghampiri. “Aakh, tuan tanah Kherson, tuan tanah Kherson!” serunya seraya mendekat dan tertawa keras hingga kedua pipinya yang segar dan merah muda seperti bunga mawar musim semi itu bergetar dan bergoyang. “Nah? Apa Tuan telah memborong banyak orang mati? Maaf, yang Mulia,” serunya dengan keras dan sambil menoleh kepada gubernur, “dia ini punya urusan tentang orang-orang yang telah mati, ya, betul-betul ini, hati saya boleh disalib! Dengar, Chichikov, tuan ini saya katakan ini kepada Tuan sebagai seorang teman, karena kita semua di sini teman Tuan, dan yang mulia ini pun teman Tuan – akan saya gantung Tuan, dan terkutuklah saya kalau saya tak melakukannya!”

Chichikov betul-betul tak tahu apakah ia sedang berdiri dengan kepala atau tumit.

“Tuan percaya atau tidak,” sambung Nozdryov yang ditujukan kepada gubernur, “ketika ia mengatakan kepada saya ‘Juallah pada saya orang-orang yang sudah mati’, hampir meletus perut saya karena ketawa. Ketika saya tiba di sini, orang bilang ia sudah membeli hamba-hamba untuk dipindahkan seharga tiga juta rubel. Untuk dipindahkan! Dengarlah, ia sudah tawar-menawar dengan saya mengenai orang yang sudah mati. Dengar, Chichikov, Tuan binatang yang kotor; digantunglah saya ini kalau Tuan bukan seperti itu! Yang Mulia pun ada di sini. Bukankah begitu, penuntut umum?”

Menarik untuk merenungi paragraf berikut ini. Ternyata sudah menjadi sifat manusia sejak dulu kala bahwa pergunjingan memang mudah menular. Cukup teliti Gogol mengamati perilaku sosial masyarakatnya.

Bahwa Nozdryov seorang pembohong yang tak dapat dimungkiri merupakan kenyataan yang mereka ketahui, dan bukan hal yang luar biasa mendengar ia berbicara omong kosong yang paling iseng pun; tapi, dasar manusia, dan memang sukar memahami manusia itu terbuat dari apa, bagaimana pun konyolnya suatu berita, selama berita itu masih berupa berita, ia akan menganggap kewajibannya untuk meneruskan kepada orang lain, walaupun sekadar untuk mengatakan, “Cobalah pikir, kebohongan macam apa yang sedang disebarkan orang!” … Dan sudah dapat dipastikan bahwa berita itu akan mengitari kota, dan semua manusia, berapapun banyaknya, akan membicarakannya sampai muak dan lelah, dan kemudian dengan suka rela akan menyetujui bahwa hal itu tak pantas untuk ditangkap dengan sungguh-sungguh dan tak ada nilainya untuk dibicarakan.

Budaya feodal yang snob dan bangga dengan tampilan negara maju, supaya terlihat modern dan selalu updated, mewakili para selebriti seperti digambarkan dengan gaya para ibu-ibu yang senang dengan ungkapan-ungkapan bahasa Perancis berikut ini:

Disebutkan di sini bahwa percakapan antara kedua orang nyonya ini dicampuri dengan sejumlah besar kata asing dan kadang-kadang bahkan dengan kalimat Perancis yang utuh. Akan tetapi, betapa pun penghargaan pengarang kepada keunggulan yang telah dianugerahkan oleh bahasa Perancis pada bahasa Rusia, dan betapa pun penghargaannya kepada kebiasaan terpuji golongan atas menyatakan diri dengan bahasa ini sepanjang hari dikarenakan kecintaannya yang dalam kepada tanah airnya, tapi ia tak dapat membiarkan dirinya memperkenalkan kalimat-kalimat dalam bahasa asing apa pun ke dalam syair Rusianya ini. Oleh karena itu, marilah kita jalan terus dalam bahasa Rusia.

Ketua Pengadilan mulai panik.

Hal ini dikemukakannya kepada Ketua Pengadilan. Ketua menjawab bahwa itu omong kosong, tapi kemudian ia pun tiba-tiba menjadi pucat, sesudah ia bertanya kepada diri sendiri apakah hamba-hamba yang dibeli oleh Chichikov itu benar-benar sudah mati, sementara ia telah mengizinkan akta pembelian itu direncanakan dan bahkan telah bertindak atas nama Plyushkin dalam hal itu.

Nyanya Korobochka sebagai penjual jiwa-jiwa mati ke Chichikov, mulai menjadi isu publik.

Selanjutnya apa yang dikatakan oleh Nyonya Korobochka merupakan pengulangan, dan para pejabat pun sadar bahwa nyonya itu hanyalah perempuan tua yang edan. Manilov menjawab bahwa ia selalu siap menjawab pertanyaan mengenai Chichikov seperti mengenai dirinya sendiri, dan seluruh tanah miliknya hanya seharga seperseratus dari nilai sifat-sifat Chichikov yang mulia, dan sejalan dengan itu, ia pun berbicara mengenai Chichikov dengan istilah-istilah yang paling menjilat, seraya mengemukakan pula sejumlah kenangan mengenai persahabatannya, dengan ekspresi mata dan wajah seperti binatang. Kenang-kenangan ini tentu saja paling mesra untuk diungkapkan. Akan tetapi, para pejabat tidaklah mengungkapkan apa yang ada di balik urusan itu. Sobakevich menjawab bahwa menurut pendapatnya, Chichikov orang yang baik dan telah menjual kepadanya petani pilihan yang paling baik dalam arti yang seluas-luasnya, tetapi ia tak dapat menjawab mengenai apa yang bisa terjadi pada masa depan, dan bukanlah kesalahannya jika mereka mati ketika diangkut, karena beban perjalanan, dan semuanya ada di tangan Tuhan, mengingat bahwa di dunia ini terdapat begitu banyak penyakit demam dan penyakit yang mematikan, dan memang ada contohnya: penduduk seluruh desa mati. 

Seperti lazimnya sebuah pemufakatan jahat, bila mulai terkuak ditengah masyarakat, maka mulailah tercerai-berai para sekutunya. Bagaikan merebaknya aroma bangkai. Maka mulailah Gubernur, wakil Gubernur, Kepala Polisi, Kepala Kantor Pos dan semua pejabat daerah serta kolega lainnya, menolak untuk menerima Chichikov sebagai tamu. Bahkan turut serta mencercanya dengan menyebarkan cerita-cerita yang menyudutkannya. Tentu, untuk menutupi keterlibatannya. Berujung Chichikov meninggalkan kota.

Kemuraman puitis mengiringi keruntuhan Chichikov:

Rusia! Rusia! Saya lihat kamu, dari tempat jauh yang indah mengagumkan: saya lihat kamu sekarang. Segalanya tampak papa, terserak-serak, dan menyesakkan: tak ada keajaiban alam yang gagah, yang dimahkotai keajaiban seni yang lebih gagah lagi; tak ada kota-kota dengan istana-istana tinggi berjendela banyak yang dibangun di atas batu karang; tak ada pohon-pohon yang permai; tak ada rumah-rumah terselimut tanaman rambat dan percikan abadi air terjun yang akan menggembirakan musafir dan mempesonakan pandangan matanya.

Dengan melalui relung-relung gelap ia tak akan melihat jajaran abadi gunung-gunung di kejauhan, yang bercahaya redup dan menjulang ke langit: keperakan dan cemerlang. Segalanya dalam keadaan terbuka, kosong, dan datar. Kota-kotamu yang letaknya rendah, terlihat menempel seperti titik-titik di atas daratanmu seperti tanda-tanda yang hampir tak kelihatan; tak ada yang akan menipu atau menggiurkan mata. 

Akan tetapi, kekuatan aneh dan ajaib apa yang menarik dari dirimu? Mengapa lagumu yang penuh duka itu, yang tersebar ke seluruh dataranmu dari laut ke laut, bergema dan bergema lagi tak putus-putusnya di telingaku? Apa yang ada dalam lagu itu? Siapa yang memanggil, dan tersedu-sedu, dan mencekam hatiku? Suara-suara apakah itu yang membelaiku demikian pedih, yang merasuk ke dalam jiwaku dan membelit-belit hatiku? Rusia! Apakah yang kau minta dariku? Apakah ikatan gaib yang tersembunyi di antara kita? Dan mengapa engkau selalu memandang penuh harapan padaku? 

Dan selagi aku berdiri tak bergerak-gerak diliputi kebingungan, awan yang mengandung ancaman dan curahan hujan melontarkan bayangannya pada kepalaku, dan pikiran pun menjadi beku berhadapan dengan keluasanmu. Apakah yang tersimpan dalam ruangan yang maha besar, lebar dan terbuka luas itu? Tidakkah di sini, tidakkah di dalam dirimu pikiran yang tak terbatas akan dilahirkan, karena engkau sendiri tak berakhir? Tidakkah di sini tempat pahlawan yang legendaris dari fabel Rusia itu? Di sini, terdapat banyak ruangan untuk menebarkan sayap dan mengembara dengan bebas? 

Dan dengan sikap yang mengancam, keluasanmu yang perkasa itu merangkumku, bercermin dengan kekuatan yang mengerikan pada kedalaman diriku; mataku menyala dengan tenaga gaib. Oh, sungguh ruang tanpa batas yang gemerlap dan mengagumkan, yang tak dikenal oleh dunia! Rusia …!

Runtuh

Chichikov pindah dan tinggal di suatu desa yang penduduknya terkesan ceria. Penduduk gemar bernyanyi dan menari. Teman serumahnya adalah Tentetnikov. Pemalas dan Penyendiri, menurut Gogol.

Chichikov mengunjungi Jenderal Betrishchev, yang menurut Tentetnikov, teman serumah Chichikov, sedang bermasalah dengan dirinya. Kunjungan ini tak lepas dari maksud Chichkov untuk membeli Jiwa-Jiwa Mati. Digambarkan oleh Gogol bahwa sang jendral berperawakan tampan, agung, jantan, jujur, berkumis, cambang dan sudah beruban. Stereotip jenderal dimasanya. 

Apakah ia mengenakan jas kebesaran, jas luar, atau kimono, selalu sama saja. Segala sesuatu tentangnya, mulai dari suaranya sampai pada gerakannya yang sekecil-kecilnya pun, bernada memerintah, menguasai, dan menimbulkan perasaan segan, kalau bukan hormat, pada orang-orang yang lebih rendah pangkatnya. Chichikov merasakan keseganan dan hormat kepadanya.

Jenderal Betrishchev bersedia mengalihkan 300 jiwa mati untuk kepentingan Chichikov. Chichikov berdalih bahwa pamannya bersedia mengalihkan 300 orangnya, bila Chichikov bisa mendapatkan 300 orang baru. Transaksi dagang yang aneh. Untuk itu ia perlu nama-nama kosong sebanyak 300 biji.

Tentang ‘kebersihan’, melalui pengusaha  ladang yang bersih, Kostanjoglo, Gogol menitipkan pesan seperti dituliskannya berikut ini:

“Itu selalu demikian. Itulah memang hukumnya,” kata Kostanjoglo. “Orang yang dilahirkan dengan beberapa ribu dan dibesarkan dengan beberapa ribu tak akan pernah mencetak uang, karena ia telah mengembangkan segala macam kebiasaan mahal dan segala macam hal yang lain. 

Orang harus mulai dari permulaan dan bukan dari tengah, dari satu kopek, dan bukan dari satu rubel, dari bawah dan bukan dari atas. Barulah orang akan mendapat pengetahuan yang menyeluruh mengenai hidup dan juga orang-orang, yang di kemudian hari akan berurusan dengannya. 

Kalau Tuan telah mengalami semua itu dan telah mengerti bahwa setiap uang tembaga harus dijaga baik-baik sebelum Tuan dapat melipatkannya menjadi tiga, dan apabila Tuan telah melewati segala macam cobaan dan bencana, Tuan akan menjadi demikian terlatih dalam berbagai cara dunia, hingga Tuan tak akan pernah membuat kesalahan dan tak akan pernah bersedih dalam usaha apa pun. 

Percayalah saya, demikianlah adanya. Orang harus mulai dari permulaan dan bukan dari tengah. Kalau orang mengatakan kepada saya,’ Berilah saya seratus ribu, dan saya akan menjadi kaya dalam sekejap,’ maka saya tak akan percaya kepadanya: dia itu mengandalkan diri pada kebetulan, dan bukan pada kepastian. Orang harus mulai dengan satu kopek.”

Melalui personifikasi Khlobuyev, Gogol melukiskan Ironi kebaikan yang disandingkan dengan kemiskinan. 

Namun, segera sesudah memasuki tanah Khlobuyev, mereka pun terdiam dengan sendirinya. Bukannya hutan yang mereka lihat, melainkan semak-semak yang dirusak oleh ternak, sedang gandum hitam yang dikotori oleh rumput-rumputan hampir-hampir tak kelihatan. Akhirnya tampaklah oleh mereka pondok-pondok petani yang sudah runtuh dan tak berpagar, dan di tengah-tengahnya sebuah rumah batu yang tak dihuni dan belum selesai. Pemiliknya agaknya tak cukup punya uang untuk membuat atap. Maka rumah itu tinggal tertutup atap lalang yang telah menjadi hitam. Pemilik tanah itu tinggal di rumah lain yang cuma satu tingkat. Ia berlari ke luar menyambut mereka dengan berpakaian jas panjang yang sudah tua, kusut, dan mengenakan sepatu bot yang penuh lubang. Ia tampak mengantuk dan mesum, tetapi pada wajahnya terlihat sifat yang baik. la gembira melihat para tamunya, seakan-akan mereka itu saudara- saudaranya yang sudah lama hilang.

Dilanjutkan dengan pesan spiritual Gogol:

“O, Tuan rupanya pengagum pemandangan indah?” kata Kostanjoglo sambil melontarkan pandang keras. “Biarlah saya mengingatkan Tuan, bahwa kalau Tuan mulai mengejar pemandangan, Tuan akan tertinggal tanpa roti dan tanpa pemandangan. Pikirlah selalu tentang apa yang berguna dan bukan yang indah. Keindahan akan datang sendirinya. Yang terindah ialah yang tumbuh wajar, setiap orang membangun menurut kebutuhannya dan sesuai dengan seleranya. Kota-kota yang dibangun dengan garis-garis lurus menyerupai barak-barak…. Tak usah dipikirkan soal keindahan itu! Pusatkan pada hal-hal berarti.”

“Ya, alam cinta kepada kesabaran, dan itu hukum yang diberikan kepadanya oleh Tuhan sendiri, yang memberkahi orang-orang yang sabar.”

Akhirnya 

Sikap religius Gogol pun terwakili dengan pesan-pesan berikut ini:

“Tapi bagaimana mungkin Tuan hidup tanpa kerja? Bagaimana mungkin tanpa suatu jabatan, tanpa pekerjaan. Coba dengar, Tuan, lihatlah setiap makhluk Tuhan ini melakukan suatu pekerjaan, masing-masing ada peranan yang dimainkannya dalam hidup ini. Batu pun ada kegunaannya, dan manusia yang merupakan makhluk yang terpandai harus ada kegunaannya, bukan?”

“Kalau begitu berbaktilah kepada-Nya yang begitu bersifat mengampuni Tuan. Kerja akan disambut baik oleh-Nya seperti doa. Ambillah pekerjaan apa saja yang Tuan sukai, tetapi lakukanlah pekerjaan Tuan seolah-olah Tuan melakukannya untuk-Nya dan bukan untuk manusia. Setidak-tidaknya Tuan tak akan punya waktu lagi untuk hal yang buruk, menghabiskan uang untuk main kartu, melahap makanan yang enak-enak, membuang-buang waktu dalam pergaulan kelas atas, dan itu sudah baik!

Prosesi penghakiman tindak kriminal, terus berlanjut. Namun tindak korupsi pun selalu mengambil kesempatan di setiap langkahnya. Samotsvetov, pejabat pengamanan tahanan, mengeluarkan Chichikov dari penjara dengan ongkos 30.000 Rubel. Korupsi. Dan atas saran dari Murazov, Gubernur Jenderal pun memerintahkan untuk membebaskan Chichikov.

Namun, marilah kita singkirkan persoalan siapa yang paling patut dipersalahkan. Soalnya ialah bahwa saatnya telah tiba bagi kita semua untuk menyelamatkan negeri kita, bahwa negeri kita sekarang berada di tepi keruntuhan: bukan karena serbuan sejumlah bangsa asing, melainkan karena diri kita sendiri; bahwa di samping pemerintah kita yang sah, di samping para penguasa kita yang sah, penguasa-penguasa baru telah muncul, yang jauh lebih kuat dari penguasa-penguasa kita yang sah. Para penguasa ini telah menetapkan syarat-syarat sendiri, nilai-nilai sendiri, dan bahkan harga-harga itu sekarang telah diketahui secara umum. Tak ada seorang penguasa pun, sekalipun ia lebih bijaksana dari semua pembuat undang-undang dan penguasa, yang mempunyai kekuatan untuk mengoreksi kejahatan, betapa pun ia dapat mengurangi kegiatan para pejabat yang buruk dengan menempatkannya di bawah pengawasan pejabat-pejabat yang lain. Semua itu akan sia-sia, sampai kita masing-masing merasa, bahwa seperti pada waktu kebangkitan seluruh rakyat secara umum, ia telah mempersenjati dirinya terhadap (musuh-musuhnya?). Demikianlah sekarang ia harus bangkit melawan ketidakadilan. 

Sebagai seorang Rusia, sebagai orang yang terikat kepada Tuan-tuan oleh ikatan kelahiran dan darah, sekarang saya mengimbau kepada Tuan-tuan. Saya mengimbau kepada sebagian di antara Tuan-tuan yang mempunyai gagasan tentang apa yang dimaksud dengan kebangsawanan pikiran. Saya undang Tuan-tuan agar mengingat tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap orang, sesuai dengan jabatan apa pun yang dipegangnya. Saya undang Tuan-tuan supaya mengamati dengan lebih teliti tugas Tuan-tuan dan kewajiban- kewajiban Tuan di dunia ini, karena ini merupakan hal yang hanya samar-samar saja kita sadari, dan kita hampir tidak….”

(Di sini naskah terputus)

TAMAT

Gaya penulisan

Nikolai Vasilevich Gogol (1809-1852)

Satu hal yang lazim dalam novel-novel Rusia, selalu rinci menjelaskan setiap hal. Selintas tak relevan dengan pokok cerita, namun seringkali bisa mewakili situasi sosial lingkungan cerita. Misalnya:

Pengarang yakin sekali bahwa ada pembaca yang sangat ingin tahu, sehingga ingin mengetahui denah dan susunan dalam kotak itu. Nah, kenapa tidak memuaskan hati mereka itu? Dan, inilah susunan di dalamnya: di bagian tengah ada sekat kecil untuk sabun, di sampingnya ada enam atau tujuh sekatan sempit untuk pisau cukur; kemudian ada sekat-sekat persegi untuk sebuah kotak pasir dan sebuah botol tinta dengan piringan kecil yang diberi lekuk untuk pena, lilin materai, dan barang lainnya yang diletakkan pada sisi yang panjang, kemudian segala macam sekat kecil dengan dan tanpa tutup untuk barang-barang yang berukuran pendek, penuh dengan kartu nama, kartu penguburan, karcis teater, dan barang-barang lain yang disimpan untuk tanda mata. Keseluruhan bagian atas kotak itu dengan segala sekat di dalamnya dapat diangkat, dan di bawahnya terdapat satu sekat yang penuh dengan carik-carik kertas; kemudian ada sebuah laci rahasia yang kecil untuk uang, yang dapat ditarik tanpa diketahui dari sisi kotak itu. Laci itu selalu ditarik dan dikembalikan dengan begitu cepat oleh Chichikov, hingga tak memungkinkan kita mengatakan berapa banyak uang ada di dalamnya.

Gogol sering menulis berkepanjangan dan rinci terhadap tindak tokohnya untuk menggambarkan karakternya. Sepertinya, ini dilakukannya untuk menghindari penjelasan naratif, yang sebetulnya juga biasa dia lakukan. Berikut contohnya:

Sesuai kebiasaannya, pahlawan kita pun segera melibatkan perempuan itu dalam percakapan. Ia bertanya apakah ia sendiri pemilik rumah penginapan itu ataukah ada pemilik yang lain, berapa pemasukan dari rumah penginapan itu, apakah anak-anak lelakinya tinggal bersamanya, apakah anak terbesar sudah kawin atau masih bujangan, seperti apa istri yang dinikahi oleh anak laki-lakinya, apakah anak laki- lakinya mempunyai mas kawin yang besar atau tidak, apakah ayah pengantin perempuan itu puas, dan apakah istri dari anaknya marah waktu menerima hadiah kawin yang demikian sedikit. Singkatnya, ia tak melewatkan apa pun.

Dan berikut ini adalah contoh penjelasan naratif terhadap karakter tokoh yang Gogol tuliskan: 

Pembaca mungkin sudah kenal dengan pribadi Nozdryov dalam batas-batas tertentu. Tiap orang pernah menjumpai orang seperti dia. Mereka dikenal sebagai orang yang perlente, bahkan pada masa kanak-kanak dan sekolah, mereka dikenal sebagai kawan yang baik. Namun, karena itu pula sering sekali menerima pukulan yang menyakitkan. Pada wajah mereka selalu tampak sesuatu yang terbuka, bersifat terus terang, dan ceroboh. Mereka cepat memperoleh kenalan, dan sebelum kita sadar akan keberadaan kita, mereka sudah memperoleh hubungan yang akrab dengan kita. Kita menyangka bahwa persahabatan mereka itu akan berlangsung selama hidup, tetapi hampir selamanya terjadi bahwa teman baru mereka itu akan mulai berkelahi dengan mereka saat itu juga di satu perjamuan. Mereka selalu suka bicara, peminum, dan pejudi besar, dan sungguh berani mati untuk selalu dipandang oleh umum. Pada umur tiga puluh lima, Nozdryov tampak sama seperti ketika ia berumur delapan belas dan dua puluh.

Muram, kusam dan gelap, yang disampaikan dalam bahasa puitis adalah biasa dalam novel Rusia dimasanya. Tetap enak dibaca.

Di sana, di dalam kamar kecil yang sudah sangat dikenal oleh pembaca, dengan pintu yang terhalang oleh meja berlaci, dengan banyak kecoa yang mengintip dari sudut-sudutnya, pikiran dan otaknya berada dalam keadaan yang tak menyenangkan, sama dengan kursi besar yang didudukinya.

Komentar

Membaca karya sastra Russia itu seperti menonton teather, lucu menghibur namun getir. Hanya, seringkali menjadi hambatan untuk memulai membaca sastra Rusia adalah ketidaknyamanan terhadap terjemahan bahasa, dan sedikitnya pemenggalan paragraf, sehingga terasa lelah membacanya. Namun rincinya penggambaran budaya masyarakat saat itu dan konflik sosial di dalamnya, menjadi kekayaan yang membangunan inspirasi kepekaan sosial.

Akan sangat membantu mencerdaskan bangsa, bila ada penerbit buku berbahasa Indonesia dalam format ebook dengan aplikasi yang menyediakan fasilitas di dalamnya untuk dapat mewarnai text dan mengekspornya, menandai halaman, copy text hingga 75% dari isi buku dan memberikan catatan, seperti layaknya memegang format hard copy. Kindle dan Play Books mampu menyediakan fasilitas tersebut. Fasilitas tersebut sangat membantu untuk dapat lebih memahami isi buku.

Tautan

Nikolai Gogol

Read Full Post »

20191117_182129Baru saja selesai nonton The Last Czars, film serial drama-sejarah produksi Netflix, Juli 2019, tentang kisah tumbangnya Tsar Nicholas II, dinasti Romanov yang sudah berlangsung 300 tahunan ditangan Bolshevik pimpinan Lenin 1918.

Film sejarah Rusia yang sangat layak tonton setelah film Stalin (Robert Duvall, produksi HBO, 1992), yang saya nikmati beberapa kali di HBO. Detail cerita The Last Czars sangat mungkin penuh adegan asesoris penyedap rasa, bahkan cenderung ‘lebay’ atau berlebihan, namun dari ‘gambar besar’nya film berdurasi 6 episode ini bisa menjelaskan sejarah runtuhnya kekaisaran Romanov, yang tak banyak literatur bisa dibaca, khususnya yang berbahasa Indonesia. Setidaknya, bisa memancing tanya untuk mencari tau lebih banyak tentangnya. Gambar, kostum, acting enak dilihat, menghibur.
Selain Tsar Nicholas II dari dinasti Romanov, Rasputin, spiritual mistis asal Siberia, adalah aktor yang sangat penting andilnya dalam mempercepat keruntuhan dinasti Romanov. Tokoh spiritual yang beraliran Sex Bebas ini menjadi tempat bergantungnya keluarga istana untuk menjaga kesehatan putera raja, Alexei yang menderita haemophilia. Persekongkolan Rasputin dan Alexandra, istri Nicholas, dalam manajemen otokrasi atas nama Tsar, yang tidak berada di istana untuk memimpin perang melawan Jepang dalam Perang Dunia I, menyebabkan kekacauan pemerintahan yang sedang menghadapi kerusuhan massal karena kelaparan.
20191117_182339Berselancar di Netflix, setelah selesai menikmati The Last Czars, akhirnya tersesat di film Trotsky. Film serial drama sejarah 8 episode biografi Rusia tentang Leon Trotsky, tokoh yang pasti familiar bagi aktivis mahasiswa, seperti halnya para tokoh ‘kiri’ lainnya, disutradarai oleh Alexander Kott dan Konstantin Statsky, yang tayang pertama kali di Channel One, Rusia pada 6 November 2017 untuk peringatan 100 tahun Revolusi Rusia.
Di film Trotsky ini, berbahasa Rusia dengan subtitle bahasa Inggris, sangat menonjol upaya penggambaran Trotsky sebagai tokoh sentral yang cerdas, pemikir, ideologis, sekaligus penggerak massa atau leader demonstrasi bahkan perencana strategis maupun taktis dalam perang melawan Jerman di beberapa area. Namun juga terlihat sisi gelap kekejamannya dengan menghalalkan pembunuhan bagi yang menentangnya dengan alasan menyelamatkan Revolusi. Dengan alasan ideologis ‘tak ada milik pribadi’, Trotsky juga melakukan sex bebas dan bahkan merelakan sang istri berhubungan gelap dengan orang lain. Hal inipun masih dilakukannya ketika berada di Mexico, negara terakhir tempat Tritsky berdomisili hingga akhir hayatnya yang tragis.
imagePerselisihan Lenin-Trotsky-Stalin ditampilkan juga dalam film ini, walaupun seringkali ide-ide Trotsky banyak didukung oleh mereka berdua, termasuk ide menghukum mati bagi mereka yang dianggap membahayakan Revolusi. Persaingan terjadi antara Lenin-Trotsky terlihat tajam bahkan hingga penentuan waktu aksi massa tak sepakat antara keduanya. Dan Trotsky melakukan 2 hari lebih cepat dari ketentuan Lenin. Akhirnya Trotsky mendukung Lenin sebagai pemimpin Partai Komunis karena menyadari kelemahannya bahwa dirinya adalah keturunan Yahudi, yang sangat kecil untuk mendapat dukungan masyarakat. Digambarkan bahwa kemenangan Stalin atas Trotsky adalah posisi Stalin berada di Moscow yang tentunya berdekatan dengan Lenin yang saat itu sedang sakit, sedangkan Trotsky lebih sering berada di front depan medan perang atau di luar negeri hingga kedekatan dan popularitas Stalin lebih bisa dirasakan kaum bolshevik dan angkatan perangnya. Trotsky tidak popular dan dirasa kejam terhadap angkatan perang. Kelemahan fatal.
Tiga film yang sangat membantu menjelaskan sejarah Rusia. Tentu, pikiran kritis diperlukan untuk memahami kebenaran sepihak dari film-film tersebut.
Tautan:
  1. Tentang Kehancuran Monarki hingga Kegilaan Rasputin
  2. ‘Trotsky’ is an Icepick to the Heart of Soviet History

Read Full Post »

%d blogger menyukai ini: