Pembuka
Ketika menulis blog tentang konflik Timur Tengah dari buku Black Wave, yang bersamaan waktunya dengan menikmati film seri di Netflix “Homeland” yang bercerita tentang konflik Pakistan dan Afghanistan, tiba-tiba menyeruak berita tentang dikuasainya sebagian besar Afghanistan oleh Taliban dan kaburnya Presiden Ashraf Ghani dari Kabul pada 15 Agustus 2021. Membangkitkan keingintahuan lebih banyak tentang Afghanistan. Tak sampai satu bulan, muncul serial film dokumenter di Netflix “Turning Point“, tentang 9/11, dan liputan dokumenter National Geographic tentang hal yang sama. Afghanistan, atau Taliban khususnya, memang subyek menarik untuk dipelajari.
Buku berjudul Taliban karya Ahmed Rashid ini tentang Afghanistan dimasa Taliban, dalam kurun waktu antara setelah mundurnya Uni Soviet, 1989, hingga sebelum terjadinya peristiwa 9/11, 2001. Menjadi pilihan rujukan, karena dari penulusuran Google, menyebutkan bahwa penulisnya seorang jurnalis media internasional, yang sudah dikenal banyak bergumul dengan konflik Afghanistan. Buku ini menjadi Best Seller di New York Times selama 5 minggu dan telah diterjemahkan kedalam 22 bahasa. Dan sudah terjual lebih dari 1,5 juta buku, serta menjadi buku rujukan bagi siswa akademi-akademi militer di Amerika Serikat. Layak baca.
Buku ini dibuka dengan Bab Pendahuluan yang bercerita tentang praktek hukum syariah menurut penafsiran Taliban, di depan publik ketika telah menguasai Kandahar 1994, terhadap tersangka kriminal dan perselingkuhan. Tembak mati, potong tangan dan rajam hingga mati. Mengerikan.
September 1996, setelah Kabul runtuh, mantan Presiden Afghanistan Mohammad Najibullah beserta saudaranya, tewas dianiaya dan jenazahnya digantung oleh Taliban.
Peta politik regional Afghanistan saat itu adalah Russia, Iran, Turki dan Central Asia (Turkmenistan, Uzbekhistan, Tajikistan, Kyrgyzstan) di satu sisi pendukung anti-Taliban, atau biasa disebut NA (Northern Alliance), dan Pakistan, Arab Saudi di sisi lain sebagai pendukung Taliban.
Musim panas 1998, setelah Taliban sukses menaklukkan wilayah Afghanistan Utara, ketegangan regional semakin memanas dengan ancaman Iran untuk invasi ke Afghanistan karena Pakistan mendukung Taliban. Sementara Amerika Serikat yang terkesan maju-mundur dalam konflik Afghanistan, ternyata sibuk mengurus bisnis pemipaan gas di Turkmenistan (Turkmenistan – Afghanistan – Pakistan – India).
…
Sejarah Etnik Afghanistan
Mulai dari bangsa Yunani Macedonian 329 BC, dibawah Alexander Agung, menaklukkan Afghanistan dan Central Asia. Kemudian kekuatan Arab pada 654 AD menyapu bersih hingga Afghanistan dan sampai sungai Oxus di perbatasan Central Asia sekarang. Mereka membawa agama Islam, yang mengajarkan kesetaraan dan keadilan. Dengan cepat merambah seluruh wilayah.
Tahun 1219, Genghis Khan meluluh-lantakkan Afghanistan dengan menghancurkan kota-kota, seperti Balkh dan Herat. Bangsa Mongol meninggalkan warisan budaya modern, juga perkawinan campur dengan suku lokal. Dilanjutkan dengan keturunannya, Taimur, 1318, menaklukkan Herat, Afghanistan. Sebelumnya, Taimur memerintah dari ibukota kekaisaran baru Samarkand, yang membentang dari Russia hingga Persia.
Tahun 1405, Shah Rukh, putra Taimur, memindahkan ibukota kekaisaran Timurid ke Herat. Bangsa Timurid, adalah orang-orang Turki pembawa budaya nomaden Turki Asia Tengah dalam orbit peradaban Persia, membangun di Herat salah satu kota yang paling berbudaya di dunia. Perpaduan budaya Asia Tengah dan Persia ini merupakan warisan besar bagi masa depan kebudayaan Afghanistan. Satu abad kemudian kaisar Babur, keturunan Taimur, mengunjungi Herat dan menulis, ‘seluruh dunia yang layak huni, tidak memiliki kota seperti Herat’
Tahun 1500, Keturunan Taimur, Babur, meninggalkan lembah Ferghana, Uzbekistan, untuk menaklukkan Kabul pertama pada tahun 1504 dan kemudian Delhi. Dia mendirikan dinasti Mogul yang memerintah India sampai kedatangan Inggris.
Pada saat yang sama kekuatan Persia menurun di barat dan Herat ditaklukkan oleh Uzbek Shaybani Khan.
Abad 16 Afghanistan barat kembali dikembalikan ke pemerintahan Persia di bawah dinasti Safawi.
Berbagai perseteruan ini menghasilkan campuran etnis, budaya dan agama yang kompleks, yang membuat pembangunan bangsa Afghanistan menjadi semakin sulit.

Afganistan Barat didominasi oleh suku berbahasa Persia atau dikenal sebagai dialek Dari, Afganistan Persia. Dari, juga diucapkan oleh Hazara di Afghanistan tengah, suku yang dikonversi ke Syiah oleh bangsa Persia, sehingga menjadi kelompok Syiah terbesar di wilayah Sunni. Di barat, bangsa Tajik, penyimpan budaya kuno Persia juga berbicara bahasa Dari. Di Afghanistan utara, bangsa Uzbek, Turcomans, Kirgistan, dan lainnya berbicara bahasa Turki di Asia Tengah. Dan di selatan dan timur bangsa Pashtun berbicara dengan bahasa mereka sendiri, Pashto. Campuran bahasa-bahasa Indo-Persi.
Pashtun selatan berperan besar dalam membentuk negara modern Afghanistan, ketika dinasti Safawi Persia di barat, Mogul di India dan dinasti Janid Uzbek, semuanya berada dalam periode kemunduran pada abad ke-18.
Suku Pashtun terbagi menjadi dua bagian besar, Ghilzai dan Abdali, yang kemudian menyebut diri mereka Durrani, yang sering bersaing satu sama lain.
Pashtun melacak silsilah mereka ke Qais, sahabat Nabi Muhammad. Kaum Durrani mengklaim keturunan dari putra sulung Qais, Sarbanar, sedangkan kaum Ghilzai mengklaim keturunan dari putra keduanya.
Abad ke-6, sumber-sumber Cina dan India mengatakan bahwa bangsa Afghanistan/Pashtun tinggal di timur, Ghazni. Suku-suku ini memulai migrasi ke barat ke Kandahar, Kabul dan Herat sejak abad ke-15. Pada abad berikutnya, Ghilzai dan Durrani sudah saling bertarung memperebutkan sengketa tanah di sekitar Kandahar.
1709
Mir Wais, kepala suku Hotaki dari Ghilzai Pashtun di Kandahar memberontak melawan Safawi Shah, karena berupaya mengubah Pashtun Sunni menjadi Syiah – permusuhan historis yang muncul kembali dengan permusuhan Taliban terhadap Iran dan Syiah Afghanistan tiga abad kemudian.
1747
Ketika Ghilzai mulai lemah, rival mereka di Kandahar, Abdalis, membentuk konfederasi dan mengangkat Ahmad Shah Abdali sebagai raja. Mengubah nama Abdali menjadi Durani. Menyatukan semua suku-suku Pashtun dan penaklukan mulai dilakukan. Diantaranya adalah wilayah Pakistan sekarang ini.
1761
Ahmad Shah Durrani menaklukkan Hindu Mahrattas dan menangkapnraja Delhi dan Kashmir. Membentuk kekaisaran Afghan pertama kalinya. Dinasti Durani memerintah Afghanistan hingga 300 tahun. Ribuan bangsa Afghanistan masih mengunjungi meusoleumnya di Kandahar hingga kini, untuk menghormatinya sebagai Bapak Bangsa.
1772
Putra Ahmad Shah Durrani, Taimur Shah, memindahkan ibukota dari Kandahar ke Kabul.
1780
Kaum Durrani bersepakat dengan Amir Bukhar penguasa Central Asia bahwa Sunga Amu Darya adalah garis batas antara Central Asia dan wilayah baru Pashtun Afghanistan.
1973

Keturunan Durrani menguasai Afghanistan hingga 200 tahun, hingga 1973, ketika ketika Raja Zahir Shah digulingkan oleh sepupunya, Mohammed Daud Khan dan Afghanistan dinyatakan sebagai Republik.
Permusuhan Pashtun antara Ghilzai dengan Durrani semakin intensif setelah invasi Soviet ke Afghanistan dan munculnya Taliban.
Raja Durrani perlu menahan kekuasaan Inggris di timur, dan Russia tetap di utara, Central Asia. The Great Game menjadi program politik Inggris dan Russia dengan Afghanistan sebagai pengaman diantara keduanya melalui sumbangan finansial yang menyebabkan ketergantungan dari Afghanistan. Dengan tujuan, Russia di Central Asia tidak menyerang British India melalui Afghanistan, dan Inggris tidak menembus Central Asia.
1893
Inggris membuat batas Duran Line, yang memisahkan Pashtun India dengan Pashtun Afghanistan.
1880-1901
Amir Abdul Rehman atau Iron Amir, didukung Inggris untuk menyatukan dan memperkuat Afghanistan. Menaklukkan para pemberontak Pashtun dan dengan kejam menaklukkan otonomi Hazaras dan Uzbekh di utara. Pembersihan etnis dilakukan dengan membantai non-Pashtun dan menempatkan Pashtun Selatan di utara untuk menguasai perkebunan. Kebijakan kejam ini juga dilakukan oleh Taliban setelah 1997.
19 Agustus 1919
Afghanistan merdeka dari Inggris.
1933
Raja Zahir Shah, dinasti Durrani, mulai memerintah. Kemudian digulingkan oleh iparnya Mohammad Daoud Khan yang pro-Soviet. Zahir Shah diasingkan ke Roma.
17 Juli 1973
Afghanistan dinyatakan sebagai Republik dan Mohammad Daoud Khan memerintah sebagai Presiden pertama Afghanistan.
Daud dibantu angkatan darat dan partai kecil Parcham yang dipimpin oleh Babrak Karmal, untuk menghancurkan gerakan fundamentalis Islam yang baru lahir.
1975
Para pemimpin gerakan fundamentalis melarikan diri ke Peshawar dan didukung oleh Perdana Menteri Pakistan Zulfiqar Ali Bhutto untuk melawan Daud. Para pemimpin tsb adalah, Gulbuddin Hikmetyar, Burhanuddin Rabbani dan Ahmad Shah Masud, yang kemudian memimpin Mujahidin.
27 April 1978
Mohammad Daoud Khan terbunuh bersama keluarga dan pengawalnya, dalam kudeta berdarah yang dipimpin oleh Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, penganut Marxisme. Khan berrencana, memperjuangkan hak wanita dan modernisasi. Digantikan oleh Nur Mohammad Taraki, sebagai Presiden (27 April 1978).
Komunis terpecah menjadi dua faksi, Khalq dan Parcham.
14 September 1979
Presiden Nur Mohammad Taraki, dari faksi Khalq, terbunuh dalam kudeta oleh lawan politiknya di Partai Demokrasi Rakyat Afganistan. Digantikan oleh Hafizullah Amin sebagai Presiden.
27 Desember 1979
Hafizullah Amin terbunuh dalam kudeta oleh lawan politiknya, ketika Soviet invasi ke Afghanistan. Digantikan oleh Babrak Karmal sebagai Presiden, dari faksi Parcham.
30 September 1987 – 16 April 1992
Mohammad Najibullah sebagai Presiden, menggantikan Babrak Kamal. Selanjutnya terjadi perang sipil dan Taliban mulai berperan.
…
Sejarah Taliban

Uni Soviet menggelontorkan sekitar US$5 miliar per tahun ke Afghanistan untuk menaklukkan Mujahidin atau total US$45 miliar – dan tetap kalah. AS memberikan bantuan sekitar $4-5 miliar antara 1980 – 1992 kepada Mujahidin. Dana AS diimbangi oleh Arab Saudi dan bersama-sama dengan dukungan dari negara-negara Eropa dan Islam lainnya, Mujahiddin menerima total lebih dari US$10 miliar.
Tahun 1979 tentara Soviet memasuki Afghanistan melalui Turkmenistan, Herat di barat hingga Kandahar di selatan. Bantuan obat2an dan pengobatan dari AS dan Eropa melalui Pakistan, hanya sedikit mencapai Kandahar dan Durani Pashtun di selatan, dibanding yang ditujukan ke wilayah Pashtun Ghilzai di timur dan Kabul. Perlawanan di Kandahar terhadap tentara Soviet, pada awalnya dipimpin oleh para tetua suku Pashtun Durrani dan ulama, bukan kelompok islamis.
Di Peshawar ada 7 partai Mujahidin yang diakui oleh Pakistan dan mendapat bantuan dari CIA. Tak satupun dari Pashtun Durrani. Di Kandahar, ada 2 partai terkuat berdasar kesukuan, yaitu Harakat-e-Inquilab Islami (Movement of the Islamic Revolution) dipimpin oleh Maulvi Mohammed Nabi Mohammedi dan Hizb-e-Islami (Party of Islam) yang dipimpin oleh Maulvi Younis Khalis. Keduanya mempunyai banyak madrassa di perbatasan Pakistan. Kelompok perlawanan lain yang juga terkenal namun dimusuhi oleh Pakistan dan AS adalah National Islamic Front, yang dipimpin oleh Pir Sayed Ahmad Gailani. Kelompok ini masih berharao kembalinya Raja Zahir Shah, yang telah diasingkan ke Roma oleh Mohammad Daoud Khan, presiden pertama.
Mullah Omar (kelak menjadi pimpinan Taliban) bergabung di Hizb-e-Islami dan Mullah Hassan (kelak menjadi Gubernur di Kandahar) dengan Harakat-e-Inquilab Islami.
27 December 1979, tentara Soviet memasuki Kabul. Presiden President Hafizullah Amin terbunuh di istana. Menguasai Kabul dan mengangkat Babrak Kamal sebagai Presiden.
Perselisihan internal Pashtun mulai terjadi ketika kelompok Islamis mulai meminggirkan struktur kepemimpinan masyarakat lokal Pashtun, demi ideologi Revolusi Islam Afghanistan. Hal ini melemahkan para mujahid Pashtun di masa perang. Para ulama sangat menghormati sejarah awal islami dan sangat jarang menentang struktur kepemimpinan lokal, yang dikenal sebagai Jirga. Dan mereka juga menghormati kaum minoritas. Tahun 1994, kaum tradisionalis dan kaum Islamis saling berperang, hingga kepemimpinan tradisional di Kandahar tersingkir dan gelombang baru kaum Islamis yang ekstrem, berkuasa. Taliban. Mohammed Omar atau lebih dikenal sebagai Mullah Omar, didaulat sebagai Pemimpin.
Asal kata Taliban:
A talib is an Islamic student, one who seeks knowledge compared to the mullah who is one who gives knowledge. By choosing such a name the Taliban (plural of Talib) distanced themselves from the party politics of the Mujaheddin and signalled that they were a movement for cleansing society rather than a party trying to grab power.
Kandahar adalah kota di padang pasir yang temperaturnya di musim panas sangat menyengat, tetapi di sekitar kota itu subur, ladang hijau dan kebun rindang yang menghasilkan anggur, melon, murbei, buah ara, persik, dan delima yang terkenal di seluruh India dan Iran.
Ketika 1990an para pengungsi kembali dari pengungsian di Peshawar, tak ada lagi pepohonan dan saluran irigasi karena sudah diluluh-lantakkan pasukan Uni Soviet. Opium menjadi pilihan usaha perkebunan yang menarik, cepat dan sangat menguntungkan secara finansial bagi banyak pihak dimasa krisis, terutama Taliban.

Dengan mundurnya Soviet 1989, perlawanan tetap dilanjutkan terhadap rejim Najibullah hingga terguling dan tewas 1992. Dan Mujaheďin menguasai Kabul. Namun, kekuasaan tidak jatuh ke Pashtun yang berpusat di pengungsian Peshawar, Pakistan, melainkan ke angkatan perang yang lebih terorganisir, Tajik dibawah Burhanuddin Rabbani, dengan komandan tempurnya Ahmad Shah Masud dan tentara Uzbhek di utara dibawah kepemimpinan Jendral Rashid Dostum. Sangat menyakitkan bahwa Pashtun untuk pertama kalinya setelah selama 300 tahun, kehilangan kekuasaan di ibukota.
Afghanistan tercabik-cabik sebelum Taliban muncul di akhir 1994. Wilayah terbagi menurut penguasa-penguasa lokal. Dan saling bertempur untuk mengamankan wilayah dan finansial.
Kabul dan lingkungannya serta wilayah timur laut, dikuasai pemerintahan Tajik, dibawah Burhanuddin Rabbani, sedangkan 3 propinsi di wikayah barat yang berpusat di Herat dibawah kekuasaan Ismael Khan. Dan 3 propinsi Pashtun di wilayah perbatasan timur Pakistan dalam kekuasaan konsul independen (Shura) Mujaheddin yang berpusat di Jalalabad. Sementara wilayah kecil di selatan dan timur Kabul dikuasai oleh Gulbuddin Hikmetyar.
Di utara, panglima perang Uzbhek, General Rashid Dostum, menguasai 6 propinsi. Januari 1994, Dostum meninggalkan pemerintahan Rabbani dan bergabung dengan Hikmetyar untuk menyerang Kabul.
Di Afghanistan Tengah, kaum Hazaras menguasai Bamiyan. Sedangkan Afghanistan Selatan dan Kandahar, dikuasai para mantan panglima perang kecil eks-Mujahidin yang menjarah penduduk.
Pakistan memberi bantuan militer untuk Hikmetyar. Tapi tidak kepada Durrani (Pashtun di selatan), karena Pashtun di selatan berperang satu sama lain. Tentang kekejaman Pashtun di selatan, Rashid menulis:
The warlords seized homes and farms, threw out their occupants and handed them over to their supporters. The commanders abused the population at will, kidnapping young girls and boys for their sexual pleasure, robbing merchants in the bazaars and fighting and brawling in the streets.
Bahkan para pengungsi yang baru pulang dari Pakistan, kembali lagi meninggalkan Kandahar, menyeberang ke Quetta, Pakistan.
Taliban bermitra dengan Pakistan. Banyak anggota Taliban adalah siswa madrassa yang dipimpin Maulana Fazlur Rehman, dari partai fundamentalis Pakistan, Jamiat-e-Ulema Islam (JUI), yang sudah lama mendukung Pashtun di Baluchistan dan di wilayah North West Frontier Province (NWFP).
Sejak runtuhnya Uni Soviet, 1991, Pakistan mulai berharap dapat dibukanya jalan darat menuju Central Asia Republics (CARs), sebagai jalur perdagangan. Namun perang sipil membuat harapan tersebut terganggu dan menyebabkan Pakistan dalam dilema:
- mendukung Hikmetyar supaya dapat membawa kelompok Pashtun berkuasa di Kabul dan bersahabat dengan Pakistan, atau
- mendesak semua faksi Pashtun di Afghanistan supaya membuat kesepakatan pembagian kekuasaan, demi perdamaian dan kestabilan Afghanistan
Pilihan kebijakan Pakistan, dengan tujuan segera dapat dibukanya jalan ke Asia Tengah. Jalur tengah: Peshawar (Pakistan) – Kabul – Mazar-e-Sharif – Tirmez – Tashkent (Uzbekistan). Atau jalur barat: Quetta (Pakistan) – Kandahar – Herat – Ashkhabad (Turkmenistan).

November 1994, Taliban menguasai Kandahar, kota terbesar ke-2 setelah Kabul, dan wilayah Selatan di perbatasan Spin Baldak – Chaman (Pakistan). Dan setelahnya, sekitar 20.000 warga Afghanistan dan ratusan siswa madrasah Pakistan, yang dikelola oleh mullah Afghan atau partai-partai fundamentalis Pakistan, melintas perbatasan dari kamp-kamp pengungsi di Baluchistan dan NWFP Pakistan, untuk bergabung dengan Mullah Omar. Mayoritas sangat muda – antara 14 dan 24 tahun – untuk ikut berperang. Rashid menggambarkan para pemuda ini berada dalam kehidupan yang muram dan getir, yang sejak lahirnya sudah berada dalam kondisi perang :
They had no memories of the past, no plans for the future while the present was everything. They were literally the orphans of the war, the rootless and the restless, the jobless and the economically deprived with little self-knowledge. They admired war because it was the only occupation they could possibly adapt to.

Januari 1995, Hikmetyar bergabung dengan panglima perang Uzbhek jendral Rashid Dostum, di utara dan di Hazaras, Afghanistan tengah, sebagian Kabul.
5 September 1995, Ismail Kahn dan ratusan tentaranya melarikan diri dari Herat, melintas perbatasan barat memasuki Iran, karena serbuan Taliban. Pemerintah pusat di Kabul, President Rabbani, menyerang kedubes Pakistan karena marah, berhubung Pakistan telah membantu Taliban menaklukkan Herat.
Jatuhnya Herat adalah awal runtuhnya Kabul oleh Taliban. Walaupun pertahanan Masud telah mengakibatkan ratusan Taliban tewas.
Januari 1996, para opposan di utara, seperti Gulbuddin Hikmetyar di Sarobi, Jendral Rashid Dostum di Mazar-e-Sharif dan kelompok Hizb-e-Wahadat di Bamiyan, berkolaborasi dengan rejim Rabani untuk negosiasi perdamaian. Pashtun Taliban di selatan dan barat tetap melawan.
Pakistan khawatir dengan keberhasilan Rabbani dan berusaha merayu panglima perang tersebut diatas untuk bergabung dengan Taliban dan membentuk aliansi anti-Kabul. ISI memanggil Hikmetyar, Dostum, para pemimpin Pashtun dari Syura Jalalabad dan beberapa pemimpin Hizbut Tahrir ke Islamabad untuk mengajaknya bersekutu dengan Taliban. Pakistan mengusulkan aliansi politik dengan serangan bersama ke Kabul. Taliban menyerang dari selatan, Hikmetyar dari timur dan Dostum dari utara. Namun Taliban menolak untuk berhubungan dengan mereka yang dianggapnya sebagai kafir komunis.
Maret 1996, Rabbani mulai mendekati negara-negara di utara (Turkmenistan, Uzbekhistan, Tajikistan) untuk mengajaknya beraliansi memerangi Taliban. Russia, Iran dan India sudah lama mendukung Kabul karena kekhawatiran menyebarnya fundamentalisme Islam. Iran mendirikan 5 kamp pelatihan di dekat Meshad untuk 5.000 pejuang yang dipimpin oleh mantan Gubernur Herat, Ismail Kahn. Sementara India membantu pembaruan penerbangan nasional Afghanistan, Ariana, yang berpusat di New Delhi, India, untuk kepentingan angkutan pertahanan. India juga membantu kelengkapan peralatan penerbangan, radar dan finansial.
Pakistan dan Arab Saudi banyak membantu Taliban untuk keperluan persenjataan. Juga, penyediaan telepon dan jaringan nirkabel, pembaruan bandara Kandahar, perlengkapan pesawat tempur dan persenjataan. Sementara, bantuan bahan bakar, amunisi dan roket, serta makanan tetap berlanjut. Arab Saudi juga banyak membantu Taluban dalam hal bahan bakar, mobil pick-up dan finansial. Bantuan Arab Saudi banyak dikirim melalui bandara Dubai.
Setelah menguasai Kandahar dan Herat, Taliban memilih Mulah Omar sebagai ‘Amir-ul Momineen’ atau Pemimpin Umat, dan selanjutnya bentuk pemerintahan berubah menjadi Emirate of Afghanistan. Dan pada 4 April 1996, Mullah Omar muncul di atap gedung di Kandahar dengan mengenakan Jubah Nabi Muhammad, yang tetap tersimpan lebih dari 250 tahun dalam museoleum Kirka Sharif, dan hanya diperlihatkan saat pergantian kepemimpinan.
26 Juni, 1996, Hikmetyar memasuki Kabul untuk pertama kalinya setelah 15 tahun. Posisi Perdana Menteri yang ditawarkan Rabbani, diambilnya. Juga partainya menerima 9 posisi menteri dalam kabinet yang sedang berjalan. Jenderal Dostum juga menyetujui gencatan senjata dan bersedia membuka kembali Jalan Raya Salang yang menghubungkan Kabul dengan bagian utara Afghanistan itu setelah lebih dari setahun ditutup,
Taliban terus menyerang Kabul dengan roketnya. Selama 1996, Taliban telah meluncurkan 866 roket, yang membunuh 180 penduduk sipil.
26 September 1996, Taliban memasuki Kabul, yang sudah ditinggalkan Menteri Pertahanan Ahmad Shah Massoud dan aparatnya. Ex-Presiden 1986-1992 Najibbullah yang tinggal di kompleks PBB, ditangkap di tempat, dianiaya, dibunuh dan digantung di tiang lampu lalulintas. Brutal.. Dostum, Rabbani dan Masud, selanjutnya menjadi target pembunuhan oleh Taliban. Masud sangat terkenal sejak perang melawan Soviet dan perlawanannya terhadap Taliban, hingga mendapat jukukan ‘Lion of Panjshir’.
Taliban memilih 6 wakil Shura, mayoritas Pashtun Durrani, dan tak satupun dari Kabuli, untuk menyusun pemerintahan di Kabul. Dipimpin oleh Mullah Mohammed Rabbani.
…
Kesimpulan
Buku yang sangat detail dalam menjelaskan sejarah awal Afghanistan dan Taliban. Dan juga didasarkan pada situasi antara saat mundurnya Uni Soviet 1989 hingga sebelum masuknya angkatan perang AS 2001 ini, bisa disimpulkan bahwa Afghanistan memang telah banyak persoalan, diantaranya:
- Perbedaan suku, yang saling berebut dominasi wilayah (war lord)
- Pendidikan tertinggal
- Perselisihan Sunni – Shiah
- Penyebaran Wahabi melalui kekerasan
- Campur-tangan negara lain, seperti Pakistan, Arab, AS, Uni Soviet, Iran dalam konflik internal
- Kepentingan bisnis AS terkait pemipaan gas dari Central Asia ke Pakistan melalui Afghanistan
- Kesulitan ekonomi hingga merebaknya perdagangan ophium
Masih banyak hal yang bisa diperoleh dari buku ini. Peringatan yang bagus disampaikan Ahmed Rashid di akhir bukunya, adalah sbb.:
The Taliban will remain a danger to the world until local Muslim governments and the West commit to the effort needed to combat extremism as well as to deal with the outstanding problems of poverty, economic malaise, lack of education and joblessness amongst the populations of the region. A vast new social and economic development programme is needed not just in Afghanistan but also in Pakistan and Central Asia if there is to be a long-term answer to the threat posed by the Taliban and Al Qaeda that emanates from the region.
Tak jelas lagi update berita tentang Afghanistan di tahun 2022, setelah AS hengkang dari Afghanistan. Semoga tak ada lagi bom meledak dan penembakan seperti kasus Malala, dan rakyat Afghanistan menjadi lebih aman makmur.
…
Tautan
How Afghans’ Stern Rulers Took Hold
Rumblings that TAPI Will Commence in 2021
Herat is the cultural heart of Afghanistan. Can it survive the Taliban?
Tinggalkan Balasan