Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘ikhwanul Muslimin’

Black Wave – Mesir

Back to: BLACK WAVE

1954

Navab Safavi pendiri Fedayen Iran (Shia) bertemu Sayyed Qutb pendiri Ikhwanul Muslimin (Sunni) di Mesir. Keduanya mempunyai perhatian yang sama tentang perlunya keberadaan gerakan fundamentalis Islam.

Egypt’s Muslim Brotherhood and Iran

Presiden Nasser melarang Ikhwanul Muslimin

1966

Sayyed Qutb (9/10/1906-29/8/1966), pendiri IM Mesir, dieksekusi hukuman gantung oleh pemerintahan Mesir, setelah ditahan lebih dari satu dekade. Dianggap terlibat dalam perencanaan pembunuhan presiden Nasser. Selama di penjara, Sayyid Qutb membaca dan terilhami karya Abu A’la al-Mawdudi (25/9/1903-22/9/1979) , pendiri Jamaat-e Islami Pakistan,The Four Expressions“.

1970

Presiden Nasser wafat. Digantikan Anwar Sadat. Kubu berubah dari Uni Soviet ke Amerika Serikat.

Sadat, seorang pengajar Quran di sekolah desa tradisional. Fasih membaca Quran, direkamannya untuk diwariskan bagi keturunannya.

September 1971

Sadat mengamandemen konstitusi, dengan mengacu pada shariah sebagai sumber legislasi. Tanpa sepenuhnya disadari, Sadat telak membesarkan ‘anak harimau’, yang kelak justru akan banyak membuat kerusuhan.

Oktober 1973

Menyerang Israel untuk mengambil alih kembali Gurun Sinai. Gagal. Namun menjadi kebanggaan Mesir karena berani menyerang Israel.

7 November 1973

Sadat membuka hubungan baik dgn AS. Meninggalkan Uni Soviet, yg menurutnya telah menyebabkan kebangkrutan ekonomi Mesir dan tidak menyebabkan kemenangan melawan Israel.

Sadat menggunakan agama sebagai ‘kendaraan politik’ untuk menutupi kebijakan politiknya yg pro-AS dan kelemahannya dalam orasi publik.

9 November 1977

Sadat: “I will go the ends of the earth for peace, even to the Knesset itself.”

18 November 1977

Sadat terbang ke Teluk Aviv. Lebih dari 2.000 jurnalis meliput peristiwa ini.

Opini sinis penulis yg aneh: The Saudis were irritated but kept their distance—they neither denounced nor applauded, but secretly King Khaled had prayed that Sadat’s plane would crash on the way to Tel Aviv.

1979

Buku-buku Khomeini tentang Pemerintahan Islam Iran banyak dibaca dan diterjemahkan di Mesir.

Muhammad Abd al-Salam Faraj (27 tahun), insinyur kelistrikan di Universitas Cairo, mendapat inspirasi dari pemikiran Sayyid Qutb, pendiri IM Mesir dan Abu A’la al-Mawdudi, pendiri Jamaat-e Islami Pakistan. Dia menerbitkan sebuah buku hasil kompilasi para teolog radikal masa lalu, Neglected Duty. Kewajiban bagi setiap muslim adalah Jihad, yaitu Aksi mengalahkan para pemimpin yang tidak menjalankan kepemimpinan yang syar’i. Sadat termasuk dalam, kategori  pemimpin yang tidak syariah, sehingga perlu dikalahkan. Karam Zuhdi (27 tahun), insinyur pertanian, dan salah satu pendiri Gama’a, diajaknya untuk aksi jihad melawan Sadat.

26 Maret 1979

Anwar Sadat – Menachim Begin menandatangani perjanjian bilateral traktat perdamaian di White House. Kembali mendapatkan Sinai dan menyetujui hubungan diplomatik penuh dengan Israel.

DR. Nageh Ibrahim, yang kagum terhadap Revolusi Iran, menjadi, semakin radikal. Founding member of Gama’a Islamiyya, Kelompok Islam, yang didukung pemerintahan Sadat, meyebar-luaskan perlunya penerapan Hukum Islam. Termasuk pelarangan cinema. Kampus menjadi ladang kampanye Gama’a Islamiyya untuk melawan kelompok sekular sosialis dan komunis. Menurut Wikipedia, dianggap sebagai kelompok teroris oleh Canada, Israel, Russia, the United Arab Emirates, the United States, the United Kingdom and the European Union

Egyptian Gama’a al-Islamiyya’s Public Relations Campaign

Camelia Sadat Forgives Nageh Ibrahim, Leader of Islamic Group that Assassinated Her Father

Faraj mendirikan Islamic Jihad.

Akhir 1979

Gama’a telah memenangkan kendali serikat mahasiswa di sebagian besar universitas besar di seluruh negeri, dari Alexandria hingga Asyut.

Sadat thought he was using the Islamists, but in fact they were using him, and he was accumulating the mistakes, feeding their rage.

25 March 1980

Ada banyak persamaan antara Sadat dan Syah: kebarat-baratan, dengan ibu negara yg progresif, landasan strategi bagi Amerika di kawasan Arab, sahabat Israel, imperial, dan otoriter.  Semakin jauh Sadat membawa Mesir westernisasi, seperti yang telah dilakukan Syah dengan Iran, maka semakin menyebar fundamentalisme, seperti yang terjadi di Iran. Kedekatan ini semakin nyata ketika Shah disambut oleh Sadat di bandara Mesir, untuk pengobatan dan pengamanan. Protes membesar di pelosok negeri, dari Kairo hingga Asyut. Nageh sangat berperan dalam penggalangan demonstrasi tersebut di Universitas Asyut.

Tidak ada kebijakan khusus dari Pemerintah Iran tentang praktek keagamaan rakyatnya; karena sudah jauh terorganisir, dengan sejarah panjang aktivisme melawan penguasa.  Di Mesir, praktek keagamaan tunduk pada kebijakan pemerintah. Lembaga Islam tertinggi negara itu, Al-Azhar, tidak pernah sebagai oposisi, bahkan terhadap kolonialisme Inggris.

September 1981

Penangkapan oposisi mulai dilakukan Sadat. Tidak hanya islam, tetapi juga sekular kiri, sosialis dan aktivis perempuan. Penulis Nawal al-Saadawi dan Mohammad Heikal juga ditawan.

Sadat mendeklarasikan “no politics in religion and no religion in politics.”

DR. Nageh Ibrahim, Muhammad abd-al-Salam Faraj, Karam Zuhdi dan teman-temannya d Gama’a dan Jihad Islami sangat marah melihat kondisi Mesir yang menurutnya semakin terpuruk secara ekonomi dan politik.

26 September 1980

Rencana aksi pembunuhan Sadat pada saat parade militer 6 Oktober telah diputuskan bersama. Gama’a dan Jihad Islami ada dibelakangnya (Nageh, Fafaj, Zuhdi, dkk). Khaled Islambouli, konservatif nasionalis dan Zomor, fundamentalis  Kolonel Angkatan Darat Mesir, turut bergabung.

6 Oktober 1980 12.40 pm

Islambouli teriak: “I killed the Pharaoh” setelah menembak Sadat menggunakan AK-47. Sepuluh pengunjung lainnya di podium turut menjadi korban tewas. Dalam beberapa jam kemudian, radiomTehran menyiarkan berita, “death of the traitor mercenary” who had “joined his old friend Mohammad Reza Shah.”

Gama’a salah dalam memperhitungkan psikososial masyarakat Mesir. Gama’a masih merupakan kelompok marginal di negara berpenduduk lebih dari 45 juta orang.  Masyarakat memang tidak sepenuhnya mencintai Sadat—tetapi juga tidak ada keinginan yang besar untuk mendukung pemberontakan Islam. Mesir bukan Iran, yang mempunyai figur utama Khomeini setelah revolusi.

Wakil Presiden Hosni Mubarak menggantikan Sadat, menjadi Presiden.

10 October 1981

Pemakaman jenazah Anwar Sadat. Dihadiri banyak pemimpin negara sahabat. Presiden AS, Reagen absen karena baru saja selamat dari usaha pembunuhan.

1985

Farag Foda, Egypt’s most vocal secular intellectual, menulis artikel “Before the Fall” tentang meningkatnya semangat Islam di negara-negara Arab.

“Dialogue is the only way out of this crisis,” he wrote, “because sometimes the word can stop a bullet, because it is of course stronger, and definitely longer lasting.”

1992

Nasr Abu Zeid (July 10, 1943 – July 5, 2010) The progressive professor of Islamic studies and Arabic at Cairo University. Mengajukan proposal untuk promosi professornya di Departemen Arab, Universitas Cairo. DR. Abdel Sabour Shaheen sebagai salah satu professor penilainya, adalah ulama fundamentalis Islam. Shaheen tidak menyukai karya2 Nasr seperti  “Critique of Islamic Discourse” atau “Rationalism in Exegesis: A Study of the Problem of Metaphor in the Writing of the Mu’tazilah”.

Nasr berpendapat “the Quran had to be understood both metaphorically and in its historical context”, “the human dimension of the Quran needs to be reconsidered”. Thesis Nasr tentang Mu’tazilah, the rationalist Islamic movement drawing on Greek philosophy that had first stirred a big debate between reason and dogma barely two hundred years after the founding of Islam.

8 Januari 1992

Menurut Foda, ada tiga hal yang menjadi kecenderungan Islam di Mesir:

1. Politik tradisional Ikhwanul Muslimin. Lemah, namun paling pragmatis.

2. Revolusi Islam, yang diinspirasi dari Iran. Sangat menginspirasi anak-anak muda 1970an

3. Petrodollar, kaum Islam kaya. Sangat powerful dan berbahaya karena mampu mengubah sosio-kultural masyarakat sesuai keinginannya

Foda mempublikasikan pemikirannya yang sekular dalam forum debat terbuka di depan 15.000 penonton yang diselanggarakan dalam rangka Cairo International Book Fair ke-24. Lawan debatnya adalah Mohammad al-Ghazali seorang cendekiawan Islam lukusan Al-Azhar, ulama kharismatik pengajar di Universitas di Mekkah, Doha dan Algeria tahun 1980an.

3 Juni 1992

Sekelompok ulama dari Universitas al-Azhar mengeluarkan pernyataan bahwa Farag Foda, berdasarkan pikiran dan tulisannya, telah menghujat agama dan karenanya keluar dari Islam. Ini berarti, ia adalah musuh Islam dan halal darahnya. Di sini, labelisasi halal berarti boleh dibunuh.

8 Juni 1992

Farag Foda tewas dengan 7 peluru menembus tubuhnya, dan melukai puteranya. Di depan kantornya, Cairo.

Ribuan penduduk Mesir menghadiri pemakamannya.  Bahkan Presiden Mubarak mengirim perwakilan;  menteri, gubernur, mufti republik, intelektual, duta besar semua bergabung dalam prosesi melalui jalan-jalan Kairo.

Dengan dingin, Mohammad al-Ghazali menyatakan bahwa tidak ada hukuman bagi seorang Muslim yang melaksanakan tugas menjalankan hukuman mati ini. Ghazali adalah penerima penghargaan Raja Faisal tahun 1989, hadiah pertama yang diberikan kepada Maududi, pendiri Jamaat-e-Islami di Pakistan.

2 April 1993

Dr. Abdel Sabour Shaheen di dalam masjid menyatakan bahwa Nasr Abu Zeid telah murtad. Wafat 2010 di Mesir karena sakit.

In the 1970s, 30 percent of Egyptian women wore the headscarf; by the mid-1990s, it was 65%. The veil was the new chic; it was a status symbol. In the past, middle- class and rich Egyptians may have looked to Europe for the latest fashions. Now they looked to Saudi Arabia and adopted not just the veil but even the niqab, which was previously an unknown phenomenon in Egypt.

Foda’s assassination marked the violent beginning of the siege of Egyptian intellectuals. For the years to come, secular, liberal, progressive writers and thinkers would be hounded, banned, harassed, and assassinated. The long target list included journalists, intellectuals, and plastic surgeons.

Agustus 1993

Hassan Alfi, Menteri Dalam Negeri, selamat dari rencana pembunuhan oleh kelompok Jihad Islami. Ayman al-Zawahiri had approved a new weapon: suicide bombings.

October 1994

Naguib Mahfouz pemenang Nobel, penulis Egyptian as the Nile, ditusuk pisau di lehernya oleh 2 orang. Selamat, namun tangannya cedera.

Religion took over everything, rapidly. In 1985, barely 6 percent of books published in Egypt were religious. In 1994, it was 25%, and by 1995, 85% of books sold at the Cairo book fair were religious.

In the mid-1980s, there was a mosque for every 6,031 Egyptians; by the mid-2000s there would be one for every 745.

2010

Ahmed Naji journalis dwn novelis, menerima telpon dari Kedubes Arab Saudi di Cairo, dilarang masuk ke Arab Saudi.

25 January 2011

Demo besar di lapangan Tahrir, menuntut TURUNnya President Hosni Mubarak, yang sudah memerintah Mesir selama 30 tahun. Korupsi sudah merajalela, diiringi dengan tindak opresif pemerintah. Korban tewas 800 orang. Tanpa slogan Islami. Sekular demokrasi.

11 February 2011, 6.00 pm

Wakil Presiden Omar Suleiman mengumumkan pengunduran diri President Hosni Mubarak. Tanggal yang sama di tahun 1979, ketika PM Iran, Shahpour Bakhtiar mengundurkan diri, sbg tanda kemenangan Revolusi Iran.

May 2012

Al-Azhar meluncurkan kampanye untuk mengingatkan adanya bahaya konversi ke Syiah, dengan pamflet, konferensi, dan kuliah di klub pemuda.

30 June 2012

Mohammad Morsi, phD, engineering lulusan University of Southern California, anggota Ikhwanul Muslimin, diangkat sebagai Presiden Mesir ke-5.

5 Februari 2013

President Iran Ahmadinejad mengunjungi Mesir. Terjadi insiden pelemparan sepatu oleh pendemo kearahnya, ketika keluar dari masjid al-Hussein, Cairo.

8 Februari 2013

Presiden Morsi menerima surat dari 17 ulama Iran, yang isinya berupa anjuran supaya pemerintah Mesir melaksanakan pemerintahan Islam atau implementasikan wilayat al-faqih, seperti yang Iran lakukan.

Awal juni 2013

Benyak poster anti-Shia beredar di kota Abu Musallam, 20 mile selatan Cairo.

23 Juni 2013

Komunitas Shia berkumpul di suatu rumah untuk merayakan Maulud. Hadir diantaranya, Hassan Shehata, yang dulunya adalah imam Sunni. Shehata bersama 3 orang lainnya dikeroyok dan terbunuh di depan rumah tsb.

30 Juni 2013

Demo besar didukung militer dan Arab Saudi, menuntut turunnya Presiden Morsi yang dianggap IM dan pro Iran. 800 tewas selama demo.

3 Juli 2013

Morsi diturunkan. Digantikan Presiden Adly Mansour (interim). Anggota IM banyak dipenjara, dan ratusan ďiantaranya dikenakan hukuman mati, termasuk Morsi.

2014

Fouad Ahmed Negm (22 May 1929 – 3 December 2013)

Dia seorang jurnalis, penulis, yang mendukung Revolusi Iran 1979, dengan harapan terjadinya sosial demokrasi yang benar, seperti yang dijanjikan para politikus. Total mendekam dipenjara 18 tahun,  karena memusuhi pemerintah Mesir.

Ahmed Naji (born 15 September 1985), menerbitkan novelnya “Using Life“, yang ditulisnya sebelum revolusi 2013. Masuk bui karenanya. Pengagum Nasr Abu Zeid.

Mei 2014

Abdel Fattah Sissi (19 November 1954 age 66 tahun)atase militer di Arab Saudi, dilantik sebagai Presiden Mesir.

2017

9 orang pembunuh Hassan Shehata di tahun 2013, dijatuhi hukuman penjara 14 tahun.

17 June 2019

Morsi meninggal karena serangan jantung saat sidang pengadilan.

Back to: BLACK WAVE

Read Full Post »