Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘Sobchak’

Ini buku lama yang sudah dibaca, namun baru sekarang didokumentasikan dalam blog ini. Ingatan yang semakin buruk perlu dilatih dengan membaca ulang dan menulisnya :).

Momen perang Rusia-Ukraina menjadi kesempatan bagus untuk menyegarkan ingatan tentang Rusia. Setelah membaca buku A Russian Diary karya Anna Politkovskaya, menikmati film serial Netflix, The Last Czars tentang revolusi Russia, lalu film Stalin dan kemudian Trotsky, cukup membantu ingatan betapa getir kondisi sosial masyarakat Rusia saat itu. Film berdasar novel karya Boris Pasternak, Doctor Zhivago dan Anna Karenina karya Leo Tolstoy, juga sempat beberapa kali dinikmati, termasuk juga beberapa cerita pendek karya Anton Chekov, Nikola Gogol dan Fyodor Dostoevsky. Sebagai pencerah untuk memahami budaya di masanya. Sepertinya benar kata Sergei Magnitsky, korban pembunuhan aparat hukum Rusia, 2009, dalam buku Red Notice karya Bill Browder, “Russian stories never have happy endings”. Muram.

Kesewenang-wenangan kekuasaan, kegagalan penanganan penyanderaan di Sekolah Beslan dan Theater Moscow, yang memakan banyak korban jiwa, kegagalan penyelamatan Kapal Selam Nuklir Kursk, pengkhianatan, penyingkiran siapapun yang dicurigai sebagai rival, perampasan asset, hingga berbagai pembunuhan lawan politik, menjadi tumpukan daftar hitam yang dikenakan terhadap Putin dalam buku ini. Brutal. Benarkah? Baca bukunya… Baca buku Death of a Dissident tentang pembunuhan Alexander Litvinenko. Atau, baca juga dalam blog ini tentang pembunuhan Anna Politkovskaya, jurnalis perang.

Pembuka

Buku karya Masha Gessen yang diterbitkan pada 2012, berjudul “The Man Without a Face” ini menambah daftar cerita getir di masa perubahan Soviet – Rusia. Buku ini mencakup kisah di awal tahun 90an hingga 2011. Dimulai ketika Gessen masih berusia 24 tahun dan Rusia masih dalam kekacauan runtuhnya pemerintahan komunis Uni Soviet. Vladimir Putin menjadi tokoh utama buku ini, di dalam carut-marut panggung kekuasaan politik Rusia. 

Pembunuhan politis aktivis demokrasi dan anggota Duma, Galina Starovoitova, pada 20 November 1998, di luar gedung apartemennya, menjadi kasus pembuka dalam deretan daftar hitam Rusia, pasca runtuhnya Uni Soviet, yang diceritakan dalam buku ini. Galina adalah akademisi politik, yang mulai bersinar sebagai politisi sejak terjadinya konflik etnik Armenia di Azerbaijan. Punya kedekatan politis dengan Andrei Sakharov dan menjadi penasihat presiden Boris Yeltsin untuk urusan etnis.

Kemunculan Putin

Boris Yeltsin adalah Presiden pertama Rusia yang dipilih pertama kalinya pada tahun 1991. Memenangkan kembali pada pilpres 1996. Kekuasaan otoritarian, nepotisme dan inflasi tinggi di tahun 1998 serta hilangnya harapan perbaikan kesejahteraan, menyebabkan merosotnya kepercayaan publik terhadap Yeltsin. Bahkan hanya menyisakan 2% kepercayaan publik. 

Muncul partai Otechestvo—Vsya Rossiya (Fatherland—All Russia) pada 28 August 1999, yang disponsori oleh para presiden negara federal, gubernur dan walikota. Dipimpin oleh Yevgeny Primakov, Yury Luzhkov dan Vladimir Yakovlev. Sebagai Oposisi dari kekuasaan Yeltsin. Fatherland mendukung Vladimir Putin (Leningrad 1952) dalam pemilihan Presiden tahun 2000.

Boris Berezovsky, PhD. pengusaha kaya Rusia, yang bergerak dalam bidang perbankan, perminyakan, perdagangan mobil dan pemilik Channel One, televisi yang sangat populer di Rusia; turut berinvestasi untuk kesuksesan Yeltsin sebagai Presiden dalam pilpres 1996. Dia juga berperan sangat penting terkait munculnya Vladimir Putin sebagai kandidat Presiden. Berezovsky mengenal Putin pada tahun 1990, ketika berencana mengembangkan bisnisnya di Leningrad. Putin yang saat itu sebagai deputi dewan kota, membantunya. Kedekatan itu berlanjut di tahun 1996 ketika Putin mendapat jabatan administratif di Kremlin, Moscow. 

Putin, yang saat itu sebagai Kepala FSB—the Federal Security Service, berpangkat Kolonel, direkomendasikan oleh Berezovsky kepada kepala staf Presiden, Valentin Yumashev, untuk menggantikan Yeltsin sebagai Presiden. Sedangkan Yeltsin yang sedang khawatir akan tuntutan hukum karena kebangkrutan ekonomi, inflasi tinggi dan nepotisme, berharap Putin, yang loyal dan tidak berasal dari Partai Komunis, menjadi penggantinya. Dan mempercayainya bahwa tidak akan memperkusinya bila saatnya nanti mengundurkan diri sebagai Presiden Rusia. Pada 9 Agustus 1999, Yeltsin mengangkat Putin sebagai Perdana Menteri. Disetujui oleh Duma.

Mulai 31 Agustus 1999, banyak terjadi bom meledak di Rusia. Total tewas karenanya lebih dari 350 orang. Gerilyawan Chechnya menjadi tertuduh. Dengan anggapan sikap Yeltsin yang lunak terhadap Chechnya, pada 23 September 1999, banyak Gubernur Federal Rusia menyurati Presiden Yeltsin untuk segera menyerahkan kekuasaan kepada Putin. Putin memerintahkan tentara Rusia mempersiapkan diri untuk menyerang Chechnya. Sikap tangan besi dan pidatonya yang tegas, menjadikannya popular. 

“We will hunt them down. Wherever we find them, we will destroy them. Even if we find them in the toilet. We will rub them out in the outhouse.”

Yeltsin pada 31 Desember 1999 mengundurkan diri dengan alasan kesehatan. Selanjutnya Putin sebagai Perdana Menteri, secara hukum menjadi Pelaksana Tugas Presiden.

Masa Muda Putin

Runtuhnya Berlin Wall

Putin lahir di Leningrad, 7 Oktober 1952. Lingkungan sosial Putin di masa mudanya, penuh dengan kekerasan. Lingkungan preman. Lulus SMA dengan nilai bagus. Melanjutkan di Universitas Leningrad. Tahun 1984 belajar intelijen di KGB Moscow.  Menikah di usia 31 tahun dengan Ludmila. Tahun 1985, Putin (35 thn) bersama istri dan kedua putrinya, ditugaskan di Direktorat S, Illegal Intelligence-Gathering Unit, Dresden, Jerman Timur.

Agustus 1989, ribuan penduduk Jerman Timur menuju Eropa Timur (Prague, Budapest, Warsawa) menggunakan kereta-api, mencoba menyeberang ke Barat via kedubes Jerman Barat di kota-kota tsb. Saat Putin berulang tahun yang ke-37, pada 7 Oktober 1989, kerusuhan besar terjadi di Berlin Timur. Lebih dari 1.000 orang ditahan. 

Pada 9 November 1989, Berlin Wall runtuh. Moscow diam. Tahun 1990, Putin kembali ke Leningrad, Rusia. Merasa dikhianati pemerintahnya.

Runtuhnya Komunis

Mikhail Gorbachev, Boris Yeltsin dan Vladimir Putin

Mikhail Gorbachev memimpin Uni Soviet 1985. Mencanangkan Perestroika (restrukturisasi) dua tahun kemudian. Desember 1986, penerima Nobel Perdamaian Andrei Shakarov dibebaskan kembali ke Moscow, setelah dalam pengasingan selama hampir 7 tahun di Gorky. Januari 1987, Gorbachev kembali mencanangkan jargon baru Glasnost (keterbukaan). Satu bulan kemudian, Gorbachev membebaskan 140 tahanan politik.

Perlu dipahami bahwa Gorbachev tidak bermaksud membubarkan Uni Soviet atau mengakhiri Partai Komunis, melainkan memodernisasikan ekonomi dan memperbaiki kondisi sosial masyarakat, tanpa secara radikal mengubah dasar negara. Namun tanpa disadarinya justru berakibat runtuhnya Uni Soviet. 

Ibarat bendungan besar yang menampung penuh air, Gorbachev telah membuat celah kecil Glasnost dan Perestroika yang menyebabkan air deras bertekanan besar menembusnya. Jebol. 

“We could no longer breathe among the lies, the hypocrisy, and the stupidity. There was no fear. And as soon as the first rays of light seemed to break through—as soon as people whose hands had been tied were allowed to move at least a few fingers—people started to move…”

Unjukrasa pada 10 Desember 1987 adalah aksi damai pertama kalinya yang tidak dibubarkan oleh polisi Leningrad (St. Petersburg). Selanjutnya, aksi Kebebasan Berekspresi berlangsung regular setiap Sabtu dengan sebutan Hyde Park di Mikhailov Gardens, Leningrad. Dengan aturan, setiap pembicara diberi waktu selama 5 menit. Topik bebas, namun tidak propaganda perang atau kekerasan. Karena belum ada kebebasan media massa, journalis dipersilahkan hadir namun tidak diijinkan menyebar-luaskan beritanya.

Tahun 1988 menjadi penting karena terbentuknya People’s Front, tersebar di lebih dari 30 kota di Uni Soviet. Organisasi yang dibentuk secara demokratis untuk misi demokratisasi, yang cukup longgar keanggotaannya. Disini muncul geologist perempuan demokratis yang dianggap tidak seperti lazimnya politisi Uni Soviet dan menjadi tenar, Marina Salye, PhD. Bujangan berusia 50 tahunan yang selalu muncul di depan pada setiap unjuk rasa. Impresif. Memimpin Komite Election-89. Sebuah komite yang melakukan pemilihan umum untuk menentukan wakil-wakil daerah.

Pada akhir tahun 1988 ini juga menjadi momen penting terjadinya konflik etnik masyarakat Armenia di daerah Nagorno-Karabakh, Azerbaijan yang ingin memisahkan diri dan bergabung dengan Armenia. Kaukasus Uni Soviet. Dalam kasus ini, People’s Front mulai berperan. Banyak aktivis demokrasi ditangkap aparat pemerintah Leningrad, Uni Soviet. Dalam momen ini aktifis Galina Starovoitova, ditembak di luar apartemennya. Tewas.

Transformasi Soviet lambat bergerak namun terus terjadi tak terbendung. Unjuk rasa masih terjadi, walaupun penangkapan juga terus berlangsung. Acak. Sensor media mulai kendor. Novel Dr. Zhivago karya Boris Pasternak mulai boleh diterbitkan. Namun sastrawan penerima Nobel 1970, Alexander Solzhenitsyn yang karyanya banyak mengkritisi Partai Komunis, masih tetap ditahan.

Partai Komunis di Leningrad kalah dalam Pemilu Maret 1989. Antropolog Galina Sarovoitova berada dalam satu kubu dengan Andrei Sakharov (wafat 14 Desember 1989) di fraksi pro-demokrasi, yang bertujuan mengakhiri Partai Komunis. Pro-demokrasi memenangkan 120 kursi, dari 400 kursi yang dipilih (30%). Fraksi lain adalah yang dipimpin Boris Yeltsin dan profesor hukum Anatoly Sobchak. 

Kudeta militer

Pada 19 Agustus 1991, penguasa distrik militer Leningrad, Jendral Viktor Samsonov sebagai representatif the State Committee for the State of Emergency in the USSR (GKChP SSSR) regional, menyatakan secara resmi di televisi bahwa negara dalam keadaan Darurat. Namun pimpinan Dewan Kota membantahnya karena tidak ada dokumen resmi. 

Gorbachev dinyatakan sakit, yang sejatinya berada dalam tahanan rumah peristirahatan di Laut Hitam, Foros. Kudeta militer. Sementara Yeltsin tetap berada di rumahnya, pinggir Moscow. Walaupun surat penangkapan telah disiapkan oleh Komite Darurat, namun tak pernah diterimanya. Aparat terpecah. 

Kudeta militer 1991

Sobchak, walikota Leningrad yang dilantik Juni 1991, mentor Putin dan Medvedev, sangat berperan dalam kekisruhan politik. Bermain dua kaki. Bersama Putin dia bekerjasama dengan aparat militer untuk meredam aksi demokrasi massa. Berbeda dengan Leningrad dibawah Sobchak, Dewan Kota Moscow justru sangat mendukung sikap Walikota untuk mematikan listrik, telepon dan air di gedung GKChP SSSR. Mendukung massa demokrasi. Kudeta militer gagal.

Tanggal 22 Agustus 1991, resmi bendera Russia adalah putih, biru, merah. Menggantikan bendera Uni Soviet, merah bergambar palu-arit.

Banyak menyisakan pertanyaan dari gagalnya kudeta tersebut.

So what was it? Why did the coup, so many months in the making, fall apart so easily? Indeed, why did it never really take off? Why were the democratic politicians, with the exception of Gorbachev, allowed to move around the country freely and have telephone contact? Why were none of them arrested? Why, in the three days that they ostensibly held power in the Soviet Union, did the hard-liners fail to capture the main communication or transportation hubs? And why did they fold without a fight? Was the coup simply a mediocre attempt by a group of disorganized failures? Or was there something more complicated and more sinister going on? Was there, as Salye ultimately came to believe, a carefully engineered arrangement that allowed Yeltsin to remove Gorbachev and broker the peaceful demise of the Soviet Union but also placed him forever in debt to the KGB?

Putin di Leningrad (St. Petersburg)

Sebagai deputi Walikota Leningrad, Putin berada pada Komite Hubungan Luar Negeri, yang bertanggungjawab untuk pengadaan makanan dari luar negeri. Mengingat ekonomi warisan Uni Soviet sedang terpuruk, inflasi tinggi dan nilai mata uang Rubble sangat rendah terhadap $, Leningrad tidak punya cukup uang untuk menghidupi dirinya. Namun, Rusia mempunyai banyak sumberdaya alam untuk dapat diperdagangkan ke luar negeri. 

Laporan Salye (Salye banyak menjadi rujukan dalam penulisan buku ini) yang ditujukan kepada Dewan Kota dan Presiden Yeltsin, menyatakan bahwa departemen Putin banyak mendapat kontrak ekspor yang nilainya bisa mencapai $92 miliar. Salye juga menemukan bukti-bukti bahwa beberapa ekspor komoditi sumberdayaalam seperti aluminium, minyak dan kapas, bernilai ratusan juta dollar, dilakukan tanpa mendapatkan hasil barter berupa makanan seperti yang telah direncanakan. Laporan tidak ditindaklanjuti.

Vladimir Putin membawakan kopor Walikota St. Petersburg Anatoly Sobchak (depan), 1992.

Gessen juga menceritakan bahwa para pejabat di masa kekacauan tersebut begitu bebasnya berbagi asset negara dikalangan mereka. Sebagaimanan Putin sebagai Deputi Walikota dan Sobchak, sang Walikota Leningrad melakukannya. 

Sobchak kalah dalam pemilu Walikota 1996. Putin sebagai manager kampanyenya. Di masa kepemimpinan Sobchak, tiga perempat penduduk Leningrad berada dibawah garis kemiskinan. Namun Putin sebagai Deputi yang juga berdarah KGB, berusaha untuk tetap mengelola Leningrad secara sentralisasi pada  sistem finansial, perdagangan luar negeri/domestik dan arus informasi media, pada kota terbesar kedua di Rusia tersebut. Tetap dalam model Uni Soviet. 

Sementara Sobchak, sang Mentor, lengser dari kursi Walikota dan menghadapi ancaman tuntutan pidana korupsi, Putin pindah posisi untuk mengelola istana Presiden di Moscow. Bidang yang rendah publisitas, namun akses ke kekuasaan semakin tinggi. Sobchak selamat dari tuntutan hukum. Dengan alasan kesehatan, Sobchak diselamatkan Putin untuk dirawat di Paris, Perancis.

Musim panas 1999, Sobchak kembali ke Russia. Menjadi manajer kampanye Putin sebagai kandidat Presiden. Meninggal di hotel, Kaliningrad, pada 20 Februari 2000 saat kampanye, karena serangan jantung. 

Tahun 2007 Arkady Vaksberg, dokter yang merawat Sobchak saat di Perancis, menerbitkan buku tentang kasus-kasus kematian politikus yang disebabkan karena keracunan di Uni Soviet dan Rusia. melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kematiannya. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa kematian Sobchak akibat menghisap uap racun yang berasal dari bola lampu panas di sebelah tempat tidurnya. Beberapa bulan setelah terbitnya buku tersebut, mobil Vaksberg yang sedang berada dalam garasinya di Moscow, meledak. Selamat, karena dia tidak berada di dalamnya. 

Pemerintahan Presiden Putin

Pelantikan Putin, 7 Mei 2000

Pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia ke-2 dilakukan pada tanggal 7 Mei 2000, setelah memenangkan Pilpres Rusia yang pertama (Yeltsin, presiden Rusia ke-1 memenangkan Pilpres saat masih berada pada pemerintahan Uni Soviet) dengan jumlah suara pemilih 52% pada putaran pertama. Gossen yang saat pemilihan sedang berada di Grozny, menulis tentang adanya banyak suara untuk Putin yang tidak sah, dalam bab 7 buku ini yang berjudul THE DAY THE MEDIA DIED. Mikhail Kasyanov, birokrat karir di era Yeltsin yang kemudian menduduki posisi tertinggi sebagai Menteri Keuangan, dipilih Putin sebagai Perdana Menteri.

Tanpa butuh waktu lama, setelah pelantikannya sebagai Presiden, Putin segera mengeluarkan beberapa Dekrit Presiden baru untuk menegaskan otoritasnya, yaitu:

  • Memberi impunitas terhadap Presiden Yeltsin terhadap tuntutan hukum
  • Menegaskan doktrin militer Rusia bahwa berhak menggunakan senjata nuklir untuk melawan agresor
  • Pelatihan sebagai tentara cadangan untuk mereka yang sehat
  • Pendidikan militer bagi anak sekolah
  • Peningkatan anggaran Pertahanan sebesar 50%

Dua hari setelah pelantikannya, penggerebekan dilakukan aparat polisi terhadap kantor pusat media cetak dan elektronik Media-Most, milik Vladimir Gusinsky. Tempat Masha Gessen bekerja sebagai jurnalis. Banyak dokumen diambil aparat. Vladimir Gusinsky ditangkap pada 13 Juni 2000 dengan tuduhan masalah privatisasi perusahaan Russkoye Video, yang sebelumnya dimiliki oleh Dmitry Rozhdestvensky. Tuduhan yang mengada-ada. 

Pada tanggal 29 Februari 2000, Masha Gessen menelepon kantor kejaksaan untuk mencari informasi tentang kasus Russkoye Video. Dijawab dengan ancaman, 

“Leave it alone. Believe me, Masha, you don’t want to get any deeper into this. Or you’ll be sorry.” Rozhdestvensky’s case did not meet the formal criteria for being a “very important case,” but it was clearly very important to a very important person.

Sepertinya ada kasus antara Dmitry Rozhdestvensky dengan Putin. Silahkan dibaca bukunya, mulai hal. 156.

Vladimir Gusinsky dipenjara selama 3 hari, untuk kasus tersebut diatas. Bebas dan melarikan diri ke luar negeri. Pengungsi pertama di pemerintahan Putin. Lima minggu setelah pelantikannya sebagai Presiden.

Penggerebekan yang dilakukan oleh banyak aparat bersenjata untuk mengambil paksa banyak dokumen resmi dari suatu kantor bisnis, Tujuan akhir adalah pengambil-alihan private bisnis oleh pemerintah. Sering terjadi di tahun 1990an. Dengan tuduhan yang sumir.

Kegagalan Rusia dalam menyelamatkan sandera di sekolah Beslan. Tewas 333 orang.

Kasus tragis yang juga terjadi pada periode pertama pemerintahan Putin adalah penyanderaan anak sekolah di Beslan pada 1 Seprember 2004. Korban tewas sebanyak 333 orang, termasuk 186 anak-anak, seperti ditulis dalam Wikipedia, Beslan school siege .

Kebijakan baru yang dicanangkan Putin setelah terjadinya penyanderaan anak sekolah di Beslan tersebut, adalah Gubernur dan Walikota Moscow, tidak lagi dipilih langsung oleh rakyat, namun dipilih oleh Presiden. Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dipilih oleh Partai melalui Pemilu Partai. Persis seperti Indonesia dimasa yang lalu.

Channel One sebagai media televisi nomer satu di Rusia, milik Boris Berezovsky (mantan chief of staff Yeltsin) juga menjadi korban rampasan pemerintah. Pemberitaan tragedi kapal selam Kursk, yang cukup rinci diceritakan dalam buku ini, dianggap telah mempermalukan Putin, menjadi penyebabnya. Tiga bulan setelah pelantikan Presiden, dua pengusaha kaya Rusia telah disingkirkan dari bisnisnya. Tak sampai satu tahun pemerintahan Putin, tiga jaringan televisi swasta telah diambil pemerintah. Kesewenangan kekuasaan.

Kasus perampasan juga terjadi pada perusahaan minyak bercadangan sangat besar, Yukos. Milik Mikhail Khodorkovsky. Dengan alasan penyelewengan pajak, Platon Lebedev, CEO perusahaan induk Yukos, ditangkap pada tanggal 2 Juli 2003. Melarikan diri ke Israel. Khodorkovsky ditangkap di Moscow, 25 Oktober 2003 dan dikenai ancaman pidana 9 tahun penjara. Banyak pihak menganggap bahwa kesalahan Khodorkovsky bukan tentang pajak, melainkan karena dia mengungkap data korupsi pemerintahan Putin pada Februari 2003 dan menyumbang Partai Komunis. Rosneft, perusahaan minyak negara akhirnya menguasai Yukos melalui lelang dari pihak ketiga dengan harga sangat murah. Hal. 242-254.

Kasus bisnis yang menjadi sorotan media di Eropa dan Amerika Serikat pada periode kedua pemerintahan Putin, adalah kasus besar perampasan perusahaan manajemen aset di Moscow milik Bill Browder, Hermitage, yang berkantor pusat di London. Ini adalah tindak kriminal aparat pemerintah yang melibatkan instansi pajak, merampas uang setoran pajak Hermitage sebesar $230 juta, milik rakyat Rusia. Berujung pada tewasnya Sergei Magnitsky, konsultan pajak Hermitage di penjara. Setelah mengalami penyiksaan dan tanpa mendapat perawatan kesehatan. Sebagian cerita bisa dibaca dalam bab 10, berjudul INSATIABLE GREED. Sedangkan cerita lengkapnya bisa dibaca dalam buku Red Notice, karya Bill Browder, yang ringkasannya ada dalam blog ini juga, dengan judul yang sama, Red Notice.

Kasus yang cukup viral juga di media Barat saat periode kedua pemerintahan Putin adalah, tewasnya whistleblower, mantan letkol KGB (41 thn), Alexander Litvinenko di London pada tanggal 23 November 2006. Racun adalah penyebab kematian politis yang lazim terjadi dimasa itu. Kisah yang cukup rinci diceritakan dalam bab RULE OF TERROR.

The simple and evident truth is that Putin’s Russia is a country where political rivals and vocal critics are often killed, and at least sometimes the order comes directly from the president’s office.

Istana Putin bernilai miliaran dollar

Dalam buku ini juga diceritakan bagaimana Putin begitu rakusnya memperkaya diri menggunakan kekuasaannya. Korupsi. Skema bisnis diaturnya dengan melibatkan para pengusaha kaya seperti Roman Abramovich hingga berdirinya Istana Putin di Laut Hitam. Sergei Kolesnikov yang pada awal 1990an sebagai operator bisnis Putin, pada akhirnya membongkar kasus korupsi tersebut dan viral dengan judul Putin’s Palace. Tayang di youtube dengan judul A palace for putin. The story of the biggest bribe.

Kekecewaan para pro-demokrasi pada masa periode kedua Putin terus berlanjut hingga Medvedev menjadi Presiden dan Putin sebagai Perdana Menteri. Dan Masha Gessen pun berganti gaya perjuangan demokrasi di tahun 2012  dengan tulisan berikut ini,

Friends comforted me with assurances that telling the West about Russia was a better use of my time than placing my body in a Moscow street protest. Hal. 290.

Ternyata, kekuatan Putin bersama aparatnya memang tak tertandingi hingga saat ini, 2022.

Rekomendasi

Masha Gessen

Dalam bab 2 buku ini yang berjudul THE AUTOBIOGRAPHY OF A THUG, banyak ditemukan Logical Fallacy dari Gessen yang mengganggu, karena memberi kesan subjektivitas tinggi dalam menjelaskan suatu fakta. Misalnya: 

Hal. 41:

I could now believe the FSB had most likely been behind the deadly bombings that shook Russia and helped make Putin its leader.

Hal. 45:

The younger Vladimir Putin’s birth was another miracle, so unlikely that it has given life to the persistent rumor that the Putins adopted him.

Hal. 145

Putin had not made any political pronouncements—and this, he and his spin people seemed to think, was a virtue: he felt that dancing for his votes was beneath him.

Masih ada beberapa kalimat atau penjelasan dengan nada sejenis ditemukan dalam bab ini. Pengalaman buruk terhadap kehidupan sosial masa muda Putin melalui cerita ataupun fakta yang dituliskan dalam buku ini, sepertinya menyebabkan munculnya prasangka buruk penulis diatas. Mestinya fakta yang perlu disampaikan, bukan believe, rumor atau feel (Appeal to Emotion dan Appeal to Authority). Gessen juga bukan berlatar pendidikan psikologi yang punya pengetahuan tentang analisis karakter seseorang. Oleh karenanya, pembaca perlu berhati-hati bila menemukan hal yang sama di bagian lain.

Terlepas adanya banyak fakta sejarah kelam tentang sepak-terjang Putin yang ditunjukkan dalam buku ini, narasi kebencian yang menggiring persepsi pembaca ke ranah abu-abu, juga terasa dalam beberapa kalimat yang dipergunakan penulisnya.

Pada akhirnya, ‘kebencian’ Gessen terhadap Putin memang sangat mewarnai buku ini sehingga bisa disimpulkan bahwa buku ini bukan sepenuhnya Reportase, tapi lebih tepatnya adalah Opini atau bahkan propaganda buruk Gessen tentang Putin. Namun demikian, buku ini masih layak baca untuk mendapatkan fakta sejarah tentang Rusia pasca Uni Soviet dan gaya pemerintahan Putin, namun kehati-hatian pembaca masih sangat diperlukan untuk tidak terperangkap dalam opini penulisnya.

Tautan

Boris Yeltsin

1989 Soviet Union legislative election

Read Full Post »